Menu

GBP/USD: Grafik Weekly Dan Monthly Pasca Pernyataan Merkel

Buge Satrio

Isu Brexit lagi-lagi menjadi faktor utama yang memicu fluktuasi Poundsterling. Secara teknikal, grafik Weekly dan Monthly menyuguhkan hal yang cukup menarik untuk disimak.

Poundstering mendadak melompat tinggi versus Greenback di sesi New York kemarin (22/Agustus), dan kemudian mengakhiri sesi dengan ditutup menguat lebih dari 1 persen. Isu Brexit lagi-lagi menjadi pemicunya; Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan bahwa Uni Eropa dan Inggris akan dapat menemukan solusi backstop Irlandia pada 31 Oktober mendatang.

Berbeda dengan komentar Merkel sebelumnya yang juga sempat memicu fluktuasi, kali ini tidak ada klarifikasi. Barangkali itu sebabnya Sterling mampu menanjak lebih 1 persen dengan akselerasi yang nyaris tanpa hambatan.

Ini kemudian menggugah saya untuk mengamati candle pattern atau chart pattern pada grafik Weekly dan Monthly, atau grafik jangka menengah hingga jangka panjang, yang belakangan ini jarang saya lakukan. Sejak referendum Brexit 2016, saya lebih sering memperhatikan grafik Daily hingga H1 saja untuk menyusun trading plan GBP/USD secara intraday.

Grafik Weekly

Price action dua pekan lalu ternyata menyebabkan GBP/USD terjebak Inside Bar. Sementara itu, ada potensi terbentuknya Three Inside Up apabila current candle Weekly mampu menutup harga setidaknya di atas 1.2200 pada akhir pekan ini, untuk membuka pintu fase korektif jangka pendek hingga menengah. Skenario ini bisa terjadi setelah harga mengalami tekanan yang terus menerus pasca terbentuknya Head and Shoulders.

 

Grafik Monhtly

Pada grafik skala mid/long-term, aksi harga GBP/USD rupanya tengah mengancam zona support kritis di 1.2020/1.1980, yang apabila berhasil ditembus tegas, maka penurunan lebih dalam barangkali akan sulit dicegah. Jika fase korektif Weekly butuh 1.2200, maka konfirmasi grafik Monthly membutuhkan pergerakan harga di atas level 1.2400.

Pada awal Mei lalu, sempat ada rumor yang beredar bahwa bank-bank besar (JP Morgan, Citibank, Morgan Stanley, dan beberapa nama besar lainnya) aktif menambahkan aksi jual Poundsterling terhadap Dolar AS ke dalam portofolio mid/long-term mereka. Itu ternyata bukan sekadar rumor, mengingat Sterling memang merosot dari 1.31-an ke 1.25-an di bulan Mei. Namun pertanyaannya sekarang, apakah mereka telah melepas posisi ( profit-taking ) saat GBP/USD mendekati support kritis jangka menengah/panjang, atau malah mulai menumpuk posisi buy di area 1.20-an? Mungkin saja. Sejauh ini belum ada market talks atau rumor tentang hal itu.

Yang barangkali bisa kita lakukan adalah mengamati aksi harga terhadap level 1.2200. Jika terus bergerak naik, aksi harga terhadap 1.2400 bisa berisiko memperbesar potensi Double Bottom skala Monthly.






KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE