Menu

Review Teknikal Indeks Dolar, EUR/USD, Dan GBP/USD

Buge Satrio

Indeks Dolar memperpanjang meskipun rilis sejumlah data AS bervariasi. Bias EUR/USD berbalik menjadi negatif, sementara GBP/USD tetap bertendensi bearish.

Situasi teknikal Greenback terhadap Euro dan Poundsterling menjadi cukup menarik untuk disimak, menyusul meredanya kekhawatiran pasar terhadap beberapa faktor di luar data-data ekonomi. Kekhawatiran yang dimaksud antara lain Brexit, perang dagang AS-China, dan yang terkini adalah menurunnya tensi geopolitik Timur Tengah.

Investor tampaknya kembali memperhitungkan data-data fundamental ekonomi AS, Uni Eropa, dan Inggris, yang kemudian menopang dominasi USD dalam beberapa hari terakhir. Indeks Dolar (DXY) menguat secara cukup meyakinkan dengan kenaikan 0.34 persen pada penutupan perdagangan hari Jumat (17/Januari). Di sepanjang pekan, DXY secara total menghimpun penguatan 0.30 persen.

 

Outlook Indeks Dolar

Khusus untuk Indeks Dolar atau DXY, saya mengajak Anda untuk menyimak kembali grafik Weekly. Tahun lalu, saya pernah mengulas tentang risiko bearish untuk jangka menengah hingga jangka panjang, setelah DXY cenderung keluar dari lintasan chart pattern Rising Wedge . Sejauh ini, risiko bearish yang membayangi DXY masih tetap valid dan pergerakannya belum benar-benar "merusak" chart pattern tersebut, kecuali jika DXY mampu naik menembus level 99.00 untuk kembali mengancam level psikologis 100.00.

Jika kita memperhatikan grafik Daily, maka tampak bahwa DXY tengah berada di persimpangan. Lintasan Descending Channel berada di bawah ancaman yang bisa mengubah peta pergerakan Indeks Dolar dalam jangka pendek. Indikator RSI masih memiliki ruang yang cukup untuk bergerak ke atas sebelum memasuki wilayah overbought. Di sisi lain, ada risiko untuk kembali terjungkal apabila level value 60.00 pada indikator RSI masih mampu bertahan. Hal ini mengingat bahwa sejak November tahun lalu, level 60.00 sulit terjamah.

Pada grafik H4, indeks melaju deras setelah keluar dari jebakan Inside Bar yang terbentuk pasca rilis data Retail Sales AS pada hari Kamis (16/Januari). Kemudian, setelah rilis sejumlah data AS yang sebetulnya tidak terlalu menggembirakan pada perdagangan Jumat, DXY memperpanjang bullish menembus level 97.58 (High 10 Januari) dan naik ke 97.66. Indeks Dolar kemudian kembali berkonsolidasi dalam candle pattern Inside Bar hingga menjelang penutupan perdagangan sesi New York.

Yang barangkali perlu diwaspadai adalah RSI H4. Indikator ini secara historis tengah menghampiri level yang sebelumnya pernah direspon oleh sellers. Sehingga, konfirmasi yang tegas dibutuhkan. Breakout atau penembusan indeks di atas 97.80 bisa dipastikan akan berpotensi mengubah outlook H4 dan Daily. Sebaliknya, kegagalan indeks untuk bertahan di atas 97.55 akan menjadi indikasi awal dari dimulainya aksi jual terhadap Greenback.

 

Outlook EUR/USD

Seperti yang diketahui, mata uang Euro adalah rival Greenback di urutan pertama yang mempengaruhi kinerja Indeks Dolar. Persentasenya berada di angka 57.6. Sehingga, jika teknikal Daily DXY cenderung bergerak dalam lintasan Descending Channel, maka outlook Daily EUR/USD adalah kebalikannya; cenderung bergerak dalam lintasan Ascending Channel.

Yang barangkali perlu diantisipasi adalah potensi berlanjutnya penurunan setelah EUR/USD tersungkur di bawah DMA-30 (Daily Moving Average periode 30, sekarang di 1.1126) dan menembus 1.1100 pada perdagangan Jumat kemarin, untuk berhadapan dengan support 1.1072/50. Penurunan tersebut mengubah bias Daily yang semula positif menjadi negatif.

Namun secara teknikal, jika mempertimbangkan channel, maka zona support tersebut (1.1072/50) menjadi cukup ideal untuk posisi buy dalam portofolio jangka pendek dengan SL yang terukur, atau sekitar 10 hingga 20 pips di bawah 1.1024 (Low 1 Agustus 2019). Level 1.1180 adalah target pertama dari posisi buy tersebut. Sedangkan untuk mewaspadai skenario bearish susulan atau breakout channel, sebaiknya hindari posisi buy apabila EUR/USD bergerak di area atau di bawah 1.1024/00. Price action atau aksi harga di zona tersebut kemungkinan mampu mematahkan Ascending Channel.

 

Outlook GBP/USD

Sebagaimana diketahui, Poundsterling adalah rival Greenback di urutan ketiga yang mempengaruhi kinerja Indeks Dolar. Persentasenya mencapai 11.9. Fluktuasi dari pergerakan Poundsterling terhadap Greenback cukup mengagetkan pada perdagangan Jumat kemarin.

Pasangan mata uang ini mendadak lompat menyentuh kurva DMA-30 (sekarang di 1.3098), tapi kemudian disambut reaksi sellers dan merosot tajam lebih 100 pips dari 1.3118. Sehingga, bias Daily masih tak berubah dalam sepekan ini; bertendensi bearish selama harga bergerak di bawah DMA-30 yang juga didukung indikator RSI-7 di teritori negatif.

Di sisi lain, meski rentan bearish, minor support trendline sementara ini tetap bertahan membatasi downside. Breakout atau penembusan terhadap trendline ini berpotensi menegaskan outlook negatif pada skala Daily. Konfirmasi yang dibutuhkan adalah aksi harga di bawah area support 1.2960/53. Support terdekat berikutnya yang berisiko terancam dari skenario ini adalah 1.2904 (Low 23 Desember 2019) dan 1.2822 (Low 22 November 2019).






KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE