Menu

ACY: Australia Melebih-lebihkan Inflasi, Jauhi Kenaikan Suku Bunga

ACY

Aussie dan sesama mata uang komoditas lainnya masih dalam kondisi tertekan. Kenaikan suku bunga tak memungkinkan karena laporan inflasi sebelumnya dilebih-lebihkan.

Keputusan suku bunga yang dijadwalkan dirilis hari ini (Selasa) pada 15:30 pm waktu Sydney oleh Reserve Bank of Australia. Para trader banyak mengekspektasikan Gubernur Philip Lowe untuk tak merubah suku bunga pada 1.5 persen, rekor terendahnya.

Kemarin, Dolar Australia naik ke level tinggi baru di sekitar 0.7692, dan kemudian melandai sedikit, diperdagangkan pada 0.7691 sebelum pasar ditutup. Pada hari perdagangan kali ini, Dolar Aussie berada pada 0.7695, level tertinggi sejauh ini, menurut angka yang terekam hingga 12:30 pm waktu Sydney.

Namun, tidaklah meremehkan jika dikatakan bahwa outlook masih menunjuk ke level rendah, karena Aussie dan sesama mata uang komoditas lainnya, Kiwi dan Dolar Kanada, masih dalam kondisi tertekan.

 

Kondisi Masih Tertekan

Update lima tahunan mengenai data pola belanja rumah tangga yang dipublikasikan pada hari Senin oleh Australian Bureau of Statistic (ABS) mengindikasikan bahwa Indeks Harga Konsumen (Consumer Price Index/CPI) telah melebih-lebihkan inflasi sebesar sekitar 0.22 percentage points. Inflasi tahunan sebelumnya diumumkan pada 1.8 persen di kuartal tiga, sebuah angka yang saangat rendah dan jauh di bawah target RBA (2-3 persen). Pembobotan ulang CPI ini mengindikasikan bahwa angka aktual inflasi pada kuartal sebelumnya hanya 1.6%.

"Jelas bahwa pembobotan ulang CPI akan membuat RBA makin sulit untuk mencapai target inflasi dalam jangka menengah," ujar Ekonom Westpac, Justin Smirk. Katanya, "Perekonomian Australia tak memiliki tekanan inflasi di sektor-sektor yang terinflasi untuk mengimbangi tekanan disinflasi yang mendominasi sektor ritel konsumen."

RBA telah memperkirakan bahwa inflasi CPI akan naik ke sekitar 2% per akhir tahun ini. Namun, dengan data inflasi yang sebelumnya dilebih-lebihkan padahal sebenarnya rendah, maka nampaknya target itu makin jauh.

Komoditas ekspor nomor satu Australia, Bijih Besi, dilaporkan telah naik 6 persen pada hari Senin ke $63.4 per ton. Walaupun angka ini muncul cukup bagus sesuai dengan tanda Dolar Australia yang menguat, tetapi masih jauh di bawah puncak tertinggi terakhirnya pada $80.

Lebih dari itu, dalam catatan ACY, tingginya utang personal, pertumbuhan gaji yang melambat, serta rendahnya konsumsi; mengekang perekonomian domestik. Trader juga berhati-hati dalam menyikapi kekuatan baru Presiden Xi Jinping yang diharapkan mengantarkan lebih banyak reformasi di China dan memperlambat pertumbuhan. Oleh karenanya, outlook Dolar Australia masih berkabut.

 

Outlook Teknikal AUD/USD

Secara teknikal, selama beberapa hari terakhir AUD/USD bergerak di bawah Moving Average 200-Day, di bawah level break down, sehingga masih tenggelam dalam downtrend. Indikator-indikator masih mengirim sinyal sell yang kuat dari chart Daily, dan ACY menilai hal ini bisa jadi juga membayangi review kebijakan kuartalannya pada hari Jumat.

 

Chart AUD/USD Daily Trend

 

Secara keseluruhan, Aussie telah kembali tertinggal di belakang Greenback baru-baru ini karena beberapa alasan, seperti rendahnya performa Bijih Besi, lambatnya inflasi, dan penurunan Belanja Konsumen. RBA pun membiarkan suku bunga acuannya pada rekor level rendah pada 1.5 persen dalam rapat kebijakannya hari ini.


ACY adalah broker asal Australia yang telah memiliki ijin dari Australian Securities and Investments Commission (ASIC) dan menyediakan berbagai macam instrumen trading seperti Forex, Indeks, Metal, dan Komoditas. ACY dikenal luas berkat program Edukasi, Loyalty, dan Promosi yang menarik.






KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE