Menu

30 September 2019: Manufaktur China, GDP Inggris, CPI Jerman

Martin

Data berdampak hari ini adalah Manufacturing PMI China, GDP dan Current Account Inggris, CPI Jerman, indeks kepercayaan bisnis New Zealand, indeks Chicago PMI AS, serta RMPI Kanada.

Senin, 30 September 2019:

Indikator ini dirilis setiap bulan kecuali pada bulan Januari, dan disebut juga dengan NBNZ Business Confidence. Data dibuat berdasarkan survei terhadap sejumlah pelaku industri dan pebisnis mengenai kondisi bisnis di Selandia Baru untuk 12 bulan mendatang. Angka indeks yang positif (lebih besar dari nol) mencerminkan optimisme para pelaku bisnis, sedangkan indeks negatif mencerminkan pesimisme.

Bulan Agustus lalu, indeks kepercayaan bisnis berada pada angka -52.3, lebih rendah dari perkiraan -49.5, dan menjadi yang terendah sejak bulan April 2008. Hal ini diakibatkan oleh turunnya indeks tenaga kerja, aktivitas ekonomi, dan ekspor. Untuk bulan September 2019, diperkirakan indeks akan kembali turun ke -58.5. Hasil rilis yang lebih tinggi dari perkiraan akan cenderung mendukung penguatan NZD.

 

Indeks Manufacturing PMI versi Markit atau yang disebut dengan indeks Caixin ini adalah estimasi indeks PMI yang dibuat berdasarkan hasil survei terhadap 430 purchasing manager di seluruh China. Fokusnya adalah mengenai kondisi ekonomi dan bisnis saat ini, dan bertujuan untuk mendapatkan gambaran prospek perekonomian ke depan.

Parameter yang disurvei adalah produksi, new orders, harga, pengiriman, persediaan, dan tenaga kerja. Indeks ini sering dianggap sebagai leading indicator. Angka rilis di atas 50.0 menunjukkan aktivitas sektor manufaktur sedang tinggi, sementara rilis di bawah angka 50.0 menunjukkan terjadinya kontraksi.

Bulan Agustus lalu, indeks Caixin Manufacturing PMI China berada pada angka 50.4, lebih tinggi dari perkiraan 49.8, dan merupakan yang tertinggi sejak bulan Maret lalu. Hal ini diakibatkan oleh naiknya indeks produksi, new orders, dan tenaga kerja. Untuk bulan September 2019, diperkirakan indeks akan berada pada angka 50.2. Hasil rilis yang lebih tinggi dari perkiraan akan mendukung penguatan AUD dan NZD.

 

Di Inggris, data GDP dirilis tiga kali, masing-masing adalah Preliminary, Second Estimate, dan Final. Data Preliminary adalah yang paling awal dirilis sehingga cenderung berdampak lebih tinggi. Namun jika pada rilis Second Estimate dan Final terdapat perbedaan signifikan, maka kedua data ini akan berdampak tinggi juga.

Data Preliminary kuartal kedua tahun 2019 yang dirilis 9 Agustus lalu menunjukkan bahwa GDP Inggris mengalami kontraksi 0.2% (atau -0.2%), lebih rendah dari perkiraan stagnan atau 0.0%, dan merupakan kontraksi pertama sejak kuartal terakhir tahun 2012. Merosotnya GDP kuartal kedua tersebut disebabkan oleh turunnya output industri (-1.4%), sektor konstruksi (-1.3%), investasi bisnis (-0.5%), dan pengeluaran pemerintah (+2.7%).

Untuk data Final GDP kuartal kedua tahun 2019, diperkirakan akan tetap -0.2%. Jika hasil rilis direvisi naik, maka GBP akan cenderung menguat. Namun jika direvisi turun, GBP akan cenderung melemah.

 

Current Account Inggris yang dirilis per kuartal ini memuat hasil neraca perdagangan, penerimaan (pembayaran bunga, dividen, dsb), serta pengeluaran (untuk bantuan, pajak, dsb). Jika hasil perdagangan dan penerimaan melebihi pengeluaran, maka Current Account akan surplus. Sebaliknya jika terjadi capital outflow lebih besar, maka Current Account akan defisit. Defisit Current Account yang terus menerus akan cenderung memperlemah mata uang Pound.

Kuartal pertama lalu, Current Account Inggris kembali defisit sebesar £30.0 miliar, lebih baik dari perkiraan defisit £32.0 miliar, tetapi merupakan defisit tertinggi sejak kuartal ketiga tahun 2016. Untuk kuartal kedua tahun 2019, diperkirakan defisit Current Account akan menyusut ke £19.2 miliar. Angka defisit yang lebih rendah dari perkiraan atau bahkan surplus akan cenderung menyebabkan GBP menguat.

 

Di Jerman, yang berdampak adalah CPI total, sedangkan CPI inti kurang berdampak. Selain dari klasifikasi tersebut, data CPI juga dibagi berdasarkan jenis rilisnya, yakni Preliminary dan FInal. Kecuali pada data Final terjadi perubahan signifikan, maka Preliminary CPI akan selalu lebih berdampak dari data CPI Final, karena Prelim adalah data awal tingkat inflasi.

Preliminary CPI total untuk month over month (m/m) dan year over year (y/y) dirilis secara bersamaan. Data m/m adalah persentase perubahan yang dibandingkan bulan lalu, sementara y/y atau inflasi tahunan merupakan data yang membandingkan hasil bulan ini dengan bulan yang sama pada tahun sebelumnya. Baik data m/m maupun y/y berdampak tinggi, karena bank sentral Eropa (ECB) akan sangat memperhatikan tingkat inflasi negara lokomotif kawasan Euro ini.

Final CPI total y/y Jerman bulan Agustus lalu berada di +1.4%, sesuai dengan perkiraan, tetapi menjadi yang terendah dalam 3 bulan terakhir. Sementara untuk basis bulanan (m/m), CPI turun 0.2% (atau -0.2%), lebih rendah dari perkiraan turun 0.1%, dan merupakan yang terendah sejak bulan Januari lalu. Perubahan inflasi tahunan bulan Agustus 2019 disebabkan oleh meningkatnya harga makanan, energi, dan jasa.

Untuk data awal (Preliminary) bulan September 2019, inflasi tahunan (CPI total y/y) diperkirakan turun ke +1.3%, sedangkan inflasi bulanan (m/m) diperkirakan naik 0.1%. Hasil rilis yang lebih tinggi dari perkiraan akan cenderung menyebabkan EUR menguat.

 

RMPI disebut juga PPI (Producer Price Index), dan menjadi salah satu komponen untuk mengukur tingkat inflasi yang didasarkan atas perubahan harga beli material oleh produsen (sektor industri dan manufaktur). Persentase perubahan harga barang dan jasa di tingkat produsen akan mempengaruhi inflasi di tingkat konsumen, karena kenaikan atau penurunan harga dari produsen pada akhirnya akan dibebankan ke konsumen.

Bulan Juli lalu, RMPI Kanada naik 1.2%, lebih rendah dari perkiraan naik 1.6%, tetapi menjadi yang tertinggi dalam 3 bulan terakhir. Kenaikan tersebut disebabkan oleh melonjaknya harga minyak. Untuk bulan Agustus 2019, diperkirakan RMPI Kanada akan kembali naik 1.3%. Hasil rilis yang lebih tinggi dari perkiraan akan cenderung mendukung penguatan CAD.

 

Indikator yang juga disebut Chicago Business Barometer ini dibuat berdasarkan survei terhadap 200 purchasing manager di kawasan industri sekitar Chicago, yang meliputi negara bagian Illinois, Indiana, dan Michigan. Responden dimintai tanggapan terhadap kondisi ekonomi dan bisnis AS saat ini, terutama yang menyangkut tenaga kerja, produksi, harga, dan penjualan produk.

Indeks Chicago PMI sering dianggap sebagai indikator awal bagi ISM Manufacturing PMI. Angka indeks di atas 50.0 menunjukkan ekspansi, sementara di bawah 50.0 menunjukkan kontraksi.

Bulan Agustus lalu, indeks Chicago PMI berada pada angka 50.4, lebih tinggi dari perkiraan 48.1, dan merupakan yang tertinggi dalam 3 bulan terakhir. Pada bulan Agustus 2019, indeks new orders dan produksi mengalami kenaikan. Untuk bulan September 2019, diperkirakan indeks akan turun ke 50.0. Hasil rilis yang lebih tinggi dari perkiraan akan cenderung mendukung penguatan USD.

 

Keterangan : Update kabar terakhir terkait indikator fundamental bisa diperoleh di Berita Forex Seputarforex.






KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE