Menu

Emas Kian Berkilau Di Tengah Kekhawatiran Resesi

Rama Anandhita

Emas diperkirakan masih akan menguat pasca inversi kurva Yield Treasury AS. Selain itu, polemik perang dagang AS-China yang tak kunjung usai turut mendukung penguatan emas.

Analisa Fundamental

Emas kian berkilau hingga diperdagangkan menjauhi level psikologis 1,500. Terjadinya inversi kurva Yield Treasury AS memicu kekhawatiran para pelaku pasar akan terjadinya resesi. Terakhir kali Yield Obligasi jangka panjang turun di bawah Yield Obligasi jangka pendek adalah pada Desember 2005, dua tahun sebelum terjadinya resesi hebat.

Inversi kurva Yield Treasury AS rupanya juga memicu aksi jual di bursa saham AS. Sementara itu, minat investor akan emas kian meningkat, terbukti dari peningkatan harga emas sebesar 1% pasca inversi. Diketahui, emas telah mengalami kenaikan sebanyak 7% sepanjang bulan Agustus, atau sekitar 18% sepanjang tahun. Peningkatan ini terjadi lantaran ketidakpastian geopolitik memicu aksi beli pada aset safe haven seperti emas.

Pada pertemuan KTT G-7 di Prancis Senin (26/Agustus) kemarin, Trump menyatakan telah menerima panggilan dari pihak China untuk melakukan renegosiasi dagang. Namun, selang sehari setelah pernyataan Trump itu, juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Geng Shuang, menyatakan bahwa China tidak pernah melakukan panggilan telepon apapun pada Presiden negeri Paman Sam tersebut.

 

Analisa Teknikal

Pergerakan harga emas yang masih berada di atas SMA 50, SMA 100, dan SMA 200 mengindikasikan tren bullish kuat. Selain itu, harga yang masih berada di atas Support 1536.80 diperkirakan masih berpotensi untuk lanjutkan bullish.

 

Rekomendasi






KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE