Menu

Jelang Voting Brexit, GBP/USD Berpotensi Bearish

Rama Anandhita

US Dollar, yang juga sering digunakan sebagai asset safe haven, bergerak melemah karena penangkapan CFO Huawei di Kanada. Di saat yang sama, Pound masih dirundung isu Brexit.

Ketegangan antara Amerika Serikat dengan China tetap menjadi fokus utama investor pada awal pekan ini, terutama setelah Wakil Menteri Luar Negeri China, Le Yucheng, memanggil duta besar Amerika Serikat dan Kanada secara terpisah sebagai aksi protes. Ia mendesak pembebasan CFO Huawei, Meng Wangzhou, dengan segera. Meng sebelumnya ditangkap di Vancouver dan terancam diekstradisi ke Amerika Serikat. Selain itu, Meng juga menghadapi ancaman penjara hingga 30 tahun jika terbukti bersalah.

Kekhawatiran lain yang juga membebani pergerakan US Dollar pada awal pekan ini adalah anjloknya data NFP periode bulan November. Sejalan dengan hal tersebut, peningkatan upah juga lebih rendah dari perkiraan, meskipun secara tahunan masih berada di sekitar level tertinggi satu dekade.

Pesimisnya data ekonomi Amerika Serikat pada pekan sebelumnya, juga semakin menguatkan spekulasi investor bahwa The Fed akan segera mengakhiri laju pengetatan moneternya. Hal ini terutama setelah Ketua The Fed Jerome Powell juga turut menyatakan bahwa suku bunga The Fed saat ini telah mendekati level netral.

Dari Inggris, perhatian investor akan tertuju kepada voting parlemen pada hari Selasa besok. Voting tersebut akan menentukan nasib Inggris ke depan, serta bisa mengindikasikan prospek kepemimpinan Theresa May.

 

Rekomendasi GBP/USD:






KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE