Menu

Analisa Rupiah 18-22 Agustus 2014

A Muttaqiena

Sesuai dengan prediksi Senin minggu lalu, nilai tukar Rupiah terhadap Dollar AS berkonsolidasi di kisaran 11,700-11,800 menyusul publikasi serangkaian data-data ekonomi yang tak memuaskan dari Amerika Serikat. Pekan ini, Rupiah selanjutnya kemungkinan akan bergerak ke kisaran 11,757-11,834, atau bahkan lebih jauh lagi, kembali menyentuh angka 11,900

Rekap Minggu Lalu

Sesuai dengan prediksi Senin minggu lalu, nilai tukar Rupiah terhadap Dollar AS berkonsolidasi di kisaran 11,700-11,800 menyusul publikasi serangkaian data-data ekonomi yang tak memuaskan dari Amerika Serikat. Pelaku pasar saat ini nampaknya masih gamang untuk memutuskan langkah besar, karena kondisi di dalam negeri Indonesia maupun di luar negeri sama-sama masih belum menentu. Akibatnya, Rupiah diperdagangkan nyaris flat sepanjang pekan lalu.


Grafik Suku Bunga Acuan BI
Suku Bunga Acuan BI telah berada pada 7.5% sejak akhir tahun 2013


Pada Rapat Dewan Gubernur tanggal 14 Agustus kemarin, Bank Indonesia kembali memutuskan untuk mempertahankan tingkat suku bunga acuan pada 7.5%. Sementara itu, laporan kinerja neraca transaksi berjalan Indonesia kuartal kedua tahun 2014 menunjukkan penurunan musiman. Defisit transaksi berjalan mencapai 4.27% dari GDP; meningkat dari 2.05% di kuartal sebelumnya, namun cenderung menipis dibanding data kuartal yang sama tahun lalu yang sebesar 4.47%. Laporan-laporan yang cenderung hambar tersebut mengukuhkan posisi pasar untuk menunggu hingga perkembangan lain dari dalam maupun luar negeri muncul, termasuk tentang hasil akhir Pemilu Presiden 2014 yang saat ini masih disidangkangkan di Mahkamah Konstitusi.

Fundamental Minggu Ini

Rupiah hari ini dibuka menguat tipis pada 11,740.3 per Dolar AS dari penutupan minggu lalu pada 11,758. Pekan ini, agenda dalam kalender fundamental Indonesia adalah rilis statistik utang luar negeri pada tanggal 19 Agustus dan pembacaan putusan MK terkait sengketa Pilpres 2014 yang dijadwalkan pada hari Kamis, 21 Agustus 2014. Event yang kedua memiliki potensi kuat untuk menggoyang nilai tukar Rupiah.

Selain kedua event tersebut, berbagai agenda berdampak besar dari Amerika Serikat juga dapat mempengaruhi pergerakan Rupiah. Diantaranya adalah rilis data inflasi AS hari Selasa, publikasi beragam data penting pada hari Kamis, serta pidato Gubernur Bank Sentral AS, Janet Yellen, di hari Jumat. Pasar akan mengamati sentimen yang berkembang dari event-event tersebut untuk mengetahui kondisi pemulihan ekonomi AS dan prospek pertumbuhan ekonomi negara tersebut dibanding negara-negara lain di Dunia, termasuk Indonesia.

Rekomendasi Rupiah

Rupiah saat ini solid bergerak di antara 11,689-11,757. Hingga esok hari, Rupiah kemungkinan akan bergerak cenderung flat dalam area ini karena trend 'wait and see' yang masih cukup kuat di pasar. Tetapi setelah itu, Rupiah kemungkinan akan kembali melemah. Perhatikan dalam gambar dibawah, sudah dua kali harga mencoba bergerak menembus level Fibonacci 0% (11689.7), tetapi gagal.


Analisa Teknikal Rupiah dengan MA-20, MA-60, MA-100, dan Fibonacci Retracement


Kegagalan menembus level support ini mengindikasikan Rupiah selanjutnya kemungkinan akan bergerak ke kisaran 11,757-11,834, atau bahkan lebih jauh lagi, kembali menyentuh angka 11,900.

Dari kacamata fundamental, potensi penguatan Dollar AS cukup besar, karena mata uang tersebut telah sukses mengabaikan rangkaian data buruk minggu lalu dan dianggap tetap memiliki outlook yang bagus. Sebaliknya, Rupiah kemungkinan akan terguncang seiring dengan gonjang-ganjing Pilpres 2014. Akhir pekan nanti, apakah Rupiah akan ditutup menguat atau melemah, akan bergantung pada 'perang sentimen' hari Kamis-Jumat. Semakin baik sentimen terhadap Dollar AS, semakin buruk akibatnya bagi Rupiah. Sebaliknya, bila pasar masih tetap ragu-ragu, Rupiah bisa mempertahankan posisinya di kisaran yang sekarang atau malah menguat ke 11,600an.






KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE