Menu

31 Oktober-1 November 2018: BoJ Meeting, ADP, CPI Eurozone

Martin

Event berdampak hari ini: BoJ meeting, ADP Non Farm AS, CPI Eurozone, GDP Kanada, persediaan minyak AS, dan PMI Manufaktur China. Besok ada testimoni Poloz BoC dan pidato Jordan SNB.

Rabu, 31 Oktober 2018:

Indeks Manufacturing dan Non-Manufacturing PMI versi China Federation of Logistics and Purchasing (CFLP) ini dirilis setiap bulan. Dampaknya hampir sama dengan yang dirilis Markit (indeks Caixin Manufacturing PMI). Angka rilis di atas 50.0 menunjukkan ekspansi sektor manufaktur atau sektor jasa, sedangkan rilis di bawah angka 50.0 menunjukkan terjadinya kontraksi.


 

Bulan September lalu, indeks Manufacturing PMI berada pada angka 50.8, lebih rendah dari perkiraan yang 51.2, dan menjadi yang terendah sejak bulan Februari lalu. Pada bulan September, ekspor dan new orders mengalami kontraksi. Sementara untuk indeks Non Manufacturing PMI bulan September berada pada angka 54.9, tertinggi dalam 3 bulan.

Untuk bulan Oktober 2018, diperkirakan indeks Manufacturing PMI China akan berada pada angka 50.6, dan Non Manufacturing tetap pada angka 54.9. Hasil rilis yang lebih tinggi dari perkiraan akan berdampak positif pada mata uang AUD, CAD dan NZD.

 

Suku bunga diumumkan bersamaan dengan Statement kebijakan moneter (Monetary Policy Statement) rata-rata 14 kali dalam setahun. Di samping suku bunga, Statement juga berisi perkiraan kondisi ekonomi Jepang untuk waktu mendatang.

 

 

Bulan Januari 2016 lalu, BoJ memotong suku bunganya menjadi negatif, dari 0.0% ke -0.1%. Penurunan suku bunga ini merupakan yang pertama sejak tahun 2010, dan merupakan rekor suku bunga terendah. Tujuan pemotongan tersebut untuk meningkatkan pertumbuhan dan menaikkan inflasi. Bulan September 2016, BoJ mengumumkan kebijakan yield curve control, dan pada bulan Juli 2017, mereka menaikkan besaran stimulus dengan menambah pembelian bond pemerintah.

Karena laju inflasi belum juga naik, pada bulan Juli 2017, BoJ memutuskan untuk mengundur batas pencapaian target inflasi 2.0% ke tahun 2019, lebih lama dari target sebelumnya di tahun 2018. Bulan Januari lalu, di luar dugaan BoJ mengumumkan telah mengurangi pembelian obligasi pemerintah untuk jangka panjang.

Pada meeting terakhir 19 September lalu, BoJ mempertahankan suku bunga acuan pada level -0.1%, dan target yield bond pemerintah untuk jangka waktu 10 tahun pada 0.0%. Statement menyebutkan perekonomian Jepang akan tetap mengalami ekspansi, meski ada ketegangan perang dagang. BoJ juga menegaskan kembali jika suku bunga akan dipertahankan pada level rendah, selama inflasi masih berada di bawah target 2.0%.

Dengan data inflasi y/y terakhir yang +1.2%, dan GDP kuartal kedua tahun ini yang naik 0.7%, maka untuk bulan Oktober ini, diperkirakan BoJ masih akan mempertahankan suku bunga sebesar -0.1%. Statement kebijakan moneter BoJ bisa dibaca di sini.

 

Outlook Report ini dirilis setiap kuartal, berisi pandangan bank sentral terhadap kondisi perekonomian Jepang saat ini, termasuk di dalamnya adalah perkiraan tingkat inflasi, pengangguran, dan pertumbuhan. Outlook Report per bulan Oktober 2018 bisa dibaca di sini.

 

Kuroda akan menjelaskan kebijakan moneter yang baru jika terjadi perubahan seperti suku bunga, pengurangan stimulus, atau kebijakan lainnya, termasuk juga jika terjadi perubahan proyeksi ekonomi. Isi konferensi pers bisa dibaca di sini.

 

CPI kawasan Euro dirilis 2 kali dalam sebulan, yaitu Flash (data awal) dan Final. Angka estimasi tingkat inflasi ini dirilis oleh Eurostat berdasarkan masukan data CPI awal dari 19 negara anggota kawasan Euro. Meski mungkin ada kekurangan tentang detail dari kategori barang sebagai acuannya, Flash Estimate tetap berdampak tinggi karena merupakan data CPI kawasan Euro yang paling awal dirilis.

Data yang berdampak tinggi adalah inflasi tahunan, yaitu persentase perubahan dibandingkan dengan bulan yang sama pada tahun sebelumnya (year over year atau y/y). Ada 2 rilis yang diperhatikan, yakni CPI inti (Core CPI) dan CPI total; CPI inti tidak memperhitungkan kategori barang makanan, minuman, dan energi.

Untuk kawasan Euro, yang berdampak paling tinggi dari semua data CPI di atas adalah CPI total y/y, yang menunjukkan tingkat inflasi tahunan kawasan. Bank sentral Eropa (ECB) selalu mengacu pada CPI total y/y untuk menentukan target inflasi dan perubahan tingkat suku bunga.


 

Bulan September lalu, inflasi tahunan kawasan Euro naik ke +2.1%, sesuai dengan perkiraan dan lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang +2.0%. Sementara itu, CPI inti y/y naik 0.9%, lebih rendah dari perkiraan +1.1% dan bulan sebelumnya yang naik 1.0%. Dalam basis bulanan (m/m), CPI total bulan Agustus 2018 naik 0.5%, tertinggi dalam 4 bulan terakhir. Naiknya inflasi tahunan bulan September disebabkan oleh meningkatnya harga energi, makanan, dan sektor jasa.

Untuk bulan Oktober 2018, diperkirakan CPI total y/y kawasan Euro akan kembali naik 2.1%, dan CPI inti y/y akan naik 1.1%. Hasil rilis yang lebih tinggi dari perkiraan akan cenderung menyebabkan EUR menguat.

 

Indikator ini disebut juga dengan ADP Jobs Report atau ADP Employment Report. Data yang dibuat oleh Automatic Data Processing, Inc. (ADP) ini didasarkan pada hasil riset tenaga kerja di luar sektor pertanian, yang dilakukan oleh ADP Research Institute dan Moody’s Analytics. ADP Jobs Report dianggap sebagai indikator awal data Non-Farm Payrolls (NFP) dari biro statistik tenaga kerja AS, yang akan dirilis Jumat mendatang. Meski versi ADP ini bisa berdampak, tapi pengaruhnya tidak sebesar rilis NFP.


 

Bulan September lalu, perkiraan dari ADP untuk jumlah jobs di AS adalah bertambah 230,000, lebih tinggi dari perkiraan bertambah 185,000 jobs, dan merupakan perkiraan tertinggi dalam 7 bulan terakhir. Pertambahan tenaga kerja diperkirakan terjadi pada sektor manufaktur, pertambangan, konstruksi, tenaga profesional dan bisnis, perdagangan, pendidikan, kesehatan, transportasi, serta sektor jasa.

Untuk bulan Oktober 2018, diperkirakan jumlah jobs di AS versi ADP Report akan bertambah 188,000 jobs . Hasil rilis yang lebih tinggi dari perkiraan akan cenderung menyebabkan USD menguat.

 

GDP menunjukkan nilai total barang dan jasa yang dihasilkan suatu negara dalam periode waktu tertentu, dan dianggap sebagai ukuran pertumbuhan ekonomi suatu negara. Tidak seperti negara-negara mata uang utama lainnya yang hanya merilis data GDP tiap kuartal, Kanada juga merilis GDP tiap bulan dan relatif agak terlambat. Meski demikian, dampak terhadap pergerakan mata uangnya cukup tinggi, terutama data GDP month over month (m/m) yang membandingkan data bulan ini dengan bulan sebelumnya.


 

Kuartal kedua lalu, GDP Kanada tumbuh 0.7%, lebih tinggi dari perkiraan naik 0.6%, dan menjadi yang tertinggi dalam setahun terakhir. Pada kuartal kedua, pengeluaran konsumen naik 0.6%, investasi di sektor perumahan naik 0.3%, dan pengeluaran pemerintah naik 0.4%. GDP bulan Juli 2018 naik 0.2%, lebih tinggi dari perkiraan naik 0.1% dan bulan sebelumnya yang stagnan atau 0.0%.

GDP kuartal ketiga tahun 2018 akan dirilis 30 November mendatang, sementara GDP bulan Agustus akan dirilis hari ini. Namun, analis tidak memberikan perkiraan untuk GDP Agustus. Jika hasil rilis lebih tinggi dari bulan sebelumnya (+0.2%), maka akan cenderung menyebabkan CAD menguat.

 

Data ini dirilis tiap minggu oleh Energy Information Administration (EIA) AS, dan disebut juga dengan Crude Stocks atau Crude Levels, yang mengukur perubahan jumlah persediaan minyak mentah (dalam satuan barel) untuk industri di AS. Meski indikator ini dirilis oleh AS, tapi bisa berdampak juga pada CAD, mengingat impor sebagian minyak mentah AS berasal dari Kanada. Indikator ini juga akan mempengaruhi harga minyak di AS dan akan berdampak pada tingkat inflasi.

 

 

Minggu lalu, persediaan minyak untuk industri bertambah 6.35 juta barel, lebih tinggi dari perkiraan bertambah 3.55 juta barel, tetapi lebih rendah dari minggu sebelumnya yang bertambah 6.49 juta barel. Untuk minggu ini, diperkirakan persediaan minyak akan bertambah 3.67 juta barel.

Jika persediaan minyak di AS lebih tinggi dari perkiraan, maka harga WTI/USD akan cenderung melemah karena diasumsikan permintaan akan berkurang. Sebaliknya jika lebih rendah dari perkiraan, maka harga WTI/USD akan cenderung menguat karena diasumsikan permintaan akan meningkat.

Namun demikian, persediaan minyak di AS hanya salah satu faktor yang menggerakkan harga minyak dunia. Yang paling berdampak adalah kebijakan negara-negara penghasil minyak mengenai kuota produksi, pernyataan pejabat negara penghasil minyak, dan situasi politik di Timur Tengah. Rilis data persediaan minyak di AS tidak bisa dipastikan akan selalu mempengaruhi harga minyak dunia.

 

Kamis, 1 November 2018:

Thomas Jordan dijadwalkan berbicara mengenai proteksionisme di Bern Economic Society. Isi pidato Jordan bisa dibaca di sini.

 

Stephen Poloz bersama dengan Deputi Gubernur Carolyn Wilkins dijadwalkan mengadakan testimoni di hadapan Standing Senate Committee on Banking, Trade, and Commerce, di Ottawa. Isi testimoni Poloz bisa dibaca di sini.



Keterangan
: Update kabar terakhir terkait indikator fundamental bisa diperoleh di Berita Forex Seputarforex.






KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE