Menu

7 Februari 2020: NFP AS, Tenaga Kerja Kanada, Perdagangan China

Martin

Data berdampak hari ini adalah Non Farm Payrolls, upah dan tingkat pengangguran di AS, Employment Change Kanada, neraca perdagangan China, serta angka harapan inflasi Selandia Baru.

Jumat, 7 Februari 2020:

Indikator yang dirilis setiap kuartal oleh RBNZ ini menunjukkan harapan pelaku bisnis pada tingkat inflasi tahunan di Selandia Baru selama 2 tahun mendatang. Indikator ini dibuat berdasarkan survei terhadap 100 konsumen.

Pada kuartal keempat 2019 lalu, diharapkan inflasi tahunan Selandia Baru naik 1.8%, perkiraan terendah sejak tahun 2017. Untuk kuartal pertama tahun 2020, inflasi diperkirakan naik menjadi 2.0%. Hasil rilis yang lebih tinggi dari perkiraan akan cenderung menyebabkan NZD menguat.

 

Data yang dirilis oleh Customs General Administration of China (CGAC) ini mengukur perbedaan total nilai impor dan ekspor dalam periode waktu satu bulan, yang dibandingkan dengan bulan sama pada tahun sebelumnya (year over year atau y/y).

Jika nilai total ekspor lebih besar dari nilai total impor, maka neraca perdagangan mengalami surplus. Namun jika sebaliknya, maka perdagangan mengalami defisit. Volume perdagangan China yang meningkat akan berdampak positif pada negara-negara partner dagang terutama Australia, Selandia Baru, dan Kanada; ketiga negara tersebut banyak mengekspor komoditi pertambangan dan bahan makanan olahan ke China.

Bulan Desember 2019 lalu, perdagangan China mengalami surplus sebesar USD47.21 miliar y/y, lebih rendah dari perkiraan surplus USD48.00 miliar, tetapi merupakan surplus tertinggi dalam 6 bulan terakhir. Pada bulan Desember 2019, baik ekspor maupun impor mengalami kenaikan.

Untuk bulan Januari 2020, diperkirakan perdagangan China y/y akan surplus sebesar USD38.64 miliar. Surplus yang lebih tinggi dari perkiraan akan berdampak positif pada AUD dan NZD.

 

Data Non-Farm Payrolls (NFP) yang dirilis oleh Biro Statistik Tenaga Kerja AS ini mengukur perubahan jumlah tenaga kerja di luar sektor pertanian selama periode sebulan. Data ini merupakan indikator awal bagi pengeluaran konsumen dan aktivitas ekonomi secara keseluruhan, serta menjadi bahan pertimbangan penting bagi The Fed dalam menentukan tingkat suku bunga.

Bulan Desember 2019 lalu, NFP bertambah 145,000 jobs, lebih rendah dari perkiraan bertambah 162,000 jobs, dan merupakan pertambahan jobs terendah sejak bulan Mei 2019. Rata-rata pertambahan jobs dalam 3 bulan terakhir adalah 184,333 jobs per bulan, lebih rendah dari bulan sebelumnya yang 200,333 jobs per bulan.

Pada bulan Desember 2019, pertambahan lapangan pekerjaan terbanyak ada pada sektor perdagangan ritel dan perawatan medis. Di sisi lain, sektor pertambangan mengalami kontraksi.

Untuk bulan Januari 2020, diperkirakan NFP akan naik menjadi +163,000 jobs. Sementara itu, perkiraan dari Automatic Data Processing Inc.(ADP) menunjukkan penambahan 291,000 jobs (rilis data ADP Non Farm Employment Change tanggal 5 Februari). Hasil rilis NFP yang lebih tinggi dari perkiraan akan cenderung menyebabkan USD menguat.

 

Data yang dirilis oleh Biro Statistik Tenaga Kerja AS setiap bulan ini mengukur perubahan upah rata-rata per jam (Average Hourly Earnings) di luar industri pertanian. Rilis data berupa persentase perubahan rata-rata upah dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Upah dikaitkan dengan besaran inflasi guna memperkirakan tingkat biaya hidup, sehingga The Fed selalu memperhatikan data upah rata-rata per jam sebagai pertimbangan untuk menentukan suku bunga acuan.

Bulan Desember 2019 lalu, upah rata-rata per jam di AS naik 3 Sen Dolar atau 0.1%, lebih rendah dari perkiraan naik 0.3%, dan menjadi yang terendah dalam 3 bulan terakhir. Dalam basis tahunan (y/y), data ini naik 2.9%, lebih rendah dari bulan sebelumnya yang naik 3.1%.

Untuk bulan Januari 2020, diperkirakan upah rata-rata per jam akan naik 0.3%. Hasil rilis yang lebih tinggi dari perkiraan akan cenderung menyebabkan USD menguat.

 

Indikator ini mengukur persentase total tenaga kerja produktif yang sedang tidak bekerja dan aktif mencari pekerjaan. Meski dianggap sebagai indikator lagging, tetapi jumlah pengangguran tetap berdampak pada pengeluaran konsumen, jumlah tenaga kerja, dan tingkat kepercayaan.

Bulan Desember 2019 lalu, tingkat pengangguran di AS stagnan di 3.5%, sesuai dengan perkiraan. Angka tingkat pengangguran ini adalah yang terendah sejak tahun 1969. Sementara itu, tingkat partisipasi bulan Desember 2019 berada pada angka 63.2%, sama dengan bulan sebelumnya.

Untuk bulan Januari 2020, diperkirakan tingkat pengangguran akan tetap 3.5%. Hasil rilis yang lebih rendah dari perkiraan akan cenderung menyebabkan USD menguat.

 

Jumlah tenaga kerja merupakan indikator awal pengeluaran konsumen yang menunjukkan tingkat aktivitas perekonomian secara keseluruhan, sedangkan tingkat pengangguran mengukur persentase jumlah tenaga kerja yang sedang tidak bekerja dan aktif mencari pekerjaan. Kedua data tersebut dirilis secara bersamaan, dan sama-sama menunjukkan perubahan yang dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

Bulan Desember 2019 lalu, tenaga kerja di Kanada bertambah 35,200 jobs, lebih tinggi dari perkiraan bertambah 24,900 jobs, dan merupakan yang tertinggi dalam 3 bulan terakhir. Pertambahan lapangan pekerjaan terbanyak ada pada sektor konstruksi dan akomodasi.

Sementara itu, tingkat pengangguran berada pada angka 5.6%, lebih rendah dari perkiraan 5.8%, dan lebih rendah dari bulan sebelumnya yang 5.9%. Tingkat partisipasi bulan Desember 2019 berada pada angka 65.5%, terendah dalam setahun terakhir.

Untuk bulan Januari 2020, diperkirakan tenaga kerja di Kanada akan bertambah 16,300 jobs, dan tingkat pengangguran akan naik menjadi 5.7%. Jika hasil rilis pertambahan tenaga kerja lebih tinggi dari perkiraan dan tingkat pengangguran lebih rendah dari perkiraan, maka CAD akan cenderung menguat.

 

Keterangan : Update kabar terakhir terkait indikator fundamental bisa diperoleh di Berita Forex Seputarforex.






KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE