Menu

Rupiah Nantikan Susunan Kabinet Jokowi Dan Statement BI

Martin

Minggu lalu, Rupiah melemah akibat neraca perdagangan RI yang masih defisit. Minggu ini, susunan kabinet pemerintahan Jokowi periode kedua dan Statement BI akan menjadi katalis.

Analisa mingguan USD/IDR berikut ini dibuat berdasarkan harga penutupan minggu lalu (18 Oktober 2019), serta dimaksudkan sebagai acuan untuk trading jangka menengah dan panjang.

 

Tinjauan Fundamental

Minggu lalu, Rupiah ditutup pada level 14144.50 per USD, atau melemah tipis 0.12% dibandingkan harga penutupan minggu sebelumnya. Mata uang Garuda sempat melemah hingga 14194 per USD akibat data neraca perdagangan Indonesia bulan September yang defisit sebesar USD160 juta, lebih rendah dari perkiraan surplus USD100 juta.

Namun di akhir pekan, Rupiah berbalik menguat bersamaan dengan mata uang negara-negara Asia lainnya, akibat merosotnya indeks USD pasca rilis data penjualan ritel AS bulan September. Data tersebut kembali menunjukkan angka negatif -0.3%, terendah dalam 7 bulan.

Rupiah sulit menguat lebih jauh lagi, akibat suramnya prospek ekonomi Asia setelah rilis data pertumbuhan ekonomi China dan inflasi di Jepang. GDP China kuartal ketiga 2019 y/y merosot ke +6.0%, terendah sejak tahun 1992, sementara inflasi Jepang bulan September 2019 y/y anjlok ke +0.2%, terendah dalam 7 bulan terakhir. Pelaku pasar khawatir jika lesunya ekonomi dua negara besar Asia tersebut akan menyeret negara-negara di kawasan ke dalam resesi.

Untuk minggu ini, pelaku pasar akan lebih fokus ke isu domestik pasca pelantikan Presiden dan Wakil Presiden terpilih Joko Widodo dan Ma'ruf Amin. Perhatian investor akan tertuju pada anggota kabinet pemerintahan Jokowi periode kedua yang rencananya akan diumumkan pada hari Senin ini, terutama pada menteri-menteri yang menangani bidang ekonomi.

Selain itu, minggu ini juga akan kembali digelar Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI) yang akan mengumumkan suku bunga acuan atau BI 7-day (Reverse) Repo Rate. Sebagian analis memperkirakan jika BI akan mempertahankan suku bunga acuan pada +5.25%, setelah bulan lalu dilakukan pemotongan sebesar 0.25%. Sebagian lainnya memperkirakan BI akan kembali memangkas suku bunga sebesar 0.25% ke +5.00%.

Secara teknikal, Rupiah masih cenderung menguat dengan support pada level 14076 hingga 14055.

 

Jadwal Rilis Data Fundamental

Senin, 21 Oktober 2019:

 

 

Kamis, 24 Oktober 2019:

 

Data dan peristiwa berdampak dari AS minggu ini: Manufacturing PMI dan Durable Goods Orders.

 

Tinjauan Teknikal

 

Chart Daily:

USD/IDR cenderung bearish (Rupiah cenderung menguat), menyusul terbentuknya Pin Bar yang terkonfirmasi. Kecenderungan bearish ini juga didukung oleh indikator trend:

  1. Harga kembali berada di bawah kurva SMA 200-day dan di bawah kurva middle band indikator Bollinger Bands.
  2. Titik indikator Parabolic SAR masih berada di atas bar candlestick.
  3. Kurva indikator MACD masih berada di bawah kurva sinyal (warna merah), dan garis histogram OSMA berada di bawah level 0.00.
  4. Kurva indikator RSI berada di bawah center line (level 50.0).
  5. Garis histogram indikator ADX berganti warna merah yang menunjukkan sentimen bearish.

Jika ingin konfirmasi, sell setelah kurva indikator RSI berada di bawah center line (level 50.0).

 

Level Pivot mingguan: 14150.83

Resistance: 14162.45 (61.8% Fibo Retracement) ; 14217.00 ; 14247.50 (level 76.4% Fibo Retracement) ; 14280.00 ; 14312.00 ; 14355.00 ; 14435.00 ; 14475.00 ; 14525.00 ; 14600.00 ; 14650.00 ; 14721.83 ; 14785.00 ; 14930.00 ; 15050.00 ; 15140.00 ; 15200.00 ; 15265.00 ; 15327.00 ; 15400.00.

Support: 14128.97 (50% Fibo Retracement) ; 14076.34 (38.2% Fibo Retracement) ; 14055.00 ; 14000.00 ; 13950.00 ; 13905.00 ; 13835 ; 13720.60 ; 13571.50 ; 13477.80 ; 13401.60 ; 13328.84 ; 13263.00.

Indikator: Simple Moving Average (SMA) 200 dan EMA 55 ; Bollinger Bands (20,2) ; Parabolic SAR (0.02, 0.2) ; MACD (12,26,9) ; OSMA ; RSI (14) ; ADX (14).

Fibonacci Retracement :






KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE