Menu

Rupiah 5-9 November 2018: FOMC, Current Account, GDP, Dan Cadev Indonesia

Martin

Minggu lalu, Rupiah ditutup menguat pada 14950 per USD, disebabkan oleh respon terhadap penerapan DNDF dan aksi beli SBN. Minggu ini, Rupiah akan dipengaruhi oleh Current Account, GDP, dan Cadev Indonesia.

Analisa mingguan USD/IDR berikut ini dibuat berdasarkan harga penutupan pasar minggu lalu (2 November 2018), serta dimaksudkan sebagai acuan untuk trading jangka menengah dan panjang.

 

Tinjauan Fundamental

Setelah betah bertahan selama 5 minggu di atas level 15000, minggu lalu Rupiah menguat tajam dan ditutup pada 14950 per USD. Penguatan mata uang Garuda disebabkan oleh anjloknya indeks USD, yang diikuti oleh penguatan hampir semua mata uang Asia kecuali Yen Jepang dan Dolar Hong Kong. Selain menguat versus USD, Rupiah juga menguat terhadap mata uang utama EUR, GBP, JPY, dan AUD. Penguatan Rupiah minggu lalu adalah yang tertinggi di Asia.

Menurut gubernur Bank Indonesia (BI), penguatan nilai tukar Rupiah minggu lalu disebabkan oleh respon pasar terhadap diterapkannya instrumen Domestic Non Deliverable Forward (DNDF), aksi beli Surat Berharga Negara (SBN), dan data inflasi Indonesia bulan Oktober m/m yang +0.28%. DNDF adalah instrumen derivatif dari kontrak perdagangan mata uang berjangka yang dilakukan di dalam negeri. Artinya, ia merupakan kontrak beli atau jual valuta asing dalam jangka waktu tertentu, dengan menggunakan kurs yang telah ditentukan di awal transaksi.

Faktor eksternal yang mendukung penguatan mata uang Asia termasuk Rupiah adalah rencana pertemuan Donald Trump dengan Xi Jinping di KTT G20 di Buenos Aires akhir bulan ini. Menurut pengamat, pertemuan tersebut berpeluang meredakan atau bahkan mengakhiri perang dagang kedua negara raksasa ekonomi dunia tersebut.

Minggu ini akan dirilis beberapa data penting dari dalam negeri, yaitu Current Account (transaksi berjalan), GDP, dan cadangan devisa. Sementara dari AS akan ada FOMC meeting dan pemilu parlemen. Defisit Current Account yang menjadi momok pelemahan Rupiah pada kuartal ketiga diperkirakan akan menyusut, sementara GDP kuartal ketiga q/y diperkirakan mengalami kontraksi dari +5.27% ke +5.15%. Di sisi lain, bulan ini The Fed diperkirakan masih akan mempertahankan suku bunga pada level +2.25%.

 

Jadwal Rilis Data Fundamental:

Senin, 5 November 2018:


 


 


 

Selasa, 6 November 2018:


 

Rabu, 7 November 2018:


 

Jumat, 9 November 2018:

 



Data dan peristiwa berdampak dari AS minggu ini
: FOMC meeting, PPI, pemilu parlemen.

 

Tinjauan Teknikal




Chart Daily
:

USD/IDR masih cenderung bearish (Rupiah cenderung menguat) dengan support kuat pada kurva EMA 55:

  1. Terbentuk bearish enguling candle yang menunjukkan kemungkinan pergerakan bearish.
  2. Harga berada di bawah kurva lower band indikator Bollinger Bands, dan titik indikator Parabolic SAR berada di atas bar candlestick.
  3. Kurva indikator MACD masih berada di bawah kurva sinyal (warna merah), dan garis histogram OSMA berada di bawah level 0.00.
  4. Garis histogram indikator ADX berwarna merah dan berada di atas level 25, menunjukkan sentimen bearish yang masih kuat.

Level Pivot mingguan : 15043.33

Resistance : 15057.25 (level 23.6% Fibo Retracement) ; 15140.00 ; 15200.00 ; 15265 ; 15327.00 ; 15400.00.

Support : 14929.86 (38.2% Fibo Retracement) ; 14823.73 (50% Fibo Retracement) ; 14768.00 ; 14720.47 (61.8% Fibo Retracement) ; 14635.00 ; 14560.00 ; 14488.00 ; 14440.00 ; 14388.00 ; 14298.00 ; 14210.00 ; 14171.00 ; 14106.00 ; 14038.00 ; 13983.00.

Indikator: Simple Moving Average (SMA) 200 dan EMA 55 ; Bollinger Bands (20,2) ; Parabolic SAR (0.02, 0.2) ; MACD (12,26,9) ; OSMA ; ADX (14).

Fibonacci Retracement :






KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE