Menu

Analisa Rupiah 13 - 17 April 2015

A Muttaqiena

Sepanjang pekan lalu, kurs Rupiah beredar dalam kisaran sesuai perkiraan dan ditutup terstabilisasi pada 13,035 per Dolar AS di penutupan pasar hari Jumat. Faktor utama penopang kurs Rupiah pekan lalu adalah terciptanya sentimen positif setelah dipublikasikannya sejumlah kebijakan pemerintah untuk menahan laju depresiasi Rupiah yang akan segera diterapkan dalam beberapa bulan mendatang.

Rekap Kurs Rupiah Minggu Lalu

Sepanjang pekan lalu, kurs Rupiah beredar dalam kisaran sesuai perkiraan dan ditutup terstabilisasi pada 13,035 per Dolar AS di penutupan pasar hari Jumat. Faktor utama penopang kurs Rupiah pekan lalu adalah terciptanya sentimen positif setelah dipublikasikannya sejumlah kebijakan pemerintah untuk menahan laju depresiasi Rupiah yang akan segera diterapkan dalam beberapa bulan mendatang, diantaranya pelarangan transaksi domestik dengan valas, serta penawaran keringanan pajak bagi investor asing yang menginvestasikan kembali profit-nya di Indonesia.

Pekan lalu juga dilaporkan, Cadangan Devisa Indonesia pada bulan Maret 2015 mengalami penurunan dari 115.5 milyar USD ke 111.6 miliar USD karena "peningkatan pengeluaran untuk pembayaran utang luar negeri Pemerintah dan dalam rangka stabilisasi nilai tukar Rupiah sesuai dengan fundamental". Campur tangan BI ini dianggap perlu seiring dengan terus terdepresiasinya Rupiah terhadap Dolar menjelang kenaikan suku bunga the Fed AS. Cadangan devisa Indonesia kini dapat memenuhi 6.9 bulan impor atau 6.6 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Posisi cadangan devisa ini masih diatas standar kecukupan internasional yang hanya 3 bulan impor, namun belum memperhitungkan kebutuhan dana untuk stabilisasi Rupiah kedepan. Padahal mengingat waktu pasti kenaikan suku bunga the Fed belum diketahui jelas, maka depresiasi Rupiah bisa berlangsung sepanjang tahun 2015.

Sementara itu, rilis notulen rapat kebijakan The Fed (FOMC) mengungkap pandangan optimis para pejabat bank federal Amerika Serikat itu tentang pemulihan ekonomi negaranya. Beberapa pidato para pejabat tersebut juga mengindikasikan bahwa bila pemulihan ekonomi AS berjalan di koridor yang benar sesuai target, maka suku bunga pasti akan dinaikkan dalam tahun ini. Sebagaimana diketahui, proyeksi kenaikan suku bunga AS ini telah memicu pelarian modal dari negara berkembang dan menekan nilai tukar mata uang selain Dolar AS, khususnya mata uang negara-negara berkembang.

 

Fundamental Rupiah Minggu Ini

Pagi ini, kurs Rupiah dibuka melorot ke 13,081 dibanding penutupan pekan lalu. Penyebabnya kemungkinan imbas sentimen domestik, karena neraca perdagangan China, negara partner dagang utama Indonesia, diberitakan anjlok dari 606.19 ratus juta Dolar ke 30.8 ratus juta Dolar saja dalam bulan April. Namun dalam beberapa hari mendatang akan dirilis sejumlah berita yang biasanya berdampak lebih besar, baik dari dalam maupun luar negeri.

 

 

Dari dalam negeri, Bank Indonesia dijadwalkan akan melaksanakan Rapat Dewan Gubernur (RDG) rutin pada hari Selasa dimana biasanya membahas berbagai masalah moneter dan makroekonomi, termasuk tentang suku bunga. Besar kemungkinan Bank Indonesia akan mempertahankan suku bunga pada 7.5%, karena saat ini sedikit argumen yang mendukung perubahan baik naik maupun turun. Apalagi, data tingkat inflasi yang menjadi salah satu bahan pertimbangan bagi keputusan seputar suku bunga, terakhir masih terkendali di kisaran 6%.

Sementara itu dari Amerika Serikat akan dirilis data inflasi pada Jumat. Data ini merupakan salah satu bahan pertimbangan bagi proyeksi kenaikan suku bunga the Fed, sehingga akan mendapatkan cukup banyak perhatian. Data inflasi AS sebelumnya pada Januari dan Februari berturut-turut hanya mencatat -0.8% dan 0%, dengan inflasi into 1.6% dan 1.7%. Apabila masa periode inflasi rendah ini berkepanjangan, maka ekspektasi kenaikan suku bunga the Fed pun akan menipis. Sedangkan bila harga-harga ternyata meningkat, maka ekspektasi pun bisa turut membuncah lagi, melambungkan Dolar AS dan berpotensi menekan nilai tukar mata uang-mata uang lain kembali.

 

Prediksi Kurs Rupiah Minggu Ini

Proyeksi kurs Rupiah pekan ini netral, dan kemungkinan akan beredar di area relatif sempit antara 13,032-13,278 per Dolar AS. Dilihat dari kondisi MACD, kurs Rupiah mungkin akan melemah tipis dalam beberapa hari di awal pekan, dan setelah itu bisa jatuh bila terjadi peristiwa diluar dugaan.

 

Chart USD/IDR dengan indikator EMA-20, EMA-60, EMA-100, Fibonacci Retracement, dan MACD

Namun demikian, kejutan diluar ekspektasi juga bisa membuka peluang untuk menguat ke arah 12,960, khususnya bila keputusan Bank Indonesia tentang suku bunga dan data aktual Inflasi AS ternyata mendukung penguatan kurs Rupiah.

 






KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE