Menu

Memasuki Akhir Pekan, EUR/USD Dan GBP/USD Di Bawah DMA-30

Buge Satrio

Euro dan Sterling cenderung bertahan dalam tekanan di akhir pekan. Keduanya sama-sama di bawah DMA-30, tapi memiliki bias berbeda.

Greenback berlanjut menguat di sepanjang pekan, didukung data inflasi AS dan notulen FOMC yang menumbuhkan optimisme terhadap prospek Federal Reserve menaikkan suku bunga. Ekspektasi tersebut kemungkinan dimulai bulan Maret dan selanjutnya akan dilanjut secara bertahap tahun ini.

Di sisi lain, pasar ekuitas dan obligasi global merasa khawatir kehilangan minat investor akibat prospek kenaikan suku bunga the Fed yang diperkirakan dapat mencapai 4 kali di tahun 2018. Kondisi ini menyebabkan permintaan aset safe haven Yen meningkat pekan lalu, dengan USD/JPY yang lengser dari 107.91 (High 21 Februari) dan menyentuh 106.52 (Low kemarin, 23 Februari). Akibatnya, laju Indeks Dolar pun menjadi terhambat.

Meski demikian, Indeks Dolar masih bertahan di level tinggi. Indeks yang mengukur kinerja USD terhadap 6 mata uang utama lainnya itu membukukan kenaikan 0.90 persen di sepanjang pekan (19 - 23 Februari 2018), menjauh dari level terendah 3 tahun.

Sementara itu, Euro dan Sterling lebih cenderung bertahan dalam tekanan di akhir pekan, menyusul serangkaian data ekonomi yang bisa dibilang mengecewakan dalam seminggu terakhir. Dalam hal ini, isu politik dan prospek negosiasi Brexit antara Uni Eropa dengan Inggris menjadi sorotan investor.

Data PMI Zona Euro meleset dari perkiraan walaupun tetap berekspansi. Sementara indikator inflasi di kawasan mata uang tunggal tersebut menunjukkan angka yang sejalan dengan perkiraan.

Data ketenagakerjaan Inggris tak terlalu menggembirakan dengan angka pengangguran yang bertambah 0.1 persen dari periode bulan sebelumnya. Demikian pula dengan estimasi GDP kuartal keempat, turun 0.1 persen ketimbang estimasi sebelumnya.

Tapi Jika kita menyimak laporan Commitment of Traders dari Commodity Futures Trading Commission AS pada periode pekan sebelumnya, spekulan ternyata masih menyimpan optimisme terhadap outlook Euro dan Sterling, walaupun posisi bullish terhadap dua mata uang tersebut mengalami penyusutan.


EUR/USD

Terjebak Inside Bar (1.2352-1.2259) di hari Jumat (23 Februari), Euro terdepresiasi atau turun 0.82 persen terhadap Dolar di sepanjang pekan. Pair ini berada dalam outlook teknikal jangka pendek yang cenderung bearish selama harga bergerak di bawah DMA-30 (Daily Moving Average periode 30, sekarang di 1.2341), dengan indikator RSI yang berada di teritori negatif.

Untuk jangka pendek, price action atau aksi harga terhadap level 1.2295 sementara ini layak disimak dalam beberapa sesi perdagangan berikutnya. Pada sisi uspide, hanya penutupan harga di atas area 1.2341/59 yang dapat mematahkan bias bearish jangka pendek. Kondisi ini sekaligus berisiko mengembalikan harga di jalur uptrend jangka panjang, menguji resistance minor 1.2385/1.2400 dan 1.2434/42.

Pada sisi downside, penembusan atau penutupan harga di bawah key support 1.2205 dan 1.2165 (Low 18 Januari) dibutuhkan untuk memperbesar kemungkinan koreksi jangka menengah hingga jangka panjang, terutama setelah pasangan mata uang ini rebound dari level terendah tahun lalu (1.0339).

 

 

GBP/USD

Meskipun Sterling terdepresiasi atau melemah 0.47% terhadap Dolar di sepanjang pekan, tapi mata uang Inggris ini masih lebih baik ketimbang Euro di perdagangan hari Jumat (23 Februari). Sterling ditutup lebih tinggi terhadap Greenback dan menempatkannya dalam outlook teknikal jangka pendek yang cenderung netral; harga tidak terpaut jauh dari DMA-30 (hanya selisih 27 pips), dan indikator RSI berkutat sedikit di bawah level keseimbangannya.

Untuk jangka pendek, price action atau aksi harga terhadap level 1.3979/88, sementara ini menjadi level yang layak diperhatikan dalam beberapa sesi perdagangan pekan berikutnya.

Pada sisi upside, hanya penutupan harga di atas 1.4024/65 yang dapat mengubah bias netral menjadi bullish. Kondisi ini sekaligus membuka jalan kembali harga di jalur uptrend jangka panjang, menguji resistance 1.4144 (High 16 Februari) dan 1.4277 (High 1 Februari).

Pada sisi downside, Cable membutuhkan penutupan harga di bawah 1.3858 agar dapat berhadapan dengan key-support 1.3799/63. Break atau penutupan harga di bawah level ini berisiko memperbesar potensi koreksi jangka menengah hingga jangka panjang, khususnya setelah pair ini rebound dari level terendah tahun lalu (1.1986).

 






KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE