Menu

Kepercayaan Investor Masih Akan Memperkuat Nilai Tukar Rupiah

Martin

Minggu lalu, Rupiah menguat akibat kebijakan stimulus BI dan sentimen terhadap asset berisiko. Minggu ini, Rupiah diperkirakan masih menguat.

Analisa mingguan USD/IDR berikut ini dibuat berdasarkan harga penutupan hingga akhir minggu lalu (17 April 2020), serta dimaksudkan sebagai acuan untuk trading jangka menengah dan panjang.

 

Tinjauan Fundamental

Sejak awal pekan lalu, nilai tukar Rupiah terus menguat terhadap mata uang utama dunia dan ditutup pada level 15430 per USD. Harga penutupan ini menguat 2.47% dibandingkan minggu sebelumnya, dan menjadi yang tertinggi dalam sebulan terakhir. Dengan demikian, kinerja mata uang Garuda menjadi yang terbaik di Asia, mengungguli Yen Jepang, Baht Thailand, dan Dolar Hong Kong.

Sentimen positif yang menyebabkan penguatan Rupiah pekan lalu datang dari dalam dan luar negeri. Faktor pendukung dari dalam negeri yaitu:

  1. Bank Indonesia yang mempertahankan suku bunga acuan (BI 7 days repo rate) pada level +4.50%, setelah dilakukan pemotongan sebanyak 2 kali sepanjang tahun 2020. Gubernur BI Perry Warjiyo mengisyaratkan akan mempertahankan suku bunga guna menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah.
  2. Kebijakan stimulus yang diluncurkan BI (disebut sebagai "jamu") untuk memberikan pelonggaran di sisi moneter. Dalam hal ini, BI menurunkan Giro Wajib Minimum (GWM) sebesar 200 basis points (bps) untuk bank umum konvensional dan 50 bps untuk bank umum syariah, yang berlaku per 1 Mei 2020. Penurunan GWM diharapkan menambah likuiditas hingga Rp102 triliun.
  3. Pemerintah menggelontorkan stimulus hingga Rp450 triliun yang alokasinya meliputi pemulihan ekonomi terdampak Covid-19, dana kesehatan, jaring pengaman sosial (JPS), dan insentif perpajakan.
  4. Data neraca perdagangan Indonesia bulan Maret surplus sebesar USD0.74 miliar, lebih tinggi dari perkiraan surplus USD0.30 miliar.
  5. Masuknya modal asing di pasar saham dan pasar obligasi, dipicu oleh kepercayaan investor akan kemampuan pemerintah dalam mengatasi pandemi Covid-19.

Sementara itu, faktor eksternal yang mendukung penguatan Rupiah adalah naiknya sentimen pasar global terhadap aset berisiko, setelah Presiden Trump berencana membuka kembali aktivitas ekonomi AS. Disamping itu, penemuan obat untuk melawan Covid-19 oleh perusahaan farmasi AS telah menimbulkan harapan akan segera berakhirnya pandemi.

Secara fundamental, kepercayaan investor terhadap kemampuan pemerintah untuk memulihkan ekonomi akibat Covid-19 diperkirakan masih akan menyebabkan Rupiah menguat. Dari dalam negeri tidak ada rilis data penting untuk minggu ini, sementara data ekonomi AS yang perlu dicermati adalah Jobless Claims dan PMI Manufaktur.

 

Jadwal Rilis Data Fundamental

Jumat, 24 April 2020:

 

Kamis, 30 April 2020:

Data berdampak dari luar negeri minggu ini: PMI Manufaktur AS dan Eurozone, serta Jobless Claims dan Durable Goods Orders AS.

 

Tinjauan Teknikal

Chart Daily:

Dari penunjukan indikator trend dan momentum, pergerakan harga masih cenderung bearish atau Rupiah masih cenderung menguat:

  1. Terbentuk Pin Bar yang diikuti dengan gap turun.
  2. Harga berada dekat kurva lower band indikator Bollinger Bands, sementara titik indikator Parabolic SAR berada di atas bar candlestick.
  3. Kurva indikator MACD berada di bawah kurva sinyal (warna merah), dan garis histogram OSMA berada di bawah level 0.00.
  4. Kurva indikator RSI berada di bawah center line (level 50.0).
  5. Garis histogram indikator ADX berwarna merah dan berada di atas level 25, menunjukkan sentimen bearish yang masih kuat.

Support kuat pada level 15300 hingga 15100, dan resistance pada level 15640 hingga 16000.

Level Pivot mingguan: 15823.33

Resistance: 15640.00 ; 15916.07 (23.6% Fibo Retracement) ; 16060.00 ; 16325.00 ; 16640.00 ; 16840.00 ; 17000.00 ; 17160.

Support: 15300.00 ; 15106.25 (50% Fibo Retracement) ; 14744.29 (61.8% Fibo Retracement) ; 14500.00 ; 14296.43 (76.4% Fibo Retracement) ; 14000.00 ; 13770.00 ; 13572.50.

Indikator: Simple Moving Average (SMA) 200 dan EMA 34 ; Bollinger Bands (20,2) ; Parabolic SAR (0.02, 0.2) ; MACD (12,26,9) ; OSMA ; RSI (14) ; ADX (14).

Fibonacci Retracement :


Sandri

Jos bos analisa teknikalnya





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE