Menu

Lockdown Atau Tidak, Rupiah Masih Cenderung Melemah

Martin

Pada penutupan perdagangan kemarin, Rupiah melemah akibat bertambahnya kasus Covid-19 di dalam negeri dan isu lockdown. Minggu ini, isu perkembangan Covid-19 masih menjadi katalis.

Analisa mingguan USD/IDR berikut ini dibuat berdasarkan harga penutupan tanggal 30 Maret 2020, serta dimaksudkan sebagai acuan untuk trading jangka menengah dan panjang.

 

Tinjauan Fundamental

Akhir pekan lalu, Rupiah ditutup menguat dan nyaris menyentuh level 16000 per USD setelah sempat bertengger pada level 16640. Namun kemarin (30/Maret), mata uang Garuda berbalik melemah sebelum ditutup pada level 16337.50 per USD, atau mengalami depresiasi sebesar 2.6% dibandingkan harga penutupan akhir pekan lalu.

Penguatan Rupiah pekan lalu tidak lepas dari anjloknya indeks US Dollar, setelah AS dinyatakan sebagai negara dengan kasus Covid-19 tertinggi di dunia. Bersamaan dengan itu, data klaim pengangguran AS melonjak drastis hingga 3.28 juta, tertinggi dalam sejarah.

Sementara itu, kasus Covid-19 di dalam negeri juga bertambah signifikan. Beberapa pihak mengusulkan agar segera diberlakukan lockdown, terutama di wilayah ibukota yang dianggap sebagai kawasan episentrum Covid-19. Meski pihak pemerintah belum memutuskan lockdown, isu ini telah direspon negatif oleh pelaku pasar karena dikhawatirkan semakin meningkatkan risiko pada perekonomian Indonesia yang tengah terpuruk.

Menjadi mata uang dengan kinerja terburuk kedua di Asia setelah Won Korea Selatan, pekan ini pergerakan Rupiah masih akan ditentukan oleh perkembangan kasus Covid-19. Selama pandemi Covid-19 belum menunjukkan tanda-tanda mereda, lockdown atau tidak, secara fundamental belum ada sentimen positif yang mendukung penguatan mata uang Garuda.

 

Jadwal Rilis Data Fundamental

Rabu, 1 April 2020:

Data dan peristiwa berdampak minggu ini: Non Farm Payrolls, Jobless Claims, tingkat pengangguran, ISM Manufacturing, dan indeks kepercayaan konsumen versi CB.

 

Tinjauan Teknikal

Chart Daily:

Dari penunjukan Price Action dan indikator trend, USD/IDR masih cenderung bullish atau Rupiah masih cenderung melemah:

  1. Terbentuk pola candle morning star yang menunjukkan kemungkinan pergerakan bullish.
  2. Harga berada dekat kurva upper band indikator Bollinger Bands, sementara titik indikator Parabolic SAR masih berada di bawah bar candlestick.
  3. Kurva indikator MACD masih berada di atas kurva sinyal (warna merah), dan garis histogram OSMA berada di atas level 0.00.
  4. Garis histogram indikator ADX berwarna hijau dan berada di atas level 25, menunjukkan sentimen bullish yang masih kuat.

Resistance kuat pada level 16640 hingga 16840, support kuat pada level 16000.

Level Pivot mingguan: 16345.83

Resistance: 16414.50 ; 16472.50 ; 16631.15 (300% Fibo Expansion) ; 16836.84 (323.6% Fibo Expansion) ; 17000.00.

Support: 16207.17 (250% Fibo Expansion) ; 16107.80 (238.2% Fibo Expansion) ; 16000.00 ; 15790.00 (200% Fibo Expansion) ; 15465.19 (161.8% Fibo Expansion) ; 15259.83 (138.2% Fibo Expansion) ; 15140.55 (123.6% Fibo Expansion) ; 15000.00 ; 14736.47 (76.4% Fibo Expansion) ; 14617.22 (61.8% Fibo Expansion) ; 14517.85 (50% Fibo Expansion) ; 14418.48 (38.2% Fibo Expansion) ; 14286.00 ; 14095.00 ; 14000.00 ; 13770.00 ; 13572.50.

Indikator: Simple Moving Average (SMA) 200 dan EMA 34 ; Bollinger Bands (20,2) ; Parabolic SAR (0.02, 0.2) ; MACD (12,26,9) ; OSMA ; ADX (14).

Fibonacci Expansion :






KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE