Menu

7-8 November 2018: RBNZ Meeting, Inflasi New Zealand, Stok Minyak AS

Martin

Data berdampak hari ini adalah angka harapan inflasi Selandia Baru, persediaan minyak AS, dan indeks Ivey PMI Kanada. Besok ada RBNZ meeting dan konferensi pers.

Rabu, 7 November 2018:

Indikator yang dirilis setiap kuartal oleh RBNZ ini, menunjukkan harapan pelaku bisnis pada tingkat inflasi tahunan di Selandia Baru selama 2 tahun mendatang. Indikator ini dibuat berdasarkan survei terhadap 100 konsumen.

 

 

Pada kuartal ketiga lalu, diharapkan inflasi tahunan Selandia Baru naik 2.04%, sedikit lebih tinggi dari kuartal sebelumnya yang naik 2.0%. Untuk kuartal keempat tahun 2018, diperkirakan naik 2.08%. Hasil rilis yang lebih tinggi dari perkiraan akan cenderung menyebabkan NZD menguat.

 

Indikator yang mencerminkan kepercayaan bisnis di Kanada ini sama dengan indeks Manufacturing PMI yang dirilis oleh Markit. Bedanya, indeks ini khusus dibuat khusus untuk Canada dan dirilis oleh Richard Ivey School of Business. Indeks ini dibuat berdasarkan hasil survei terhadap 175 purchasing manager di seluruh Kanada, mengenai kondisi ekonomi dan bisnis saat ini. Tujuannya adalah untuk mendapatkan gambaran prospek perekonomian ke depan. Indikator ini penting bagi investor dan para pelaku bisnis, juga sering dianggap sebagai leading indicator. Angka indeks di atas 50.0 menunjukkan ekspansi sektor industri, sedangkan di bawah angka 50.0 menunjukkan terjadinya kontraksi.


 

Bulan September lalu, indeks Ivey Kanada berada pada angka 50.4, lebih rendah dari perkiraan 62.3, dan menjadi yang terendah sejak bulan Mei 2016. Pada bulan September 2018, indeks tenaga kerja, harga, dan inventories mengalami penurunan. Untuk bulan Oktober 2018, diperkirakan indeks akan naik ke angka 50.9. Hasil rilis yang lebih tinggi dari perkiraan akan cenderung menyebabkan CAD menguat.

 

Data ini dirilis tiap minggu oleh Energy Information Administration (EIA) AS, dan disebut juga dengan Crude Stocks atau Crude Levels, yang mengukur perubahan jumlah persediaan minyak mentah (dalam satuan barel) untuk industri di AS. Meski indikator ini dirilis oleh AS, tapi bisa berdampak juga pada CAD, mengingat impor sebagian minyak mentah AS berasal dari Kanada. Indikator ini juga akan mempengaruhi harga minyak di AS dan akan berdampak pada tingkat inflasi.


 

Minggu lalu, persediaan minyak untuk industri bertambah 3.22 juta barel, lebih rendah dari perkiraan bertambah 3.60 juta barel, dan menjadi yang terendah dalam 5 minggu terakhir. Untuk minggu ini, persediaan minyak diperkirakan akan bertambah 2.00 juta barel.

Jika persediaan minyak di AS lebih tinggi dari perkiraan, maka harga WTI/USD akan cenderung melemah karena diasumsikan permintaan akan berkurang. Sebaliknya jika lebih rendah dari perkiraan, maka harga WTI/USD akan cenderung menguat karena diasumsikan permintaan akan meningkat.

Namun demikian, persediaan minyak di AS hanya salah satu faktor yang menggerakkan harga minyak dunia. Yang paling berdampak adalah kebijakan negara-negara penghasil minyak mengenai kuota produksi, pernyataan pejabat negara penghasil minyak, dan situasi politik di Timur Tengah. Rilis data persediaan minyak di AS tidak bisa dipastikan akan selalu mempengaruhi harga minyak dunia.

Baca juga: Harga Minyak Tertekan Karena AS Beri Keringanan Sanksi Iran

 

Kamis, 8 November 2018:

Gubernur RBNZ menentukan suku bunga acuan atau yang lazim disebut Official Cash Rate (OCR),setelah berkonsultasi dengan beberapa bankir senior dan para penasehatnya. Suku bunga RBNZ dijadwalkan rilis 8 kali dalam setahun.


 

Sepanjang tahun 2016, RBNZ telah memangkas OCR sebanyak 3 kali. Pemotongan suku bunga pertama yang sebesar 0.25% ke +2.25% terjadi pada bulan Maret, dan disebabkan oleh ketidakpastian pertumbuhan ekonomi global khususnya China, ekspektasi inflasi Selandia Baru yang cenderung turun, serta masih lemahnya harga komoditi terutama susu.

Pemangkasan kedua terjadi di bulan Agustus 2016. RBNZ kembali menurunkan suku bunga sebesar 0.25% ke +2.00%, karena tingkat inflasi dan harga produk susu yang masih rendah. Pada bulan November 2016, suku bunga dipotong untuk yang ketiga kalinya. Pemangkasan sebesar 0.25% ke +1.75% itu diakibatkan oleh inflasi yang masih rendah dan apresiasi mata uang NZD. Tingkat suku bunga ini adalah yang terendah sejak tahun 1985.

Pada meeting terakhir 27 September lalu, OCR dipertahankan sebesar +1.75%. Statement bank sentral menyoroti pertumbuhan kuartal kedua yang lebih tinggi dari perkiraan, tetapi tetap ada risiko perlambatan di waktu mendatang. Bank sentral juga menegaskan bahwa tingkat suku bunga rendah masih akan berlangsung sepanjang tahun 2019 hingga 2020.

Data terakhir menunjukkan bahwa inflasi, tenaga kerja, dan tingkat pengangguran mengalami perbaikan. GDP kuartal kedua juga naik 1.0%, tertinggi dalam 2 tahun terakhir. Meski demikian, pada meeting hari ini, RBNZ diperkirakan masih akan mempertahankan OCR di level +1.75%, dengan Statement yang diperkirakan bernada hawkish. Jika RBNZ menaikkan OCR, maka NZD akan cenderung menguat. Statement kebijakan moneter pada meeting hari ini bisa dibaca di sini.

 




Konferensi pers Adrian Orr bisa dipantau secara Live di sini.



Keterangan
: Update kabar terakhir terkait indikator fundamental bisa diperoleh di Berita Forex Seputarforex.






KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE