Menu

Analisa Rupiah Mingguan: NFP AS Dan Cadangan Devisa Indonesia

Martin

Minggu lalu, Rupiah menguat akibat lembaga pemeringkat S&P yang menaikkan peringkat surat utang Indonesia. Minggu ini, data tenaga kerja AS dan cadangan devisa Indonesia akan menjadi katalis.

Analisa mingguan USD/IDR berikut ini dibuat berdasarkan harga pentupan pasar minggu lalu (31 Mei 2019), serta dimaksudkan sebagai acuan untuk trading jangka menengah dan panjang.

 

Tinjauan Fundamental

Minggu lalu, Rupiah kembali menguat dan ditutup pada level 14275 per USD, atau mengalami apresiasi sebesar 0.76% dibandingkan dengan harga penutupan minggu sebelumnya. Selain karena USD yang tengah mengalami tekanan, penguatan Rupiah terutama disebabkan oleh keputusan lembaga pemeringkat kredit Standard & Poor’s (S&P) yang menaikkan peringkat surat utang Indonesia, dari BBB- menjadi BBB dengan outlook stabil.

Keputusan S&P tersebut menyebabkan Rupiah menjadi mata uang yang terkuat di Asia pada akhir pekan lalu, bahkan menggungguli Yen Jepang. Di samping S&P, apresiasi Rupiah juga disebabkan oleh data PMI Manufaktur Indonesia untuk bulan Mei yang di atas perkiraan, dan masuknya modal asing di pasar saham akibat kepercayaan pelaku pasar terhadap prospek perekonomian Indonesia pasca keputusan S&P.

Minggu ini akan ada rilis beberapa data penting, baik dari AS maupun dari dalam negeri. Dari AS akan ada data tenaga kerja (Non Farm Payrolls, upah, dan pengangguran), ISM Manufaktur, dan pidato beberapa pejabat The Fed termasuk ketua Jerome Powell. Sementara itu, dari dalam negeri akan dirilis cadangan devisa untuk bulan Mei.

Secara fundamental dan teknikal, Rupiah masih cenderung menguat dengan support antara level 14200 hingga 14150.

 

Jadwal Rilis Data Fundamental:

Jumat, 7 Juni 2019:

 

Senin, 10 Juni 2019:



Data dan peristiwa berdampak dari AS minggu ini: NFP, upah, dan pengangguran, ISM Manufaktur dan ISM Non Manufaktur, serta pidato ketua The Fed Jerome Powell, juga pernyataan Quarles, Bullard, Williams, dan Bowman Fed.

 

Tinjauan Teknikal

 

Chart Daily:

USD/IDR masih cenderung bearish (Rupiah masih cenderung menguat), setelah harga menembus kurva support EMA 89. Kecenderungan ini didukung oleh:

  1. Harga berada dekat kurva lower band indikator Bollinger Bands, dan titik indikator Parabolic SAR berada di atas bar candlestick.
  2. Kurva indikator MACD berada di bawah kurva sinyal (warna merah), dan garis histogram OSMA berada di bawah level 0.00.
  3. Kurva indikator RSI berada di bawah center line (level 50.0).
  4. Garis histogram indikator ADX berganti warna merah dan berada di atas level 25, menunjukkan sentimen bearish yang masih kuat.

 

Level Pivot mingguan : 14321.66

Resistance : 14320.63 (level 38.2% Fibo Retracement) ; 14398.74 (23.6% Fibo Retracement) ; 14435.00 ; 14475.00 ; 14520.00 ; 14600.00 ; 14650.00 ; 14721.83 (161.8% Fibo Expansion) ; 14785.00 ; 14930.00 ; 15050.00 ; 15140.00 ; 15200.00 ; 15265.00 ; 15327.00 ; 15400.00.

Support : 14257.50 (50% Fibo Retracement) ; 14194.37 (61.8% Fibo Retracement) ; 14116.26 (76.4% Fibo Retracement) ; 14055.00 ; 13990.00 ; 13885.00 ; 13736.00 ; 13587.31 ; 13485.00 ; 13400.00 ; 13362.00 ; 13314.00 ; 13263.00.

Indikator: Simple Moving Average (SMA) 200 dan EMA 89 ; Bollinger Bands (20,2) ; Parabolic SAR (0.02, 0.2) ; MACD (12,26,9) ; OSMA ; RSI (14) ; ADX (14).

Fibonacci Retracement :






KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE