Menu

Investor Buru Emas Didukung Sentimen Geopolitik Dan Data Ekonomi

Rama Anandhita

Meningkatnya ketidakpastian geopolitik serta data ekonomi yang mengecewakan membuat emas kini menjadi "buronan" investor. Alhasil, aset safe haven ini berpotensi menguat.

Analisa Fundamental

Harga emas pada perdagangan Kamis (31/Oktober) berhasil ditutup menguat 1.11% menjadi $1512.73. Meningkatnya kekhawatiran investor terhadap konflik dagang AS-China, serta data ekonomi beberapa negara di Asia yang dirilis mengecewakan, menjadi faktor kenaikan pada emas.

Ketidakpastian negosiasi AS-China kembali mencuat setelah Bloomberg melaporkan bahwa China menolak untuk menandatangani kesepakatan perdagangan yang komprehensif dengan AS. Hal ini karena sebagian pemimpinnya tidak percaya terhadap sifat impulsif Presiden AS Donald Trump. Namun, Presiden Trump kemarin malam mengirim tweet baru yang menyatakan bahwa AS dan China tengah mencari tempat baru untuk menandatangani kesepakatan perdagangan fase satu, pasca Chili diketahui membatalkan KTT APEC.

Dari sisi data, diketahui perekonomian Hong Kong pada kuartal ketiga mengalami kontraksi sebesar 3.2%. Sementara itu, data PMI Manufaktur Jepang dilaporkan turun menjadi 48.4, yang merupakan level terendahnya sejak Juni 2016. Selain itu, data ekspor Korea Selatan yang dilaporkan turun 14.7% dari tahun sebelumnya turut menambah kekhawatiran.

 

Analisa Teknikal

Pergerakan harga di atas garis SMA 200 mengindikasikan bahwa emas tengah berada pada kondisi bullish. Sementara itu, area Support 1509.15-1504.92 bisa menjadi area yang perlu diperhatikan hari ini. Selama emas masih bertahan di atas area Support 1509.15-1504.92, maka aset safe haven ini berpotensi melanjutkan tren positifnya ke atas level Resistance 1515.99.

 

Rekomendasi






KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE