Menu

Rupiah Konsolidasi, Nantikan Suku Bunga BI Dan Neraca Dagang

Martin

Pekan lalu, Rupiah ditutup melemah akibat risk aversion pasca pernyataan The Fed yang cenderung dovish. Minggu ini, Statement BI dan neraca perdagangan RI akan menjadi katalis.

Analisa mingguan USD/IDR berikut ini dibuat berdasarkan harga penutupan tanggal 12 Juni 2020, serta dimaksudkan sebagai acuan untuk trading jangka menengah dan panjang.

 

Tinjauan Fundamental

Setelah menguat selama 9 minggu secara berturut-turut, pekan lalu Rupiah mengalami koreksi dan berkonsolidasi di sekitar level 14000 per USD. Rupiah kemudian ditutup pada level 14125.00. Harga penutupan ini turun 1.84% dibandingkan minggu sebelumnya, dan menjadikan status Rupiah tidak lagi sebagai mata uang dengan kinerja terbaik di Asia. Meski demikian, koreksi ini diperkirakan hanya sementara, menunggu beberapa data penting dari dalam negeri yang akan rilis minggu ini.

Menurut analis, penguatan mata uang Garuda pada beberapa pekan terakhir terutama disebabkan oleh masuknya modal asing (capital inflow) dari hasil lelang Surat Berharga Negara (SBN) dan aksi beli di pasar saham yang menyebabkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami apresiasi. Selain itu, data fundamental ekonomi AS yang mengecewakan juga ikut mendukung penguatan Rupiah.

Meski demikian, rencana pemerintah untuk menerapkan keadaan normal baru (new normal) di tengah meningkatnya jumlah pengidap infeksi COVID-19 sepanjang pekan lalu menimbulkan kekhawatiran. Kemungkinan dibatalkannya rencana tersebut bisa menganggu harapan pemulihan ekonomi. Disamping itu, pernyataan The Fed pada rapat terakhir yang dianggap cenderung dovish juga memicu sentimen risk aversion, sehingga investor melepas asset-asset berisiko (termasuk Rupiah) dan masuk ke safe haven seperti emas dan US Dollar.

Untuk minggu ini, pelaku pasar akan fokus pada Statement Bank Indonesia (BI) mengenai suku bunga acuan (BI 7 day repo rate) dan neraca perdagangan RI bulan Mei. BI diperkirakan akan menurunkan suku bunga acuan sebesar 0.25% ke level 4.25%. Dari luar negeri, faktor yang akan berpengaruh adalah testimoni ketua The Fed Jerome Powell di hadapan Senat dan House serta perkembangan wabah COVID-19.

 

Jadwal Rilis Data Fundamental

Senin, 15 Juni 2020:

Jam 11:00 WIB: data neraca perdagangan Indonesia bulan Mei 2020 y/y: bulan sebelumnya: -USD 0.35 milliar. Perkiraan: +USD0.42 miliar.

 

Kamis, 18 Juni 2020:

Data dan peristiwa berdampak dari AS minggu ini: testimoni ketua The Fed Jerome Powell, Retail Sales, Jobless Claims, indeks Philly Fed Manufacturing.

 

Tinjauan Teknikal


Chart Daily:

Pergerakan harga USD/IDR menunjukkan keadaan konsolidasi, dengan kecenderungan masih bearish (Rupiah masih cenderung menguat). Kondisi ini didukung oleh Price Action dan penunjukan indikator trend berikut ini:

  1. Terbentuk Pin Bar yang menunjukkan kemungkinan reversal bearish jika terkonfirmasi.
  2. Kurva indikator MACD berhimpit dengan kurva sinyal (warna merah), dan garis histogram OSMA berada di sekitar level 0.00, yang menunjukkan keadaan konsolidasi.
  3. Harga berada di bawah kurva middle band indikator Bollinger Bands dan kurva SMA 200-day.
  4. Garis histogram indikator ADX berwarna merah dan berada di atas level 25, menunjukkan sentimen bearish yang masih kuat.

Support kuat ada pada level 13862.50 hingga 13572.50, sedangkan resistance kuat pada level 14296 (sekitar 76.4% Fibo Retracement).

Level Pivot mingguan: 14066.17

Resistance: 14223.50 ; 14296.43 (76.4% Fibo Retracement) ; 14500.00 ; 14744.29 (61.8% Fibo Retracement) ; 15000.00 ; 15106.25 (50% Fibo Retracement) ; 15300.00 ; 15467.32 (38.2% Fibo Retracement) ; 15640.00 ; 15785.00 16000.00 ; 16325.00 ; 16640.00 ; 16840.00 ; 17000.00 ; 17160.

Support: 14000.00 ; 13862.50 ; 13770.00 ; 13572.50 ; 13400.00 ; 13082.00 ; 13000.00.

Indikator: Simple Moving Average (SMA) 200 dan EMA 89 ; Bollinger Bands (20,2) ; MACD (12,26,9) ; OSMA ; ADX (14).

Fibonacci Retracement :






KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE