Menu

Dolar Menguat Tipis, Euro Dibatasi Resistance 1.1871/1.1916

Buge Satrio

Meski di bawah tekanan, DXY mampu mengikis pelemahan di akhir pekan. Sementara itu, EUR/USD kehilangan tenaga dalam upayanya menutup harga di atas 1.1916.

Indeks Dolar (DXY) berhasil menguat 0.11 persen ke level 92.93 menjelang akhir pekan, di tengah kekhawatiran investor terhadap bertambahnya kasus positif COVID-19 yang berisiko menghambat pemulihan global. Namun, penguatan itu tidak terlalu berhasil mengikis pelemahan dalam lima hari perdagangan terakhir. DXY masih tercatat melemah 0.34 persen di sepanjang pekan, sebagian besar karena faktor sentimen perkembangan vaksin corona.

Sejumlah analis Barat berpendapat, perkembangan vaksin saja tidak akan cukup untuk mendorong sentimen terhadap aset berisiko. Pelaku pasar masih sangat menantikan stimulus susulan, pun dengan kejelasan situasi politik pasca kemenangan Biden yang mengungguli Trump dalam gelaran Pilpres AS beberapa waktu lalu. Ditambah lagi, KTT Uni Eropa dikabarkan belum mencapai kata sepakat terkait anggaran dan negosiasi perdagangan (pasca Brexit) dengan Inggris. Akibatnya, investor terlihat cukup berhati-hati dalam dua hari perdagangan terakhir.

 

Outlook Teknikal Indeks Dolar

Pada grafik Daily di bawah ini, outlook jangka pendek DXY masih negatif di bawah kurva DMA-30 (Daily Moving Average periode 30). Minor Descending Channel juga masih utuh sejauh ini. Sementara, indikator RSI bergerak pointing-up, seolah berusaha bangkit untuk setidaknya kembali menghampiri level keseimbangannya. DXY barangkali akan berupaya memperpanjang pemulihan untuk mendekati DMA-30 yang posisinya sekarang berada di area 93.00.

Skenario di atas valid selama level 92.13 (Low 9 November) masih bertahan membatasi down-swing DXY. Pada sisi upside, level 93.00 menjadi fokus dalam beberapa hari ke depan. Kemungkinan untuk menjangkau level itu menjadi cukup besar apabila sentimen vaksin dan stimulus masih tetap minim dari berbagai headline media online.

 

Outlook Teknikal EUR/USD

Mengingat Euro adalah salah satu mata uang utama yang merupakan rival USD terbesar dari pengukuran Indeks Dolar, maka kondisi teknikalnya bisa dibilang berlawanan dengan DXY. Untuk saat ini, bias jangka pendek masih positif selama EUR/USD diperdagangkan di atas kurva DMA-30 (sekarang di kisaran 1.1788).

Akan tetapi, price action Daily juga menunjukkan bahwa zona resistance 1.1871/1.1916 saat ini masih menjadi hambatan yang kuat. Hilangnya momentum untuk menaklukan area resistance tersebut juga terlihat dari pergerakan indikator RSI yang terlihat mendatar dalam empat candlestick terakhir. Sehingga, penurunan EUR/USD untuk turun mendekati DMA-30 hingga 1.1750 adalah kemungkinan yang sulit diabaikan dalam beberapa hari ke depan.

 

Sementara itu, jika kita melakukan pendekatan chart pattern untuk memantau pergerakan EUR/USD dalam beberapa pekan sejak September, maka akan tampak bahwa harga sedang berkonsolidasi dalam lintasan Descending Triangle. Sebagian analis Barat menganggap Triangle itu adalah Flag Pattern yang terbentuk setelah reli dari bulan Maret hingga Agustus.

Seperti diketahui, reli upside yang disusul dengan konsolidasi harga dalam lintasan pattern itu umumnya meningkatkan bullish continuation, dalam hal ini untuk menguji breakout 1.2011 yang masih menjadi level tertinggi EUR/USD di sepanjang tahun 2020. Sedangkan pada sisi bawah, zona support 1.1611/1.1600 adalah penopangnya.

Terlepas dari anggapan sebagian analis Barat, saya lebih menyukai hal-hal yang praktis saja. Bullish continuation untuk menjangkau 1.2011 hingga 1.2115/30 (area 50 persen Fibo Retracement Weekly) membutuhkan skenario penutupan candlestick Daily/Weekly di atas area 1.1871/1.1916. Di sisi lain, zona 1.1611/1.1600 bertindak sebagai support yang krusial dalam jangka pendek/menengah.






KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE