Menu

31 Januari 2020: Manufaktur China, CPI Eurozone, GDP Kanada, PCE AS

Martin

Data berdampak hari ini adalah Manufacturing PMI China, CPI Eurozone, GDP Kanada, PCE Price Index, Chicago PMI, dan Personal Spending di AS.

Jumat, 31 Januari 2020:

Indeks Manufacturing dan Non-Manufacturing PMI versi China Federation of Logistics and Purchasing (CFLP) ini dirilis setiap bulan dan dampaknya hampir sama dengan yang dirilis Markit (indeks Caixin Manufacturing PMI). Angka rilis di atas 50.0 menunjukkan ekspansi sektor manufaktur atau sektor jasa, sedangkan rilis di bawah angka 50.0 menunjukkan terjadinya kontraksi.

Bulan Desember 2019 lalu, indeks Manufacturing PMI berada pada 50.2, sedikit lebih tinggi dari perkiraan 50.1, dan sama dengan bulan sebelumnya (tertinggi sejak Maret 2019). Pada bulan Desember 2019, output mengalami kenaikan, sementara tenaga kerja mengalami kontraksi. Indeks Non Manufacturing PMI bulan Desember berada pada angka 53.9, lebih rendah dari bulan sebelumnya yang 54.4.

Untuk bulan Januari 2020, diperkirakan indeks Manufacturing PMI China akan berada pada 50.1, dan Non Manufacturing turun menjadi 53.1. Hasil rilis yang lebih tinggi dari perkiraan akan berdampak positif pada mata uang AUD, CAD, dan NZD.

 

CPI kawasan Euro dirilis 2 kali dalam sebulan, yaitu sebagai Flash (data awal) dan Final. Angka estimasi tingkat inflasi ini dirilis oleh Eurostat berdasarkan masukan data CPI awal dari 19 negara anggota kawasan Euro. Meski mungkin ada kekurangan tentang detail dari kategori barang sebagai acuannya, Flash Estimate tetap dinilai berdampak tinggi karena merupakan data CPI kawasan Euro yang paling awal dirilis.

Data yang berdampak tinggi adalah inflasi tahunan, yaitu persentase perubahan dibandingkan dengan bulan yang sama pada tahun sebelumnya (year over year atau y/y). Ada 2 jenis rilis yang diperhatikan, yakni CPI inti (Core CPI) yang tidak memperhitungkan kategori barang makanan, minuman, dan energi, dan CPI total. Untuk kawasan Euro, yang berdampak tinggi adalah CPI total y/y sebagai indikator tingkat inflasi tahunan kawasan. Bank sentral Eropa (ECB) selalu mengacu pada CPI total y/y untuk menentukan target inflasi dan perubahan tingkat suku bunga.

CPI total y/y kawasan Euro bulan Desember 2019 lalu +1.3%, sesuai dengan perkiraan dan menjadi yang tertinggi dalam 6 bulan terakhir. CPI inti y/y juga +1.3%, sesuai dengan perkiraan dan sama dengan bulan sebelumnya (tertinggi sejak April 2019). Dalam basis bulanan (m/m), CPI total naik 0.3%, tertinggi dalam 8 bulan. Naiknya inflasi tahunan bulan Desember 2019 tersebut disebabkan oleh meningkatnya harga energi, makanan, produk industri, dan jasa.

Untuk bulan Januari 2020, diperkirakan CPI total y/y akan naik 1.4%, CPI inti y/y akan naik 1.2%, sementara CPI m/m akan turun 1.1% (atau -1.1%). Hasil rilis yang lebih tinggi dari perkiraan akan cenderung menyebabkan EUR menguat.

 

Data ini mengukur persentase perubahan harga barang (selain makanan dan energi) serta jasa di tingkat konsumen. Agak berbeda dengan CPI, PCE Price Index hanya mengukur persentase perubahan harga di tingkat konsumen individual. Indikator ini penting untuk diperhatikan karena akan mempengaruhi tingkat inflasi.

Bulan November 2019 lalu, PCE Price Index m/m naik 0.1% menjadi 112.40 index points (tertinggi sejak tahun 1959), sesuai dengan perkiraan dan sama dengan bulan sebelumnya. Dalam basis tahunan (y/y), data ini naik 1.6%, lebih rendah dari bulan sebelumnya yang naik 1.7%.

Untuk bulan Desember 2019, diperkirakan Core PCE Price Index m/m akan kembali naik 0.1%. Hasil rilis yang lebih tinggi dari perkiraan akan cenderung menyebabkan USD menguat.

 

Disebut juga dengan Consumer Spending, indikator ini mengukur persentase perubahan pengeluaran konsumen di AS selama periode sebulan. Indikator ini penting sebagai pelengkap prediksi data inflasi, meski dampaknya tidak begitu tinggi karena data Retail Sales yang juga mencerminkan pengeluaran konsumen telah dirilis sebelumnya. Selain untuk memprediksi tingkat inflasi, Personal Spending juga mencerminkan daya beli yang merupakan indikator ekonomi penting.

Bulan November 2019 lalu, pengeluaran konsumen di AS naik 0.4%, sesuai dengan perkiraan dan menjadi yang tertinggi dalam 4 bulan terakhir. Sementara itu, Personal Income bulan November 2019 naik 0.5%, lebih tinggi dari perkiraan naik 0.3%, dan menjadi yang tertinggi dalam 3 bulan terakhir.

Untuk bulan Desember 2019, baik Personal Spending maupun Personal Income diperkirakan naik 0.3%. Hasil rilis yang lebih tinggi dari perkiraan akan cenderung mendukung penguatan USD.

 

GDP menunjukkan nilai total barang dan jasa yang dihasilkan suatu negara dalam periode waktu tertentu dan dianggap sebagai ukuran pertumbuhan ekonomi suatu negara. Tidak seperti negara-negara mata uang utama lainnya yang hanya merilis data GDP tiap kuartal, Kanada juga merilis GDP tiap bulan dan relatif agak terlambat. Meski demikian, dampak terhadap pergerakan mata uangnya cukup tinggi, terutama data GDP month over month (m/m) yang dibandingkan dengan data bulan sebelumnya.

Kuartal ketiga lalu, GDP Kanada tumbuh 0.3%, lebih tinggi dari perkiraan tumbuh 0.2%, tetapi lebih rendah dari kuartal sebelumnya yang tumbuh 0.9%. Pertumbuhan kuartal ketiga 2019 disumbang oleh investasi di sektor perumahan dan pengeluaran konsumen. Sementara itu, ekspor mengalami kontraksi.

Dalam basis bulanan, GDP bulan Oktober 2019 turun 0.1% (atau -0.1%), lebih rendah dari perkiraan tumbuh 0.1%, dan merupakan yang terendah sejak bulan Februari 2019.

GDP kuartal keempat tahun 2019 akan dirilis pada 28 Februari 2020 mendatang, sementara GDP untuk bulan November 2019 yang akan dirilis hari ini diperkirakan stagnan atau 0.0%. Hasil rilis yang lebih tinggi dari perkiraan akan cenderung menyebabkan CAD menguat.

 

Indikator yang juga disebut Chicago Business Barometer ini dibuat berdasarkan survei terhadap 200 purchasing manager di kawasan industri sekitar Chicago, yang meliputi negara bagian Illinois, Indiana, dan Michigan. Responden dimintai tanggapan terhadap kondisi ekonomi dan bisnis AS saat ini, terutama yang menyangkut tenaga kerja, produksi, harga, dan penjualan produk.

Indeks ini sering dianggap sebagai indikator awal bagi ISM Manufacturing PMI. Angka indeks di atas 50.0 menunjukkan ekspansi, sedangkan di bawah 50.0 menunjukkan kontraksi.

Bulan Desember 2019 lalu, indeks Chicago PMI menunjukkan 48.9, lebih tinggi dari perkiraan 48.2, dan menjadi yang tertinggi dalam 4 bulan terakhir. Pada bulan Desember 2019, indeks new orders, tenaga kerja, dan inventories mengalami kontraksi. Sementara itu, indeks supplier deliveries mengalami kenaikan.

Untuk bulan Januari 2020, diperkirakan indeks akan tetap 48.9. Hasil rilis yang lebih tinggi dari perkiraan akan cenderung mendukung penguatan USD.

 

Keterangan : Update kabar terakhir terkait indikator fundamental bisa diperoleh di Berita Forex Seputarforex.






KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE