Menu

3 Mei 2019: NFP Dan Non Manufacturing AS, CPI Eurozone

Martin

Data dan peristiwa berdampak hari ini adalah NFP, upah, pengangguran, dan ISM Non Manufacturing AS. Selain itu, ada pula CPI Eurozone, Services PMI Inggris, serta pidato Evans dan Clarida Fed.

Jumat, 3 Mei 2019:

Indeks Services PMI Inggris yang dirilis oleh Markit ini dibuat berdasarkan survei terhadap sejumlah purchasing manager di seluruh Inggris mengenai kondisi ekonomi dan bisnis saat ini, hingga didapatkan gambaran prospek perekonomian ke depan. Indeks PMI untuk sektor jasa ini didasarkan pada 5 indikator utama, yaitu: produksi, ketersediaan produk, aktivitas pengiriman, jumlah pesanan, dan jumlah tenaga kerja. Angka indeks di atas 50.0 menunjukkan aktivitas sektor jasa sedang tinggi, sementara di bawah 50.0 menunjukkan terjadinya kontraksi.


Bulan Maret lalu, indeks Services PMI anjlok ke 48.9, lebih rendah dari perkiraan 51.0, dan menjadi yang terendah sejak bulan Juli 2016 akibat ketidakpastian proses perjanjian Brexit. Untuk bulan April 2019, diperkirakan indeks akan berada pada angka 50.4. Hasil rilis yang lebih tinggi dari perkiraan akan cenderung menyebabkan GBP menguat.

 

CPI kawasan Euro dirilis 2 kali dalam sebulan, yaitu Flash (data awal) dan Final. Angka estimasi tingkat inflasi ini dirilis oleh Eurostat berdasarkan masukan data CPI awal dari 19 negara anggota kawasan Euro. Meski mungkin ada kekurangan tentang detail dari kategori barang sebagai acuannya, tapi Flash Estimate akan berdampak tinggi karena merupakan data CPI kawasan Euro yang paling awal dirilis.

Data yang berdampak tinggi adalah inflasi tahunan, yaitu persentase perubahan dibandingkan dengan bulan yang sama pada tahun sebelumnya (year over year atau y/y). Ada 2 rilis yang diperhatikan: CPI total dan CPI inti yang tidak memperhitungkan kategori barang makanan, minuman, dan energi. Untuk kawasan Euro, yang berdampak tinggi adalah CPI total y/y karena menunjukkan tingkat inflasi tahunan kawasan. Bank sentral Eropa (ECB) selalu mengacu pada CPI total y/y untuk menentukan target inflasi dan perubahan tingkat suku bunga.


CPI total y/y kawasan Euro bulan Maret lalu turun ke +1.4%, lebih rendah dari perkiraan dan dari bulan sebelumnya yang +1.5%. Sementara itu, CPI inti y/y +0.8%, juga lebih rendah dari perkiraan +0.9%, dan merupakan yang terendah sejak bulan April 2018. Dalam basis bulanan (m/m), CPI total bulan Maret 2019 naik 1.0%, tertinggi dalam setahun terakhir. Naiknya inflasi tahunan bulan Maret disebabkan oleh meningkatnya harga energi, makanan, dan sektor jasa.

Untuk bulan April 2019, diperkirakan CPI total y/y kawasan Euro akan naik 1.6% dan CPI inti y/y akan naik 1.0%. Hasil rilis yang lebih tinggi dari perkiraan akan cenderung menyebabkan EUR menguat.

 

Data Non-Farm Payrolls (NFP) yang dirilis oleh Biro Statistik Tenaga Kerja AS ini mengukur perubahan jumlah tenaga kerja di luar sektor pertanian selama periode sebulan. Data NFP merupakan indikator awal bagi pengeluaran konsumen dan aktivitas ekonomi secara keseluruhan, dan menjadi bahan pertimbangan penting bagi The Fed dalam menentukan tingkat suku bunga.


Bulan Maret lalu, NFP bertambah 196,000 jobs, lebih tinggi dari perkiraan yang akan bertambah 172,000 jobs dan bulan sebelumnya yang bertambah 33,000 jobs (revisi dari data sebelumnya yang bertambah 20,000 jobs). Rata-rata pertambahan jobs dalam 3 bulan terakhir adalah 180,333 jobs per bulan, lebih rendah dari bulan sebelumnya yang 190,666 jobs per bulan.

Pada bulan Maret 2019, pertambahan lapangan pekerjaan terbanyak adalah tenaga profesional dan technical services (+34,000 jobs), konstruksi (+16,000 jobs), perawatan medis (+49,000 jobs), dan food services (+27,000 jobs).

Untuk bulan April 2019, diperkirakan NFP akan bertambah 181,000 jobs . Sementara itu, perkiraan dari Automatic Data Processing Inc.(ADP) menunjukkan penambahan 275,000 jobs (rilis data ADP Non Farm Employment Change tanggal 1 Mei 2019). Hasil rilis yang lebih tinggi dari perkiraan akan cenderung menyebabkan USD menguat.

 

Data yang dirilis oleh Biro Statistik Tenaga Kerja AS setiap bulan ini mengukur perubahan upah rata-rata per jam (Average Hourly Earnings) di luar industri pertanian AS. Rilis data berupa persentase perubahan rata-rata upah dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Upah dikaitkan dengan besaran inflasi guna memperkirakan tingkat biaya hidup. Karena itu, The Fed selalu memperhatikan data upah rata-rata per jam sebagai pertimbangan untuk menentukan suku bunga acuan.


Bulan Maret lalu, upah rata-rata per jam di AS naik 0.1% atau 4 sen Dolar, lebih rendah dari perkiraan naik 0.3% dan bulan sebelumnya yang naik 0.4%. Dalam basis tahunan (y/y), upah naik 3.2%. Untuk bulan April 2019, diperkirakan upah rata-rata per jam akan naik 0.3%. Hasil rilis yang lebih tinggi dari perkiraan akan cenderung menyebabkan USD menguat.

 

Indikator ini mengukur persentase total tenaga kerja produktif yang sedang tidak bekerja dan aktif mencari pekerjaan. Meski dianggap sebagai indikator lagging, tetapi jumlah pengangguran akan berdampak pada pengeluaran konsumen, jumlah tenaga kerja, dan tingkat kepercayaan.

Bulan Maret lalu, tingkat pengangguran di AS berada pada angka +3.8%, sesuai dengan perkiraan dan sama dengan bulan sebelumnya (terendah dalam 4 bulan terakhir). Sementara itu, tingkat partisipasi bulan Maret 2019 berada pada angka 63.0%, lebih rendah dari bulan sebelumnya yang 63.2%.

Untuk bulan April 2019, diperkirakan tingkat pengangguran akan tetap +3.8%. Hasil rilis yang lebih rendah dari perkiraan akan cenderung menyebabkan USD menguat.

 

Indikator ini dirilis oleh Institute for Supply Management (ISM) yang khusus dibuat untuk AS. Di AS, indikator ini lebih berdampak dari indeks Services PMI yang dirilis Markit. Dibuat berdasarkan survei terhadap 400 purchasing manager mengenai kondisi bisnis dluar sektor manufaktur, ISM Non Manufacturing PMI bertujuan memperoleh gambaran prospek perekonomian AS ke depan. Angka rilis di atas 50.0 menunjukkan ekspansi di sektor jasa, sedangkan di bawah angka 50.0 menunjukkan terjadinya kontraksi.


Bulan Maret lalu, indeks ISM Non Manufacturing PMI merosot ke angka 56.1, lebih rendah dari perkiraan 58.1, dan menjadi yang terendah sejak bulan Agustus 2017. Pada bulan Maret 2019, indeks business new orders, produksi, dan ekspor mengalami kontraksi.

Untuk bulan April 2019, diperkirakan indeks ISM Non Manufacturing akan naik ke 57.2. Hasil rilis yang lebih tinggi dari perkiraan akan cenderung menyebabkan USD menguat.

 

Presiden Federal Reserve Bank of Chicago yang juga anggota FOMC, Charles Evans, dijadwalkan berbicara dalam simposium yang diadakan oleh National Association for Business Economics International di Stockholm. Isi pidato Evans bisa dibaca di sini.

 

Richard Clarida dijadwalkan berbicara di Stanford University, California. Isi pidato Clarida bisa dibaca di sini.

 

Keterangan : Update kabar terakhir terkait indikator fundamental bisa diperoleh di Berita Forex Seputarforex.






KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE