Menu

Analisa Rupiah 9 - 13 November 2015

A Muttaqiena

Kurs Rupiah dibuka melemah di 13,555 per Dolar AS, dan kemudian melaju hingga mencapai 13,655 saat analisa ini ditulis. Pergerakan Rupiah hingga beberapa hari mendatang kemungkinan masih akan cenderung melemah, akibat bias dari data-data AS pekan lalu.

Rekap Kurs Rupiah Minggu Lalu

Diluar dugaan, kurs Rupiah masih diperdagangkan didalam area 13,270-13,868 per Dolar AS hingga hari Senin ini (9/11). Setelah dibuka pada 13,675 di hari Senin pekan lalu, kurs Rupiah diperdagangkan nyaris mendatar hingga menguat ke 13,543 pada penutupan hari Jumat. Kewaspadaan pelaku pasar menjelang perilisan data-data penting dari Amerika Serikat membuat volume perdagangan cenderung kecil.

Sejumlah catatan mencuat dari perkembangan ekonomi Indonesia pekan lalu, meskipun tidak secara signifikan mempengaruhi pergerakan Rupiah. Diantaranya adalah kepercayaan konsumen, pertumbuhan GDP, cadangan devisa, dan diluncurkannya paket stimulus keenam Pemerintah.

Indeks Kepercayaan Konsumen Indonesia meningkat, tetapi masih tergolong rendah. Hasil survei Kepercayaan Konsumen Indonesia untuk bulan Oktober naik dari 97.5 ke 99.3, setelah sebelumnya melorot dari 112.6 ke 97.5. Namun demikian, bacaan indeks dibawah 100 dapat diartikan bahwa konsumen dalam negeri masih cenderung pesimis.

 

Pertumbuhan GDP Indonesia meningkat, tetapi dibawah prediksi. Perekonomian Indonesia terekam melaju 4.73 persen (yoy) pada kuartal tiga 2015; lebih tinggi dari 4.67 persen pada kuartal dua, tetapi lebih rendah dari ekspektasi 4.85 persen yang sebelumnya disampaikan pemerintah. Dibandingkan dengan pertumbuhan kuartal sebelumnya (qoq), laju GDP di kuartal tiga pun hanya mencapai 3.21 persen, lebih rendah dari laju kuartal dua yang mencapai 3.78 persen.

 

Di sisi lain, cadangan devisa hingga akhir Oktober 2015 tercatat menyusut 1 milyar Dolar AS hingga kini tersisa 100.7 milyar Dolar AS saja. Sesuai perkiraan, penyusutan ini jauh lebih kecil dibanding penyusutan periode sebelumnya yang mencapai 3.6 milyar Dolar akibat kebutuhan intervensi di pasar uang.

 

Guna menanggulangi perlambatan ekonomi, Pemerintah Indonesia kembali meluncurkan paket stimulus baru. Ini merupakan paket kebijakan keenam yang diumumkan sejak bulan September, dan memiliki agenda utama menawarkan keringanan pajak bagi perusahaan-perusahaan yang beroperasi di zona-zona ekonomi khusus.

Sementara itu, di Amerika Serikat, pimpinan bank sentralnya menegaskan di depan parlemen bahwa Fed rate masih mungkin naik Desember 2015 jika data-data ekonomi mendukung. Pernyataan tersebut ditunjang oleh publikasi data ketenagakerjaan AS bulan Oktober yang mengungguli estimasi. Faktor-faktor tersebut mendorong penguatan Dolar AS hari ini, sehingga nilai tukar mata uang-mata uang lain kembali mengendur.

 

Fundamental Minggu Ini

Kurs Rupiah dibuka melemah di 13,555 per Dolar AS, dan kemudian melaju hingga mencapai 13,655 saat analisa ini ditulis. Pergerakan Rupiah hingga beberapa hari mendatang kemungkinan masih akan cenderung melemah, akibat bias dari data-data AS pekan lalu. Data-data yang akan dirilis pun umumnya berasal dari kategori berdampak kecil-menengah, sehingga bias bawaan bisa jadi lebih berpengaruh.

Sesungguhnya, terasa ada keraguan di pasar tentang data ketenagakerjaan terbaru AS, mengingat selisihnya yang terlalu besar dibanding periode sebelumnya (nyaris dua kali lipat). Namun demikian, kesangsian itu tidak memberikan banyak ruang bagi mata uang-mata uang lain untuk bermanuver, mengingat prospek kenaikan Fed rate pada bulan Desember secara konkrit masih terbuka lebar.

Selain itu, perlambatan ekonomi global secara tidak langsung meningkatkan risiko di negara-negara berkembang seperti Indonesia. Apalagi, data-data belum menunjukkan perbaikan signifikan. Pekan ini dibuka dengan kabar menurunnya ekspor-impor China bulan Oktober 2015 dibanding satu tahun silam. Ini merupakan salah satu indikasi perlambatan ekonomi yang paling mencolok dari negeri partner dagang utama Indonesia tersebut.

 

Prediksi Kurs Rupiah Minggu Ini

Proyeksi pergerakan Rupiah ke depan kembali ke dalam kisaran 13,270-13,868, dimana kurs Rupiah terhadap Dolar AS telah diperdagangkan selama satu bulan terakhir. Secara teknikal, meskipun masih ada risiko pelemahan ke arah 14,027, tetapi hal itu kemungkinan tidak terjadi dalam beberapa hari mendatang.

Chart USD/IDR pada timeframe H4 dengan indikator EMA-20 (merah), EMA-60 (tosca), EMA-100 (coklat), fibonacci retracement, dan MACD






KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE