Menu

Rupiah Masih Perkasa, Nantikan Data Current Account Dan Perdagangan

Martin

Minggu lalu, Rupiah ditutup melemah tipis, tetapi masih di bawah level 15000 per USD. Minggu ini, data transaksi berjalan dan neraca perdagangan RI akan menjadi katalis.

Analisa mingguan USD/IDR berikut ini dibuat berdasarkan harga penutupan tanggal 8 Mei 2020, serta dimaksudkan sebagai acuan untuk trading jangka menengah dan panjang.

 

Tinjauan Fundamental

Setelah mencapai level tertingginya selama hampir dua bulan, pekan lalu Rupiah bergerak sideways dengan kecenderungan masih menguat. Sempat bergerak hingga level 15150 per USD pasca rilis data GDP Indonesia kuartal pertama 2020 y/y, minggu lalu mata uang Garuda ditutup pada 14920 per USD. Harga penutupan ini melemah tipis 0.3% dibandingkan minggu sebelumnya, dan masih menjadi mata uang dengan kinerja terbaik di Asia.

Meski GDP kuartal pertama merosot hingga +2.97% dibandingkan perkiraan yang +4.04%, data cadangan devisa bulan April menunjukkan kenaikan, yaitu dari USD121 miliar menjadi USD127.9 miliar. Selain itu, inflasi tahunan bulan April juga stabil di bawah 3%.

Faktor dari dalam negeri yang juga mendukung penguatan Rupiah adalah pernyataan dari Kementerian Perekonomian mengenai perkiraan waktu pemulihan ekonomi nasional pasca Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). PSBB rencananya akan dilonggarkan dalam beberapa tahap mulai 1 Juni mendatang. Rencana ini meyakinkan pasar bahwa pemerintah sudah memiliki strategi pemulihan ekonomi.

Minggu ini, pelaku pasar akan fokus pada data transaksi berjalan (Current Account) Indonesia kuartal pertama 2020 yang diperkirakan defisit USD5.50 miliar, lebih rendah dari kuartal sebelumnya yang defisit USD8.10 miliar. Data transaksi berjalan selalu menjadi perhatian karena sangat mempengaruhi pergerakan Rupiah. Selain itu, neraca perdagangan bulan April diperkirakan kembali surplus, dipengaruhi oleh penurunan impor akibat merosotnya permintaan domestik.

Dari luar negeri, faktor yang akan berpengaruh adalah perkembangan hubungan antara AS dan China, terutama setelah Presiden Trump melontarkan ancaman kenaikan tarif terhadap China sebagai sanksi atas penyebaran Covid-19.

 

Jadwal Rilis Data Fundamental

Senin, 11 Mei 2020:

 

Jumat, 15 Mei 2020:

Data berdampak dari luar negeri minggu ini: GDP Inggris, CPI, PPI dan Retail Sales AS.

 

Tinjauan Teknikal

Chart Daily:

Dari penunjukan indikator trend berikut ini, pergerakan USD/IDR masih cenderung bearish (Rupiah masih cenderung menguat):

  1. Penutupan harga terakhir berada di bawah level Pivot mingguan.
  2. Harga berada dekat kurva lower band indikator Bollinger Bands dan di bawah kurva resistance EMA55.
  3. Titik indikator Parabolic SAR masih berada di atas bar candlestick.
  4. Kurva indikator MACD berada di bawah kurva sinyal (warna merah), dan garis histogram OSMA berada di bawah level 0.00.
  5. Garis histogram indikator ADX berwarna merah dan berada di atas level 25, menunjukkan sentimen bearish yang masih kuat.

Resistance kuat pada level 15106 hingga kurva EMA55, dan support kuat pada level 14744 hingga 14500.

Level Pivot mingguan: 14992.67

Resistance: 15106.25 (50% Fibo Retracement) ; 15300.00 ; 15467.32 (38.2% Fibo Retracement) ; 15640.00 ; 15785.00 ; 15916.07 (23.6% Fibo Retracement) ; 16060.00 ; 16325.00 ; 16640.00 ; 16840.00 ; 17000.00 ; 17160.

Support: 14857.50 ; 14744.29 (61.8% Fibo Retracement) ; 14500.00 ; 14296.43 (76.4% Fibo Retracement) ; 14000.00 ; 13770.00 ; 13572.50.

Indikator: Simple Moving Average (SMA) 200 dan EMA 55 ; Bollinger Bands (20,2) ; Parabolic SAR (0.02, 0.2) ; MACD (12,26,9) ; OSMA ; ADX (14).

Fibonacci Retracement :


Ramzi Mahmud

@Martinmaster buat lagi dong analisa USDIDR untuk bulan 6 apakah mungkin tembus Rp. 13000 ?

Martin S
@ Ramzi Mahmud:
Untuk analisa Rupiah terbaru, silahkan baca: Rupiah Konsolidasi, Nantikan Suku Bunga BI Dan Neraca Perdagangan




KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE