Menu

Capai Level Tertinggi Sepanjang 2019, Rupiah Berpotensi Terus Menguat

Martin

Pada hari terakhir tahun ini, Rupiah menguat signifikan akibat anjloknya USD dan meredanya sengketa dagang AS-China. Minggu ini, notulen FOMC dan inflasi Indonesia menjadi katalis.

Analisa mingguan USD/IDR berikut ini dibuat berdasarkan harga penutupan tanggal 31 Desember 2019, serta dimaksudkan sebagai acuan untuk trading jangka menengah dan panjang.

 

Tinjauan Fundamental

Pada penutupan tahun 2019 hari ini (31/Desember), Rupiah menguat tajam hingga menyentuh level 13862.50, sebelum ditutup pada 13882.50 per USD. Dibandingkan harga penutupan seminggu sebelumnya, mata uang Garuda mengalami apresiasi sebesar 0.61%. Harga penutupan Rupiah di akhir tahun ini adalah yang terkuat sepanjang tahun 2019.

Penguatan mata uang Garuda terjadi bersamaan dengan anjloknya indeks USD hingga ke level terendahnya dalam 6 bulan. Dengan demikian, hampir semua mata uang yang dipasangkan dengan USD mengalami penguatan signifikan, termasuk Rupiah.

Faktor lain yang mendukung penguatan Rupiah adalah meredanya sengketa dagang antara AS dan China; penandatanganan perjanjian dagang tahap pertama diperkirakan berlangsung (secepatnya) pada minggu depan. Selain itu, minat investor terhadap asset-asset berisiko juga masih berlangsung. Disamping masuk ke bursa saham utama dunia, pelaku pasar juga memborong mata uang negara-negara berkembang termasuk Rupiah. Isyarat The Fed yang belum akan menaikkan suku bunga pada awal tahun depan semakin mendorong investor melepas US Dollar.

Pada minggu pertama 2020, data penting dari AS adalah notulen meeting FOMC bulan Desember dan ISM Manufacturing PMI. Sementara itu, dari dalam negeri ada data inflasi bulan Desember yang diperkirakan stabil di kisaran 3% secara year on year.

Dalam perspektif teknikal, Rupiah masih cenderung menguat dengan support kuat pada level 13835 hingga 13800.

 

Jadwal Rilis Data Fundamental

Kamis, 2 Januari 2020:

Data berdampak dari AS minggu ini: notulen meeting FOMC, ISM Manufacturing PMI, indeks kepercayaan konsumen versi CB, dan Chicago PMI.

 

Tinjauan Teknikal

Chart Daily:

Dari penunjukan indikator trend, USD/IDR masih cenderung bearish (Rupiah masih cenderung menguat):

  1. Harga berada di bawah kurva lower band indikator Bollinger Bands dan di bawah kurva resistance EMA 34.
  2. Titik indikator Parabolic SAR berada di atas bar candlestick.
  3. Kurva indikator MACD berada di bawah kurva sinyal (warna merah), dan garis histogram OSMA berada di bawah level 0.00.
  4. Garis histogram indikator ADX berwarna merah dan berada di atas level 25, menunjukkan sentimen bearish yang masih kuat.

Support kuat pada level 13835 hingga 13800.

Level Pivot mingguan: 13961.00

Resistance: 13905.00 ; 13955.00 ; 13992.00 (50% Fibo Expansion) ; 14020.00 ; 14045.00 (38.2% Fibo Expansion) ; 14080.00 ; 14111.00 (23.6% Fibo Expansion) ; 14135.00 ; 14180.00 ; 14217.00 ; 14280.00 ; 14312.00 ; 14355.00 ; 14435.00 ; 14475.00 ; 14525.00 ; 14600.00 ; 14650.00 ; 14721.83 ; 14785.00 ; 14930.00 ; 15050.00 ; 15140.00 ; 15200.00 ; 15265.00 ; 15327.00 ; 15400.00.

Support: 13862.50 ; 13835 ; 13800.00 ; 13768.00 (100% Fibo Expansion) ; 13720.60 ; 13571.50 ; 13477.80 ; 13401.60 ; 13328.84 ; 13263.00.

Indikator: Simple Moving Average (SMA) 200 dan EMA 34 ; Bollinger Bands (20,2) ; Parabolic SAR (0.02, 0.2) ; MACD (12,26,9) ; OSMA ; ADX (14).

Fibonacci Expansion :






KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE