Menu

Analisa Rupiah 30 Maret - 3 April 2015

A Muttaqiena

Kurs Rupiah pekan lalu diperdagangkan di dalam kisaran yang telah diperkirakan. Pada awal pekan, Rupiah sempat menguat ke arah 13,000 per Dolar AS, namun kemudian melemah kembali hingga ditutup pada 13,180 pada penutupan pasar hari Jumat. Dalam sepekan mendatang, simpangan kisaran pergerakan kurs Rupiah kemungkinan berada diantara 13,075-13,435 per Dolar AS dengan proyeksi melemah.

Rekap Kurs Rupiah Minggu Lalu

Kurs Rupiah pekan lalu diperdagangkan di dalam kisaran yang telah diperkirakan. Pada awal pekan, Rupiah sempat menguat ke arah 13,000 per Dolar AS, namun kemudian melemah kembali hingga ditutup pada 13,180 pada penutupan pasar hari Jumat. Dibanding rilisan data ekonomi ataupun kondisi terkini, faktor yang paling berpengaruh masih merupakan sisa-sisa sentimen pekan sebelumnya dan imbas apresiasi Dolar AS.

Secara umum, belum ada perubahan signifikan dalam situasi ekonomi-politik dunia maupun nasional, tetapi ada beberapa poin yang patut dicatat dari pekan lalu:

  1. Memanasnya konflik di Yaman dan masih belum jelasnya negosiasi utang Yunani meningkatkan permintaan terhadap Dolar AS secara global. Ini karena Dolar AS termasuk aset 'safe haven' yang dianggap sebagai instrumen investasi aman di tengah ketidakpastian dan meningkatnya risiko. Tren ini dinilai tidak akan berdampak besar karena posisi Yaman sebagai negara kecil dan belum adanya potensi perluasan konflik ke negara tetangga, tetapi sempat menggemparkan pasar minggu lalu.
  2. Data-data ekonomi Amerika Serikat dan para pejabat bank sentralnya (the Fed) perlahan menghapuskan keraguan pasar akan kemungkinan kenaikan suku bunganya pada tahun ini, sehingga mendorong apresiasi Dolar AS terhadap mata uang-mata uang dunia. Data mingguan pengajuan klaim tunjangan pengangguran di negara tersebut mengalami penurunan dari 291,000 menjadi 282,000, angka paling sedikit dalam lima pekan terakhir. Optimisme di sektor ketenagakerjaan itu menunjang prospek kenaikan suku bunga the Fed dan kembali menekan mata uang negara berkembang. Sebagaimana diketahui, negara-negara berkembang terancam arus pelarian modal (capital flight) apabila AS menaikkan suku bunga karena besarnya ketergantungan akan investasi asing yang dulu mengalir ke dalam negeri.
  3. Kondisi regional masih lesu setelah indeks PMI Manufaktur China (flash) bulan Maret 2015 bukannya naik tapi malah anjlok dibawah standar 50. Hal ini menggarisbawahi perlambatan ekonomi yang tengah melanda raksasa ekonomi Asia tersebut. Pada akhir pekan juga diberitakan bahwa angkatan bersenjata Jepang, JSDF, telah mengambil kendali atas kapal induk pengangkut helikopter perusak Izumo yang disebut-sebut sebagai kapal perang terbesar Jepang pasca Perang Dunia II, sebagai respon atas meningkatnya ketegangan di perbatasan dengan China.

 

Fundamental Kurs Rupiah Minggu Ini

Pagi ini (30/3), kurs Rupiah dibuka melemah pada 13,221 per Dolar AS dan masih menunjukkan tanda-tanda pelemahan.

Pimpinan the Fed AS Janet Yellen dalam pernyataan terbarunya akhir pekan lalu di San Fransisco menegaskan bahwa "Dengan pemulihan berkelanjutan dalam kondisi ekonomi, kenaikan suku bunga sesuai kisaran target bisa dilakukan tahun ini. Tentu saja, waktu kenaikan pertama suku bunga the Fed dan kenaikan-kenaikan selanjutnya akan ditentukan oleh komite (FOMC) sesuai dengan data kondisi pasar ketenagakerjaan, inflasi, dan aspek-aspek lain dari ekspansi terkini."

Stabilisasi Dolar AS yang didorong oleh pernyataan tersebut bisa terus berlanjut dalam beberapa hari mendatang bila data-data dari negara tersebut konsisten memuaskan. Seperti biasanya, pekan pertama dalam setiap bulan adalah minggu yang diramaikan oleh berbagai rilis data ekonomi dari berbagai negara, dan ini kemungkinan akan berkontribusi pada volatilitas Rupiah yang lebih besar.


BPS dan Bank Indonesia masing-masing secara terpisah akan mempublikasikan data dan komentar terkait Inflasi dan laporan survey konsumen Maret 2015. Sedangkan dari dunia internasional, perhatian akan kembali berpusat pada rilis laporan ketenagakerjaan Amerika Serikat yang akan memuat data Non Farm Payrolls (NFP), meskipun juga ada beberapa rilis penting lain, termasuk data penjualan rumah dan kepercayaan konsumen AS serta indeks indeks PMI Manufaktur China Maret 2015 (final). Diantaranya, dua rilis yang berpotensi berdampak besar pada simpangan kurs Rupiah, yaitu inflasi Indonesia dan NFP AS, akan dirilis pada Rabu, 1 April 2015.

Selain itu, perlu juga diperhatikan bahwa ada potensi kenaikan permintaan Dolar AS di dalam negeri yang bisa mendorong Rupiah melemah lagi. Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo, sebagaimana dikutip oleh Jakarta Post hari Sabtu, mengatakan kepada wartawan bahwa pergerakan rupiah dalam beberapa bulan kedepan akan dipengaruhi bukan hanya oleh dinamika eksternal, seperti perkembangan ekonomi di Amerika Serikat dan China, melainkan juga faktor-faktor domestik, utamanya potensi peningkatan permintaan Dolar AS dari perusahaan-perusahaan di dalam negeri. Ini karena ada siklus musiman dimana ada peningkatan pembayaran utang luar negeri dan repatriasi pendapatan antara bulan Maret dan Juni.

Meski demikian, Martowardojo menegaskan bahwa pasar finansial Indonesia masih bagus karena masih mencatat aliran dana asing masuk sebesar 42 triliun Rupiah sejak awal tahun 2015. Sebelumnya, Deputi Gubernur Mirza Adityaswara juga telah mengatakan pada Konferensi Credit Suisse Investment Conference bahwa depresiasi sekitar 3-3.5% masih bisa ditoleransi oleh Indonesia, dan Bank Indonesia juga selalu siap untuk melakukan stabilisasi jika diperlukan.

 

Prediksi Kurs Rupiah Minggu Depan

Dalam sepekan mendatang, simpangan kisaran pergerakan kurs Rupiah kemungkinan berada diantara 13,075-13,435 per Dolar AS (garis fibonacci 23.6%-100%) dengan proyeksi melemah. Dapat dilihat dalam gambar, ada simpangan EMA-60 dengan EMA-100 ke arah atas, dimana ini bisa jadi mensinyalkan akan melemahnya Rupiah terhadap Dolar AS ke arah 13,435 apabila berhasil menembus 13,254 (fibo 61.8%).

 

USD/IDR dalam chart 4 jam dengan indikator EMA-20 (merah), EMA-60 (tosca), dan EMA-100 (coklat), Fibonacci Retracement, dan MACD


Awal pekan ini, pasar masih menantikan rilis-rilis berita penting pada hari Rabu, tetapi kondisi bisa berubah setelahnya. Penguatan Rupiah dimungkinkan apabila data yang keluar dari jadwal publikasi laporan ekonomi ternyata berbeda dari ekspektasi atau ada faktor lain diluar perkiraan.

 






KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE