Menu

Katalis Emas Minggu Ini: Yield Obligasi Dan Inflasi AS

Martin

Minggu lalu, harga emas kembali merosot akibat kenaikan yield obligasi pemerintah AS. Minggu ini, yield obligasi dan inflasi AS diperkirakan menjadi katalis.

Analisa mingguan XAU/USD berikut ini dibuat berdasarkan harga penutupan tanggal 5 Maret 2021, serta dimaksudkan sebagai acuan untuk trading jangka menengah dan panjang.

 

Tinjauan Fundamental

Minggu lalu, harga emas kembali merosot dan ditutup pada level USD1701.15 per troy ounce, atau melemah 1.9% dibandingkan dengan harga penutupan minggu sebelumnya. Pelemahan dalam 3 minggu berturut-turut menyebabkan harga logam mulia berada pada level terendahnya dalam 9 bulan terakhir.

Anjloknya harga emas terutama disebabkan oleh yield (imbal hasil) obligasi pemerintah AS untuk jangka waktu 10 tahun yang terus menanjak dalam 5 minggu terakhir. Naiknya yield tersebut berdampak pada penguatan indeks USD, sehingga harga emas yang dipatok dalam USD mengalami tekanan.

Selain itu, data ISM Manufaktur AS bulan Februari yang melesat hingga di atas angka 60 memberi optimisme akan pemulihan ekonomi, sehingga mendukung penguatan USD. Di sisi lain, ketua The Fed Jerome Powell memberi pernyataan yang mengabaikan kekhawatiran akan kenaikan inflasi, dan tidak berniat menahan kenaikan yield obligasi akhir-akhir ini.

Minggu ini, pergerakan yield obligasi pemerintah AS tenor 10-tahun masih akan menjadi faktor utama yang mempengaruhi harga emas. Data penting dari AS adalah inflasi untuk bulan Februari; CPI y/y diperkirakan naik dari 1.4% menjadi 1.7%.

Survei yang dilakukan Kitco.com menunjukkan bahwa sekitar 57% pemain Wall Street memperkirakan minggu ini harga emas akan berlanjut bearish, 29% bullish, dan 14% lainnya memperkirakan netral atau sideways. Sementara itu, 44% pemain Main Street memperkirakan emas bearish, 40% bullish, dan 16% netral.

 

Tinjauan Teknikal

Chart Daily

Dari penunjukan indikator trend berikut, pergerakan harga masih cenderung bearish:

  1. Harga berada dekat kurva lower band indikator Bollinger Bands, dan titik indikator Parabolic SAR berada di atas bar candlestick.
  2. Kurva EMA55 berada di bawah kurva SMA 200-day, menunjukkan pergerakan harga yang sedang bearish.
  3. Kurva indikator MACD berada di bawah kurva sinyal (warna merah), dan garis histogram OSMA berada di bawah level 0.00
  4. Garis histogram indikator ADX berwarna merah dan berada di atas level 25, menunjukkan sentimen bearish yang masih kuat.

Support kuat berada pada level 1670, dan resistance kuat pada level 1740.

Level pivot mingguan: 1716.05

Resistance: 1717.14 ; 1740.00 ; 1762.46 (50% Fibo Retracement) ; 1784.96 ; 1810.39 ; 1836.10 (38.2% Fibo Retracement) ; 1855.00 ; 1874.50 ; 1900.00 ; 1927.68 (23.6% Fibo Retracement) ; 1950.00 ; 1974.00 ; 1992.50 ; 2015.67 ; 2049.00 ; 2075.19.

Support: 1688.59 (61.8% Fibo Retracement) ; 1670.60 ; 1640.00 ; 1621.30 ; 1598.17 (76.4% Fibo Retracement) ; 1566.50 ; 1547.00 ; 1521.00 ; 1485.00 ; 1451.08.

Indikator: Simple Moving Average (SMA) 200, EMA 55 ; Bollinger Bands (20,2) ; Parabolic SAR (0.02, 0.2) ; MACD (12,26,9) ; OSMA ; ADX (14).

Fibonacci Retracement :


Andre

Bisa tolong dibuat analisa dengan price action? Karena mata lebih enak melihat dengan chart yang tanpa banyak indikator. Terima kasih..

Martin S

@ Andre:Pada pergerakan terakhir dari chart di atas memang tidak tampak terbentuk price action sebagai sinyal. Kalau memang terbentuk price action, kami akan cantumkan seperti pada analisa sebelumnya. Dalam hal ini indikator teknikal sebagai konfirmator dari price action.





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE