Menu

Dolar Merosot 3 Pekan Beruntun, Level Keseimbangan Terancam

Buge Satrio

Berhasil rebound di akhir pekan, namun Dolar AS masih mencatatkan pelemahan dalam 5 hari perdagangan terakhir.

Dolar berhasil rebound pada Jumat (31/Maret) yang merupakan penutup perdagangan Maret 2023. Sebagian analis berpendapat bahwa bangkitnya Greenback termasuk wajar karena aksi ambil untung ( profit taking ) di akhir bulan, terutama setelah reli Euro dan Pound versus Dolar AS dalam 5 pekan terakhir.

Indeks Dolar (DXY) menguat 0.41 persen. Namun di sepanjang pekan, DXY mencatat pelemahan 0.51 persen. Ini menempatkan DXY di jalur pelemahan 3 pekan secara berturut-turut, di tengah meredanya kekhawatiran atas krisis perbankan global yang mendorong sentimen terhadap aset berisiko.

 

DXY Daily

Hampir tak ada yang berubah seperti pekan lalu. Kondisi teknikal DXY tetap sama, di mana bias jangka pendek masih berisiko bearish. Indeks bergerak di bawah kurva MA-50 dengan indikator RSI yang berada di teritori negatif.

Peluang untuk memperpanjang rebound tentu saja masih terbuka. Tapi, skenario ini juga rentan terhadap aksi jual susulan apabila DXY gagal mengejar breakout MA-50. Level tersebut bertindak sebagai resistance dinamis terdekatnya.

 

DXY Weekly

Seperti yang terlihat dari grafik di bawah ini, DXY merosot 3 pekan beruntun mengancam level keseimbangan jangka menengah di kisaran 50 persen fibo retracement .

Yang barangkali juga layak dicermati adalah posisi indikator RSI karena masih menukik lebih dalam di area negatif. Ini memperbesar risiko penurunan menembus level keseimbangan tersebut.

Sekarang, saya ingin mengajak Anda untuk sejenak mengamati apa yang terjadi pada DXY dalam skala lebih panjang, yakni 6 bulanan. Tapi harap dicatat, ini hanyalah wacana sambil lalu saja, tidak untuk mempengaruhi trading plan Anda, mengingat sebagian besar dari kita lebih banyak terlibat dalam perdagangan intraday atau day trading ketimbang jangka panjang.

Grafik DXY 6 bulanan tersebut menjadi fakta teknikal yang bagi saya cukup mengejutkan. Di sepanjang semester kedua 2022, Dolar AS justru dilanda aksi jual yang masif. Padahal, saat itu kita mungkin sama-sama mengetahui bahwa ekspektasi laju kenaikan suku bunga Federal Reserve masih membayangi sentimen pasar. Sehingga, di atas kertas, seharusnya kita melihat candlestick yang menyiratkan aksi beli. Tapi nyatanya? Justru terbentuk Bearish Pin Bar dengan upper shadow yang terbilang lumayan panjang.

Tapi sekali lagi, ini sekedar informasi selingan saja. Tidak untuk mempengaruhi trading plan jangka pendek Anda.






KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE