Menu

EUR/USD 16 Februari: Review Akhir Pekan

Buge Satrio

Risk Appetite cukup mampu menahan Euro agar tak terjungkal lebih rendah. Waspadai skenario Falling Wedge dan divergensi RSI, terutama jika harga break di atas 1.1341.

Sekilas Fundamental

Euro sempat membukukan rebound cukup tajam pada hari Selasa 12 Feb, didukung Risk Appetite setelah komentar Donald Trump yang konstruktif terkait pembicaraan perdagangan AS-China di Beijing. Namun, Euro kembali terjungkal menyusul rilis data Industrial Production, Rabu 13 Feb, yang meleset dari perkiraan.

Dibayangi kekhawatiran atas lemahnya sektor industri, Euro berlanjut tertekan di sesi New York pada hari Rabu, meski data CPI AS di bulan Januari dirilis stagnan. Sementara itu, Core CPI AS sesuai dengan ekspektasi.

Pada hari Kamis 14 Feb, sekali lagi Risk Appetite mencoba untuk mendongkak recovery Euro. Fluktuasi yang cukup tinggi terjadi menyusul data dari Jerman yang menunjukkan bahwa GDP kuartal keempat 2018 stagnan di bawah perkiraan. Sementara itu, Employment Change kuartal keempat 2018 Zona Euro mencatatkan pertumbuhan melebihi ekspektasi.

Euro kemudian berhasil menutup harga yang lebih tinggi terhadap Dolar pada hari Kamis, setelah data Retail Sales AS di bulan Desember 2018 diluar dugaan merosot ke angka terendah sejak 2009.

Namun, mata uang tunggal Uni Eropa kembali terpuruk pada hari Jumat 15 Feb di perdagangan sesi Asia dan Eropa, menyusul surutnya Risk Appetite akibat keraguan pasar atas hasil perundingan AS-China, yang dinilai tidak cukup untuk memberikan kepastian.

Sempat anjlok mendekati level psikologis 1.1200 pada hari Jumat, aksi profit-taking terjadi di sesi New York. Euro merangkak naik ke harga Open dan akhirnya ditutup dengan penguatan tipis 0.02 persen di kisaran 1.1296.

Alhasil, di sepanjang pekan (11-15 Feb), Euro tercatat melemah 0.3 persen terhadap Dolar AS. Risk Appetite atau sentimen market terhadap aset berisiko, cukup berhasil menahan penurunan yang lebih dalam, setelah Euro merosot 1.09 persen terhadap Greenback pada pekan sebelumnya (4-8 Feb).

Untuk perdagangan pekan berikutnya, data PMI Zona Euro dan Durable Goods Orders AS (dirilis Kamis 21 Feb) diperkirakan berdampak tinggi dan menjadi fokus pasar.

Perkembangan pembicaraan perdagangan AS-China barangkali masih akan menyita perhatian investor, setelah adanya informasi yang menyebutkan bahwa Presiden Xi Jinping akan segera bertemu dengan Presiden Trump.

Sementara itu, informasi terkini yang menyebutkan bahwa Trump telah mendeklarasikan keadaan darurat nasional demi menghindari government shutdown sekaligus memuluskan rencananya untuk membangun tembok perbatasan dengan Meksiko, kemungkinan malah akan memicu ketidakpastian politik di Washington yang dapat membebani permintaan terhadap Greenback.

 

Outlook Teknikal Jangka Pendek

Pada grafik H4 di bawah ini, meski aksi harga mencatat beberapa kali break low, kondisi divergensi indikator RSI masih tetap membayangi. Terbentuknya chart pattern Falling Wedge yang umumnya meningkatkan risiko bullish, sebaiknya digunakan sebagai bahan pertimbangan agar lebih berhati-hati jika berniat mengejar posisi jual. Atau setidaknya, kurangi ukuran lot untuk posisi sell sambil bersiap mengantisipasi minat buyers.

Level 1.1341 (High 13 Feb) akan menjadi penting untuk diawasi. Berdasarkan grafik H4, skenario Faling Wedge dan divergensi RSI sama-sama membutuhkan break atau penutupan harga di atas 1.1341. Di sisi lain, selama resistance 1.1341 bertahan membatasi upside, maka risiko bearish jangka pendek tetap terjaga untuk mengancam support 1.1233 (Low 15 Feb).






KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE