Menu

Bullish DXY Terkikis, EUR/USD Bangkit Dari DMA-30

Buge Satrio

Berhasil pulih di sepanjang pekan lalu, kenaikan Indeks Dolar tergerus jelang penutupan di akhir minggu. EUR/USD pun bangkit setelah sempat turun mengancam DMA-30.

Indeks Dolar (DXY) sempat menanjak ke 93.21, namun kehilangan tenaga untuk bertahan di atas 93.00. Harga kemudian mengikis upside setelah tergelincir ke level 92.75. Secara total, DXY masih membukukan penguatan 0.57 persen di sepanjang pekan. Akan tetapi, bias jangka pendek atau outlook grafik Daily terpantau negatif dengan kurva DMA-30 (Daily Moving Average periode 30) yang bertahan membatasi laju DXY.

Price action yang terjadi hingga jelang akhir pekan menjadi cenderung berisiko bearish untuk perdagangan di awal pekan berikutnya, terutama setelah terbentuknya Inside Bar. Dalam hal ini, level 92.61 (Low 11 November) menjadi fokus untuk mengantisipasi skenario penurunan susulan menuju 92.13 (Low 9 November) dan support krusial jangka pendek/menengah 91.75 (Low 1 September).

 

EUR/USD Perlihatkan Formasi Bullish

Sementara itu, mengingat Euro adalah salah satu mata uang utama yang merupakan rival USD terbesar dari pengukuran DXY, maka kondisi teknikal EUR/USD hampir tidak jauh berbeda. DMA-30 sempat tersentuh, namun buyers merespon dari kisaran kurva tersebut. Inside Bar kemudian terbentuk disusul oleh sebuah candlestick bullish yang ditutup di level 1.1833 (sedikit lebih tinggi dari High Mother Bar 1.1832). Sehingga, meski barangkali memang tidak terlalu sempurna, kita masih bisa menyebut kombinasi tiga candlestick terakhir sebagai Three Inside Up.

Pada grafik H1, bias intraday menjadi cenderung bullish setelah EUR/USD diperdagangkan di atas Cloud Ichimoku. Jika kita juga cukup jeli mengamati chart pattern saat EUR/USD menyentuh Kijun-sen Daily (sekarang di 1.1761), itu adalah peluang entri posisi yang cukup ideal dengan Stop Loss (SL) terukur

Lintasan Falling Wedge terbentuk dari tanggal 9 hingga 11 November, dan bahkan bisa dibilang masih utuh ketika pasangan mata uang itu berupaya berakselerasi di bawah support 1.1750. Seperti diketahui, Falling Wedge yang terbentuk pasca reli uptrend jangka pendek umumnya meningkatkan risiko bullish.

Gambar di bawah ini anggap saja sebagai sebuah contoh setup Falling Wedge dengan risiko yang terukur dan kebetulan sempat saya rekam (screen capture). Saya malah menempatkan satu entri lagi setelah menyimak price action H1. Satu posisi saya lepas setelah EUR/USD berhasil melewati Kijun-sen H1 dan naik ke kisaran 1.1811. Kemudian, posisi berikutnya dilikuidasi setelah harga bergerak cukup dekat mengancam Kijun-sen H4 (sekarang di 1.1832).

Level 1.1832 menjadi fokus untuk satu hingga dua hari ke depan. Jika EUR/USD masih berakselerasi di atas level itu, maka kisaran 1.1871 hingga 1.1916 berisiko menjadi target berikutnya dari pergerakan bullish untuk perdagangan intraday.






KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE