Menu

4 Desember 2019: BoC Meeting, ADP Non Farm AS, GDP Australia

Martin

Data dan peristiwa berdampak hari ini adalah Statement BoC, ADP Non Farm, ISM Non Manufacturing dan persediaan minyak AS, GDP Australia, Services PMI China serta testimoni Quarles Fed.

Rabu, 4 Desember 2019:

GDP menyatakan nilai total barang dan jasa yang dihasilkan suatu negara dalam periode waktu tertentu, dan dinyatakan dalam persentase perubahan dibandingkan periode sebelumnya. Tidak seperti negara-negara mata uang utama lainnya yang merilis data GDP per kuartal 3 kali (Preliminary, Second Release, dan Final), Australia hanya merilis sekali per kuartal pada sekitar 65 hari setelah berakhirnya kuartal tersebut.

Kuartal kedua lalu, GDP Australia tumbuh 0.5% quarter per quarter (q/q), sesuai dengan perkiraan dan sama dengan kuartal sebelumnya (tertinggi sejak kuartal kedua 2018). Sementara untuk basis quarter per year (q/y) tumbuh 1.4%, terendah sejak tahun 2009.

Naiknya GDP kuartal kedua disebabkan oleh meningkatnya pengeluaran konsumen, pengeluaran pemerintah, dan ekspor. Untuk kuartal ketiga tahun 2019, diperkirakan GDP Australia q/q akan kembali tumbuh 0.5%, dan untuk q/y diperkirakan tumbuh 1.7%. Hasil rilis yang lebih tinggi dari perkiraan akan cenderung menyebabkan AUD menguat.

 

Indeks Caixin Services PMI yang dirilis oleh Markit ini adalah estimasi berdasarkan hasil survei terhadap 400 purchasing manager di seluruh China. Fokusnya adalah mengenai kondisi ekonomi dan bisnis saat ini untuk mendapatkan gambaran prospek perekonomian ke depan.

Parameter yang disurvei adalah produksi, new orders, harga, pengiriman, persediaan, dan tenaga kerja. Indeks ini sering dianggap sebagai leading indicator. Angka rilis di atas 50.0 menunjukkan aktivitas sektor manufaktur sedang tinggi, sementara rilis di bawah angka 50.0 menunjukkan terjadinya kontraksi.

Sejak Mei 2014, indeks PMI sektor jasa di China selalu berada di atas angka 50.0. Pada rilis terakhir bulan Oktober 2019 lalu, indeks berada di angka 51.1, lebih rendah dari perkiraan 51.5, dan menjadi yang terendah sejak bulan Februari lalu. Untuk bulan November 2019, PMI jasa China diperkirakan sedikit naik ke 51.2. Hasil rilis yang lebih tinggi dari perkiraan akan mendukung penguatan AUD dan NZD.

 

Indikator ini disebut juga dengan ADP Jobs Report atau ADP Employment Report. Data yang dibuat oleh Automatic Data Processing, Inc. (ADP) ini didasarkan pada hasil riset tenaga kerja di luar sektor pertanian, berdasarkan hasil kerja sama ADP Research Institute dan Moody's Analytics. Pada praktiknya, ADP Jobs Report dianggap sebagai indikator awal data Non-Farm Payrolls (NFP) dari biro statistik tenaga kerja AS yang akan dirilis Jumat mendatang. Meski versi ADP ini bisa berdampak, tapi pengaruhnya tidak sebesar dampak rilis NFP.

Bulan Oktober lalu, perkiraan dari ADP untuk jumlah jobs di AS bertambah 125,000, sesuai dengan perkiraan dan lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang bertambah 93,000 jobs. Pertambahan tenaga kerja diperkirakan terjadi pada tenaga profesional dan bisnis, informasi, transportasi, kesehatan, serta pendidikan. Sementara itu, sektor konstruksi, manufaktur, dan pertambangan mengalami kontraksi.

Untuk bulan November 2019, diperkirakan jumlah jobs di AS versi ADP Report akan bertambah 140,000 jobs. Hasil rilis yang lebih tinggi dari perkiraan akan cenderung menyebabkan USD menguat.

 

Suku bunga BoC dijadwalkan di-update 8 kali dalam setahun dengan konsensus (permufakatan) antara anggota dewan gubernur bank sentral. Sepanjang tahun 2017, BoC telah menaikkan suku bunga acuan sebanyak dua kali masing-masing sebesar 0.25% yaitu pada 12 Juli ke +0.75%, yang merupakan kenaikan pertama sejak tahun 2010, dan pada 6 September ke +1.00%.

Di sepanjang tahun 2017, BoC telah menaikkan suku bunga acuan sebanyak dua kali. Kenaikan pertama terjadi pada 12 Juli, yakni sebesar 0.25% ke +0.75%, dan sekaligus menjadi kenaikan pertama sejak tahun 2010. Rate Hike kedua diputuskan pada 6 September, dengan kenaikan ke +1.00%.

Di tahun 2018, telah terjadi 3 kali kenaikan suku bunga, masing-masing sebesar 0.25%. Januari 2018, suku bunga Kanada naik sebesar 0.25% menjadi +1.25%. Pada 11 Juli, suku bunga kembali ditingkatkan ke +1.50%. Sementara pada 24 Oktober, suku bunga meningkat level +1.75%. Tingkat suku bunga ini adalah yang tertinggi sejak Desember 2008.


Kenaikan pada 17 Januari 2018 disebabkan oleh membaiknya data pertambahan tenaga kerja selama 2 bulan berturut-turut dan tingkat pengangguran bulan Desember 2017 yang mencapai rekor terendah dalam 40 tahun terakhir.

Sementara itu, kenaikan bulan Juli 2018 dipicu oleh naiknya tingkat inflasi dan investasi bisnis, serta membaiknya data ekonomi meski sedang terjadi perang dagang dengan AS. Kenaikan pada Oktober 2018 disebabkan oleh membaiknya ekonomi dan telah tercapainya kesepakatan perjanjian perdagangan antara Kanada, AS, dan Meksiko.

Pada meeting terakhir 30 Oktober lalu, BoC mempertahankan suku bunga acuannya pada level +1.75%, sesuai dengan perkiraan. Statement menyebutkan bahwa anggota dewan gubernur akan memonitor perkembangan global dan dampaknya pada outlook pertumbuhan dan inflasi, terutama akibat ketidakpastian yang disebabkan oleh sengketa dagang yang masih berlangsung.

Dari data terakhir, inflasi Kanada untuk bulan Oktober +1.9%, sama dengan bulan sebelumnya dan menjadi yang terendah dalam 7 bulan. Sementara itu, GDP kuartal ketiga 2019 merosot ke +0.3% dibandingkan kuartal sebelumnya yang +0.9%. Tingkat pengangguran bulan Oktober berada pada +5.5%, sama dengan bulan sebelumnya dan merupakan yang terendah dalam 4 bulan terakhir.

Dari data-data tersebut dan indikasi pidato terakhir gubernur Stephen Poloz yang terkesan netral, maka untuk bulan Desember 2019 ini, BoC diperkirakan masih mempertahankan suku bunga acuan pada level +1.75%.

Jika Statement dianggap hawkish, maka CAD akan cenderung menguat. Sedangkan jika dianggap dovish, CAD akan cenderung melemah. Statement untuk meeting hari ini bisa dibaca di sini.

 

Indikator ini dirilis oleh Institute for Supply Management (ISM) yang khusus dibuat untuk AS. Di AS, indikator ini lebih berdampak dari indeks Services PMI yang dirilis Markit. ISM Non Manufacturing PMI dibuat berdasarkan survei terhadap 400 purchasing manager mengenai kondisi bisnis di luar sektor manufaktur. Tujuannya adalah untuk memperoleh gambaran prospek perekonomian AS ke depan. Angka rilis di atas 50.0 menunjukkan ekspansi di sektor jasa, sedangkan di bawah angka 50.0 menunjukkan terjadinya kontraksi.

Bulan Oktober lalu, indeks ISM Non Manufacturing PMI naik ke 54.7, lebih tinggi dari perkiraan 53.5, dan lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang 52.6. Pada bulan Oktober 2019, indeks new orders, business activity, dan tenaga kerja mengalami kenaikan. Sementara itu, indeks harga mengalami kontraksi.

Untuk bulan November 2019, diperkirakan indeks ISM Non Manufacturing akan sedikit turun ke 54.5. Hasil rilis yang lebih tinggi dari perkiraan akan cenderung menyebabkan USD menguat.

 

Randal Quarles dijadwalkan mengadakan testimoni mengenai supervisi dan regulasi di hadapan House Financial Services Committee, di Washington DC. Isi testimoni Quarles bisa dibaca di sini.

 

Data yang disebut juga dengan Crude Stocks atau Crude Levels ini dirilis tiap minggu oleh Energy Information Administration (EIA) AS, dan mengukur perubahan jumlah persediaan minyak mentah (dalam satuan barel) untuk industri di AS.

Meski indikator ini dirilis oleh AS, tapi bisa berdampak juga pada CAD, mengingat impor sebagian minyak mentah AS berasal dari Kanada. Indikator ini juga akan mempengaruhi harga minyak di AS dan akan berdampak pada tingkat inflasi.

Minggu lalu, persediaan minyak untuk industri bertambah 1.57 juta barel, jauh lebih tinggi dari perkiraan berkurang 0.50 juta barel, dan lebih tinggi dari minggu sebelumnya yang bertambah 1.38 juta barel. Untuk minggu ini, persediaan minyak diperkirakan berkurang 1.80 juta barel.

Jika hasil rilis lebih tinggi dari perkiraan, maka harga WTI/USD akan cenderung melemah karena diasumsikan permintaan akan berkurang. Sebaliknya jika lebih rendah dari perkiraan, maka harga WTI/USD akan cenderung menguat karena diasumsikan permintaan akan meningkat.

Namun demikian, persediaan minyak di AS hanya salah satu faktor yang menggerakkan harga minyak dunia. Yang paling berdampak adalah kebijakan negara-negara penghasil minyak mengenai kuota produksi, pernyataan pejabat negara penghasil minyak, dan situasi politik di Timur Tengah. Rilis data persediaan minyak di AS tidak bisa dipastikan akan selalu mempengaruhi harga minyak dunia.

 

Keterangan : Update kabar terakhir terkait indikator fundamental bisa diperoleh di Berita Forex Seputarforex.






KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE