Menu

Emas Masih Konsolidasi dalam Perspektif Jangka Panjang

Buge Satrio

Meski suram, outlook emas sementara ini belum benar-benar negatif dalam skala long term. Hal ini karena harga masih bertahan di atas 50%-61.8% retracement.

Emas akhirnya melorot lebih rendah pekan lalu dan bertahan di bawah 1682.30 (38.2% retracement Monthly), level yang sekarang bertindak sebagai resistance. Jika kita mundur ke belakang, buyers setidaknya merespons 2 kali di kisaran 1682.30, mendorong harga emas naik menguji 2075.00 yang merupakan level tertinggi 2020. Tapi pergerakan bullish saat itu kehilangan tenaga setelah Pin Bar terbentuk, disusul pola Three Black Crows yang juga mengkonfirmasi Double Top.

Dalam jangka panjang, price action yang datangnya bertubi-tubi itu seringkali "menyeramkan". Ini karena candle pattern skala Monthly akan lebih terasa volatilitasnya pada skala Daily atau jangka pendek/menengah. Situasi seperti ini mengharuskan kita untuk lebih berdisiplin dalam penerapan Stop Loss (SL) dan lebih ketat dalam pengelolaan Money Management (MM), terutama untuk posisi buy short/mid-term dan intraday.

Dalam jangka pendek/menengah, bias negatif secara teknikal sulit untuk dibantah sejauh ini. Cukup gunakan MA-50 pada chart Daily, kita akan segera melihat bahwa emas bergerak di bawah kurva itu. Tapi dalam jangka panjang, outlook emas belum benar-benar negatif. Ini lantaran pergerakan emas masih bertahan dalam fase konsolidasi di atas 50%-61.8% retracement.

Pada chart Monthly di atas, penutupan candlestick di bawah 1832.39 (23.6% retracement) mengkonfirmasi fase konsolidasi. Mungkin untuk sekedar mengingatkan kembali terkait Three Black Crows, pola yang satu ini memang sebaiknya tidak dianggap remeh. Pasalnya, penurunan berlanjut setelah pattern itu terbentuk dan level 1682.30 (38.2% retracement) pun berhasil diterobos. Area support krusial jangka panjang yang terbentang dari 1561.00 (50% retracement) hingga 1439.70 (61.8% retracement) sekarang berada di bawah ancaman.

Apabila mempertimbangkan posisi indikator RSI, ada kemungkinan emas akan berusaha memasuki zona 1561.00-1439.70 karena masih tersedia cukup ruang sebelum RSI turun memasuki wilayah oversold . Ini juga sejalan dengan faktor fundamental, di mana emas menjadi kurang menarik bagi investor ketika suku bunga The Fed dalam siklus naik; investor akan cenderung melepas emas dan mengalihkan aset ke Dolar AS. Gara-gara ini pula, sejumlah analis Barat dari institusi finansial terkemuka memperkirakan bahwa harga emas di pasar spot masih akan bergerak turun ke level psikologis 1500.00 hingga 1450.00 pada akhir tahun 2022 atau hingga awal tahun depan.

Di bawah level-level tersebut, prospek bullish jangka panjang semakin suram dan outlook bearish menjadi terbuka. Sementara itu, histori dan sebagian kasus menunjukkan, masih ada perlawanan buyers ketika terjadi penurunan ke area level keseimbangan (50% - 61.8% retracement), yang barangkali bisa dimanfaatkan untuk swing trade (jangka pendek/menengah) dengan Stop Loss (SL) ketat.






KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE