Menu

4 Skenario ECB Untuk Memperlemah Euro

Martin

ECB sedang menghadapi dilema, haruskah segera bertindak atau lebih baik menunggu. Tingkat inflasi kawasan Euro memang rendah, tetapi sudah berada dibawah 1%, sementara nilai tukar mata uang Euro cenderung tinggi sehingga sangat tidak menguntungkan ekspor dan upaya untuk menaikkan angka inflasi. ECB berusaha untuk memperlemah Euro dengan 4 skenario yang mungkin dilakukan, yaitu: pemotongan suku bunga pinjaman, hanya dengan kata-kata, menerapkan suku bunga deposito negatif dan quantitative easing.

European Central Bank (ECB) sedang menghadapi dilema, haruskah segera bertindak atau lebih baik menunggu. Tingkat inflasi kawasan Euro memang rendah, tetapi sudah berada dibawah 1%, bahkan bulan Maret lalu mencapai 0.5%, sementara nilai tukar mata uang Euro cenderung tinggi sehingga sangat tidak menguntungkan ekspor dan upaya untuk menaikkan angka inflasi. Sementara EUR/USD bergerak diantara level 1.38 hingga mendekati 1.4, ECB berusaha untuk memperlemah Euro dengan 4 skenario yang mungkin dilakukannya. Berikut latar belakang dari upaya pelemahan mata uang Euro tersebut:

Tidak mencapai target inflasi
Mencapai sasaran tingkat inflasi yang 2% atau kurang sedikit adalah tugas utama ECB, namun bulan demi bulan sejak Oktober tahun lalu inflasi semakin jauh dari sasaran, bahkan dibawah angka 1%. Inflasi rendah atau disebut juga dengan lowflation membuat beban hutang semakin berat dan semakin lama keadaan ini berlangsung akan semakin sulit keluar dari situasi ini, seperti deflasi di Jepang yang hingga hampir 20 tahun belum juga bisa benar-benar diatasi.

Lowflation
Keadaan mulai memburuk ketika Oktober tahun lalu tingkat inflasi year over year (y/y) hanya 0.7% atau dibawah 1%. ECB segera bereaksi dengan memotong suku bunga pinjaman hingga 0.25%., namun tingkat inflasi cenderung turun hingga mencapai 0.5% pada Maret tahun ini. Data terakhir April lalu berada pada 0.7% dengan CPI inti (Core CPI) kembali ke angka 1%. Para petinggi ECB selalu menolak keadaan deflasi tetapi mengakui jika lowflation berlangsung lama akan sangat sulit untuk keluar dari situasi tersebut.

Keadaan yang makin memburuk
Fokus berikutnya adalah pada nilai tukar mata uang Euro. Mata uang Euro yang kuat menyebabkan ekspor negara-negara kawasan Euro menjadi kurang kompetitif dan impor yang murah akan menyebabkan harga turun. ECB tampaknya tidak ingin EUR/USD menembus level 1.4, tetapi perlu diperhatikanjuganilai tukar EUR versus CNY (China Yuan) karena China adalah partner dagang utama kawasan Euro.

Sementara pasar mengharapkan tindakan nyata, presiden ECB Mario Draghi selalu berusaha mempengaruhi nilai tukar dengan kata-kata. Meski demikian cepat atau lambat ECB tentu akan bertindak. 4 skenario yang mungkin dilakukan:

1. Pemotongan suku bunga pinjaman: ECB akan menurunkan suku bunga pinjaman ke 0.10% hingga 0.15% dan membiarkan suku bunga deposito 0%. Jika ini dilakukan dampaknya pada pasar tidak besar, EUR akan melemah untuk sementara waktu saja.

2. Tidak ada tindakan nyata, hanya kata-kata: jika hal ini dilakukan Draghi lagi, EUR akan bereaksi pada saat retorika tersebut tetapi akan kembali menguat seperti yang terjadi selama ini.

3. Suku bunga deposito negatif: ECB bisa menetapkan suku bunga deposito ke -0.10% bersamaan dengan pemotongan suku bunga pinjaman sehingga gap keduanya tetap 0.25%. Jika ini diterapkan dalam jangka panjang EUR akan melemah. Namun akibat lanjutannya mungkin tidak diharapkan yaitu mengalirnya modal keluar dari kawasan Euro.

4. Quantitative Easing: ECB akan membeli bond dan meningkatkan jumlah uang beredar seperti yang telah diterapkan di AS, Inggris dan Jepang. Namun kawasan Euro terdiri dari 18 negara, bond negara mana yang akan dibeli? Sebagai alternatif mungkin akan membeli US bond. Jika ini dilakukan maka nilai tukar mata uang Euro akan melemah.

Sumber : www.forexcrunch.com : ECB Preview: a small step to weaken the euro? 4 scenarios, by: Yohay Elam






KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE