Menu

Harga Emas Tidak Menentu, Nantikan FOMC Dan Inflasi AS

Martin

Minggu lalu, harga emas ditutup melemah akibat pernyataan ketua The Fed Powell yang akan mempercepat proses tapering. Minggu ini, data inflasi AS akan menjadi katalis.

Analisa mingguan XAU/USD berikut ini dibuat sebagai acuan untuk trading jangka menengah dan panjang.

 

Tinjauan Fundamental

Minggu lalu, harga emas kembali melemah 0.47% dibandingkan minggu sebelumnya, dan ditutup pada level 1783.93 per troy ounce. Penurunan harga emas terutama datang dari bank sentral AS (The Fed) yang kemungkinan akan mempercepat normalisasi kebijakan moneternya. Dalam testimoninya minggu lalu, ketua Jerome Powell mengatakan bahwa tapering atau pengurangan pembelian obligasi bisa dilakukan lebih cepat dari jadwal.

Tindakan tersebut diambil guna meredam tingkat kenaikan inflasi yang semakin tinggi. Mayoritas pejabat The Fed juga menyetujui langkah ini, sehingga pasar memperkirakan bahwa suku bunga juga kemungkinan akan naik lebih awal. Hal inilah yang menyebabkan harga emas tertekan.

Meski demikian, masalah tingginya inflasi yang melanda banyak negara termasuk AS dan ketidakpastian masa depan perekonomian global akibat COVID varian Omicron telah mencegah kemerosotan harga emas lebih dalam. Menurut Menteri Keuangan AS Janet Yellen, penyebaran varian Omicron dapat memicu pelambatan ekonomi.

Analis memperkirakan harga emas masih belum menentu sampai dengan diumumkannya hasil FOMC meeting pekan depan (15-16 Desember 2021), terutama poin-poin yang menyangkut percepatan tapering dan kenaikan suku bunga lebih awal. Data penting dari AS minggu ini adalah inflasi bulan November yang diperkirakan kembali naik menjadi 6.8% y/y.

Survei yang dihimpun Kitco.com menunjukkan sentimen beragam. Sekitar 27% pemain Wall Street memperkirakan pergerakan harga emas minggu ini akan bullish, 36% bearish, dan 36% lainnya netral atau sideways. Sementara itu, 51% pemain Main Street memperkirakan bullish, 32% bearish, dan 17% lainnya netral

 

Tinjauan Teknikal

Chart Daily

Dari penunjukan price action, indikator trend, dan indikator momentum, pergerakan harga masih cenderung bearish:

  1. Terbentuk pola head and shoulders yang mengisyaratkan pergerakan bearish, dan harga saat ini telah berada di bawah neckline.
  2. Harga berada di bawah kurva SMA 200-day, kurva resistance EMA 89, dan middle band indikator Bollinger Bands.
  3. Titik indikator Parabolic SAR masih berada di atas bar candlestick.
  4. Kurva indikator MACD berada di bawah kurva sinyal (warna merah), dan garis histogram OsMA di bawah level 0.00.
  5. Kurva indikator RSI masih berada di bawah center line (level 50.0).
  6. Garis histogram indikator ADX berwarna merah yang menunjukkan sentimen bearish.

Support kuat ada pada level 1750, sedangkan resistance kuat pada sekitar level 1809.

Level pivot mingguan: 1784.76

Resistance: 1785.39 ; 1796.48 (50% Fibo Retracement) ; 1808.63 ; 1824.80 (38.2% Fibo Retracement) ; 1842.92 ; 1859.26 (23.6% Fibo Retracement) ; 1877.00 ; 1889.94 ; 1903.50 ; 1916.49 ; 1959.22 ; 1981.00 ; 2000.00 ; 2015.67 ; 2049.00 ; 2075.19.

Support: 1768.00 (61.8% Fibo Retracement) ; 1750.00 ; 1733.01 (76.4% Fibo Retracement) ; 1721.54 ; 1700.00 ; 1683.15 ; 1676.70 ; 1640.00 ; 1621.30 ; 1600.00 ; 1566.50 ; 1547.00 ; 1521.00 ; 1485.00 ; 1451.08.

Indikator: Simple Moving Average (SMA) 200, EMA 89 ; Bollinger Bands (20,2) ; Parabolic SAR (0.02, 0.2) ; MACD (12,26,9) ; OsMA ; RSI (14) ; ADX (14).

Fibonacci Retracement :






KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE