Menu

Analisa Rupiah 25-29 Agustus 2014

A Muttaqiena

Sejak pembukaan pasar pagi tadi, Rupiah bergerak dari 11,782 menuju 11,761 per Dolar AS, mengindikasikan pergerakan menguat hari ini. Dalam beberapa hari kedepan, Rupiah kemungkinan akan diperdagangkan dalam range ketat antara 11,693-11,824.

Rekap Minggu Lalu

Kondisi yang relatif tenang di detik-detik menjelang dan pasca putusan Mahkamah Konstitusi tentang hasil pemilu presiden sempat mendorong penguatan Rupiah ke 11,698 per Dolar AS. Namun, sirnanya euforia putusan MK dan menguatnya sentimen terhadap Dolar AS pasca pidato Gubernur The Fed di Jackson Hole kembali melemahkan Rupiah di hari yang sama, hingga Rupiah pekan lalu ditutup pada 11,755 per Dolar AS.

Secara keseluruhan, Rupiah pekan lalu bergerak stabil di dalam kisaran 11,689-11,757 yang telah terbentuk sepekan sebelumnya. Walaupun presiden Indonesia periode 2014-2019 sudah disahkan MK, namun kebijakan pemerintah Indonesia mendatang masih belum disampaikan dengan gamblang kepada publik. Di sisi lain, Bank Sentral AS pun belum menentukan jadwal kenaikan suku bunga. Akibatnya, pelaku pasar masih cenderung mempertahankan posisi 'wait and see'.

Fundamental Minggu Ini

Rupiah hari ini dibuka pada 11,782 per Dolar AS, atau melemah 27 Rupiah dibanding penutupan pekan lalu. Pekan ini, Badan Pusat Statistik (BPS) akan merilis buletin statistik perdagangan luar negeri impor dan ekspor Indonesia serta indikator ekonomi Juni 2014 pada hari Kamis-Jumat.


Data Impor Indonesia Hingga Bulan Juni 2014

Data Ekspor Indonesia Hingga Bulan Juni 2014


Data impor Indonesia selama paruh pertama tahun 2014 tampak tidak menentu dengan kecenderungan meningkat di kuartal kedua. Namun, ekspor Indonesia juga menunjukkan peningkatan yang cukup berarti dalam periode yang sama. Selisih ekspor dan impor tidak mengalami kenaikan maupun penurunan yang konsisten. Secara keseluruhan, forecast neraca perdagangan bulan Juli 2014 memperkirakan defisit sebesar -0.5milyar USD, atau melebar dari -0.39 milyar di bulan Juni. Apabila terjadi surplus atau defisit yang lebih kecil, maka Rupiah memiliki peluang bagus untuk menguat.

Dari Amerika Serikat, sejumlah rilis data ekonomi penting juga bisa berimbas pada nilai tukar Rupiah. Diantaranya adalah rilis data New Home Sales nanti malam, data Durable Goods Orders hari Selasa, serta data preliminer GDP dan Jobless Claims pada malam Jumat. Data New Home Sales dan Durable Goods diperkirakan akan meningkat, yang mana jika perkiraan itu benar, maka bisa mendorong pelemahan Rupiah menjelang rilis GDP. Namun pusat perhatian sebenarnya ada pada data preliminer GDP yang diprediksi akan berada tetap pada 4%.

Rekomendasi Rupiah

Sejak pembukaan pasar pagi tadi, Rupiah bergerak dari 11,782 menuju 11,761 per Dolar AS, mengindikasikan pergerakan menguat hari ini. Dalam beberapa hari kedepan, Rupiah kemungkinan akan diperdagangkan dalam range ketat antara 11,693-11,824.


USDIDR pada chart H4 dengan EMA-20, EMA-60, EMA-100, Fibonacci Retracement, dan MACD

Namun perkiraan tersebut didasarkan pada pergerakan Rupiah secara teknikal saat ini yang masih sideways, sehingga rawan kejutan. Sesuai dengan sinyal yang dimunculkan dari perlintasan EMA-20 dengan EMA-60 dan EMA-100 dua minggu yang lalu, Rupiah sebenarnya punya peluang untuk menguat. Tiadanya dorongan fundamental yang bagus, baik dari Indonesia maupun AS, membuat Rupiah flat.

Oleh karena itu, hati-hati bila data ekspor impor Indonesia tidak memuaskan, atau GDP AS tercatat lebih tinggi daripada perkiraan, karena hal itu bisa memicu profit-taking di pasar yang bisa berakibat buruk terhadap Rupiah. Sebaliknya, kabar bahwa neraca perdagangan Indonesia surplus dan atau sinyal negatif kenaikan bunga AS, bisa mendorong Rupiah menguat ke kisaran 11,640-11,760 yang pernah dihuni pada bulan Juli lalu.








KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE