Menu

Analisa Rupiah Mingguan: FOMC Meeting Dan Suku Bunga BI

Martin

Minggu lalu, Rupiah menguat karena neraca perdagangan Indonesia kembali surplus. Minggu ini, akan adaStatement FOMC, konferensi pers Powell, serta rapat Dewan Gubernur BI.

Analisa mingguan USD/IDR berikut ini dibuat berdasarkan harga penutupan pasar minggu lalu (15 Maret 2019), serta dimaksudkan sebagai acuan untuk trading jangka menengah dan panjang.

 

Tinjauan Fundamental

Minggu lalu, Rupiah berhasil menguat setelah sebelumnya mencapai level 14333 per US Dollar, terlemah sejak awal Januari lalu. Mata uang Garuda ditutup pada level 14255 per USD, atau menguat tipis 0.35% dibandingkan penutupan minggu sebelumnya. Penguatan Rupiah ini seiring dengan mayoritas mata uang Asia yang juga mengalami apresiasi terhadap USD.

Penguatan Rupiah di akhir pekan tidak lepas dari data neraca perdagangan Indonesia bulan Februari yang surplus sebesar USD330 juta, setelah empat bulan sebelumnya selalu defisit. Meski tidak signifikan, surplus neraca perdagangan menimbulkan optimisme akan membaiknya transaksi berjalan (Current Account) kuartal pertama tahun ini. Seperti diketahui, penyebab utama pelemahan Rupiah adalah defisit transaksi berjalan yang kian membengkak.

Minggu ini akan kembali digelar FOMC meeting . Seperti perkiraan sebagian besar pengamat dan analis, The Fed masih akan mempertahankan suku bunga acuan pada level +2.00% hingga +2.50%. Perhatian pasar akan tertuju pada Statement FOMC dan konferensi pers Jerome Powell yang mengungkapkan proyeksi ekonomi AS. Pasar juga akan mengamati dot plot suku bunga untuk tahun ini. Sebagian analis memperkirakan The Fed tidak akan menaikkan suku bunga pada tahun ini. Jika Statement The Fed bernada dovish, kemungkinan besar Rupiah akan berlanjut menguat.

Di samping itu, minggu ini juga akan digelar rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI) yang akan mengumumkan suku bunga acuan. Pelaku pasar memperkirakan BI juga masih akan mempertahankan suku bunga acuan pada level +6.00%.

Jika berlanjut menguat, support kuat USD/IDR ada pada sekitar level 14120. Sementara jika melemah, resistance ada pada level 14465.

 

Jadwal Rilis Data Fundamental:

Senin, 18 Maret 2019:

 

Jam 17:00 WIB: data pertumbuhan kredit bulan Februari 2019 year over year (y/y): bulan sebelumnya: +11.97%.

 

Kamis, 21 Maret 2019:

 

Data dan peristiwa berdampak dari AS minggu ini: Statement dan konferensi pers FOMC, indeks Philly Fed Manufacturing, dan Flash Manufacturing PMI.

 

Tinjauan Teknikal



Chart Daily:

USD/IDR masih cenderung bullish (Rupiah masih cenderung melemah), menyusul terbentuknya pola bullish engulfing candle:

  1. Harga berada dekat kurva upper band indikator Bollinger Bands, dan titik indikator Parabolic SAR berada di bawah bar candlestick.
  2. Kurva indikator MACD masih berada di atas kurva sinyal (warna merah), dan garis histogram OSMA berada di atas level 0.00.
  3. Kurva indikator RSI berada di atas center line (level 50.0).
  4. Garis histogram indikator ADX berwarna hijau dan berada di atas level 25, menunjukkan sentimen bullish yang masih kuat.

Resistance kuat ada pada kurva EMA 144 dan level 14333.

Level Pivot mingguan : 14266.00

Resistance : 14333.00 ; 14398.76 (23.6% Fibo Expansion) ; 14465.00 ; 14603.00 ; 14650.00 ; 14785.00 ; 14930.00 ; 15050.00 ; 15140.00 ; 15200.00 ; 15265.00 ; 15327.00 ; 15400.00.

Support : 14150.00 ; 14118.20 (50% Fibo Expansion) ; 13992.43 (61.8% Fibo Expansion) ; 13885.00 ; 13736.00 ; 13587.31 (100% Fibo Expansion) ; 13485.00 ; 13400.00 ; 13362.00 ; 13314.00 ; 13263.00.

Indikator: Simple Moving Average (SMA) 200 dan EMA 144 ; Bollinger Bands (20,2) ; Parabolic SAR (0.02, 0.2) ; MACD (12,26,9) ; OSMA ; RSI (14) ; ADX (14).

Fibonacci Expansion :






KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE