Menu

Konflik AS-Iran Surut, Rupiah Masuk Tiga Besar Asia

Martin

Pada penutupan hari ini, Rupiah menguat akibat meredanya konflik AS dan Iran. Untuk selanjutnya, data cadangan devisa Indonesia dan NFP AS akan menjadi katalis.

Analisa mingguan USD/IDR berikut ini dibuat berdasarkan harga penutupan tanggal 7 Januari 2020, serta dimaksudkan sebagai acuan untuk trading jangka menengah dan panjang.

 

Tinjauan Fundamental

Pada perdagangan awal tahun 2020, Rupiah sempat melemah hingga menyentuh level 13970 per USD. Namun pada penutupan perdagangan hari ini (7 Januari 2020), mata uang Garuda berbalik menguat dan ditutup pada level 13875 per USD.

Dibandingkan dengan penutupan akhir pekan lalu, Rupiah telah mengalami apresiasi sebesar 0.36%, dan menjadi mata uang Asia terkuat nomor tiga setelah Yuan China dan Peso Filipina.

Pelemahan Rupiah pada tiga hari sebelumnya terutama disebabkan oleh sentimen risk aversion pelaku pasar akibat faktor geopolitik, menyusul serangan udara AS yang menewaskan Jenderal Iran. Ketegangan di Timur Tengah tersebut telah menyebabkan melonjaknya harga minyak dunia, yang dikhawatirkan bisa mempengaruhi nilai impor. Data inflasi dan PMI Manufaktur Indonesia yang membaik tidak membantu penguatan Rupiah.

Namun, sentimen pasar kembali membaik seiring dengan meredanya konflik AS-Iran. Berita terakhir menyebutkan bahwa AS bersedia untuk menarik sebagian pasukannya dari Irak. Perhatian investor akan kembali tertuju pada kesepakatan dagang AS-China tahap pertama, yang rencananya akan ditandatangani minggu depan.

Untuk minggu ini, data penting yang bisa mempengaruhi nilai tukar Rupiah adalah cadangan devisa Indonesia bulan Desember 2019 dan Non Farm Payroll AS. Secara teknikal, Rupiah masih cenderung menguat dengan support kuat pada level 13800.

 

Jadwal Rilis Data Fundamental

Rabu, 8 Januari 2020:

 

Jumat, 10 Januari 2020:

Data berdampak dari AS minggu ini: Non Farm Payrolls, upah, tingkat pengangguran, ADP Non Farm, ISM Non Manufacturing, dan pidato beberapa pejabat The Fed.

 

Tinjauan Teknikal

 

Chart Daily:

Dari penunjukan indikator trend, pergerakan USD/IDR masih cenderung bearish (Rupiah masih cenderung menguat), menyusul terbentuknya Pin Bar yang diikuti dengan bearish engulfing candle:

  1. Harga berada dekat kurva lower band indikator Bollinger Bands dan di bawah kurva resistance EMA 21.
  2. Kurva indikator MACD masih berada di bawah kurva sinyal (warna merah), dan garis histogram OSMA berada di bawah level 0.00.
  3. Garis histogram indikator ADX berganti warna merah dan berada di atas level 25, menunjukkan sentimen bearish yang masih kuat.

Support kuat pada level 13835 hingga 13800.

Level Pivot mingguan: 13919.17

Resistance: 13905.00 ; 13939.16 (61.8% Fibo Expansion) ; 13967.00 ; 13992.00 (50% Fibo Expansion) ; 14020.00 ; 14045.00 (38.2% Fibo Expansion) ; 14080.00 ; 14111.00 (23.6% Fibo Expansion) ; 14135.00 ; 14180.00 ; 14217.00 ; 14280.00 ; 14312.00 ; 14355.00 ; 14435.00 ; 14475.00 ; 14525.00 ; 14600.00 ; 14650.00 ; 14721.83 ; 14785.00 ; 14930.00 ; 15050.00 ; 15140.00 ; 15200.00 ; 15265.00 ; 15327.00 ; 15400.00.

Support: 13862.50 ; 13835 ; 13800.00 ; 13768.00 (100% Fibo Expansion) ; 13720.60 ; 13571.50 ; 13477.80 ; 13401.60 ; 13328.84 ; 13263.00.

Indikator: Simple Moving Average (SMA) 200 dan EMA 21 ; Bollinger Bands (20,2) ; Parabolic SAR (0.02, 0.2) ; MACD (12,26,9) ; OSMA ; ADX (14).

Fibonacci Expansion :






KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE