Menu

Ketidakpastian Pasar Memicu Aksi Jual Emas

Martin

Minggu lalu, harga emas kembali merosot akibat kenaikan kasus COVID-19 di berbagai negara yang memicu ketidakpastian pasar. Minggu ini, GDP China dan pidato Biden akan menjadi katalis.

Analisa mingguan XAU/USD berikut ini dibuat berdasarkan harga penutupan tanggal 15 Januari 2021, serta dimaksudkan sebagai acuan untuk trading jangka menengah dan panjang.

Tinjauan Fundamental

Minggu lalu, harga emas kembali mengalami tekanan dan ditutup pada level USD1827.32 per troy ounce, melemah lebih dari 1% dibandingkan minggu sebelumnya. Awalnya, harga mencoba rebound setelah pengumuman rencana paket stimulus jumbo AS senilai USD1.9 triliun, dan pernyataan ketua The Fed Jerome Powell yang mengkonfirmasi bahwa tingkat suku bunga masih akan belum dinaikkan dalam waktu dekat. Namun, kenaikan kasus COVID-19 di China dan berbagai negara lainnya yang diikuti dengan penerapan pembatasan wilayah (lockdown) telah memicu ketidakpastian pasar.

Investor lebih memilih uang tunai sebagai asset yang dipegang, terutama safe haven currency US Dollar. Sentimen risk aversion ini menyebabkan lonjakan indeks USD yang berdampak pada merosotnya pasar saham dan harga logam mulia. Selain itu, kenaikan imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS untuk jangka waktu 10 tahun yang sering jadi acuan juga membebani harga emas.

Sebagian analis memperkirakan harga emas minggu ini masih akan mengalami tekanan menyusul ketidakpastian pasar akibat pandemi COVID-19 yang semakin berkecamuk, memburuknya perekonomian global, dan kekhawatiran akan kemungkinan penundaan stimulus fiskal AS. Data dan peristiwa penting minggu ini adalah GDP China, Manufacturing PMI dan Jobless Claims AS, serta pidato Presiden AS terpilih Joe Biden pada hari pelantiikannya tanggal 20 mendatang.

Survei yang dilakukan Kitco.com beragam. Sekitar 25% pemain Wall Street memperkirakan minggu ini harga emas akan bullish, 37.5% bearish, dan 37.5% memperkirakan netral atau sideways. Sementara itu, 54.4% pemain Main Street memperkirakan bullish, 23.7% bearish, dan 21.9% netral.

 

Tinjauan Teknikal

Chart Daily


Dari penunjukan indikator trend dan momentum berikut, pergerakan harga masih cenderung bearish setelah menembus kurva support SMA 200-day:

  1. Harga berada dekat kurva lower band indikator Bollinger Bands dan di bawah kurva resistance EMA55.
  2. Titik indikator Parabolic SAR masih berada di atas bar candlestick.
  3. Kurva indikator MACD berada di bawah kurva sinyal (warna merah), dan garis histogram OSMA berada di bawah level 0.00.
  4. Kurva indikator RSI berada di bawah center line (level 50.0).
  5. Garis histogram indikator ADX berwarna merah yang menunjukkan sentimen bearish.
  6. Penutupan harga terakhir berada di bawah level pivot mingguan (weekly pivot).

Support kuat ada pada level 1816.84 hingga 1800, sedangkan resistance kuat pada level 1855 hingga kurva EMA55.

Level pivot mingguan: 1835.97

Resistance: 1836.10 (38.2% Fibo Retracement) ; 1855.00 ; 1874.50 ; 1900.00 ; 1927.68 (23.6% Fibo Retracement) ; 1950.00 ; 1974.00 ; 1992.50 ; 2015.67 ; 2049.00 ; 2075.19.

Support: 1816.84 ; 1800.00 ; 1762.46 (50% Fibo Retracement) ; 1721.00 ; 1688.59 (61.8% Fibo Retracement) ; 1670.60 ; 1640.00 ; 1621.30 ; 1598.17 (76.4% Fibo Retracement) ; 1566.50.

Indikator: Simple Moving Average (SMA) 200, EMA55 ; Bollinger Bands (20,2) ; Parabolic SAR (0.02, 0.2) ; MACD (12,26,9) ; OSMA ; RSI (14) ; ADX (14).

Fibonacci Retracement :






KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE