Menu

Scalping Dengan Camarilla Pivot Point

Martin

Camarilla pivot points sering digunakan untuk scalping dalam range yang sempit seperti pada kondisi volatilitas pasar yang rendah seperti saat ini. Identifikasi support dan resistance di dalam range dilakukan dengan level-level Camarilla pivot points tersebut.

Pada kondisi volatilitas pasar yang rendah seperti saat ini, trading dalam jangka sangat pendek (scalping) berdasarkan pergerakan koreksi adalah ide yang populer dan sering dilakukan para trader forex harian. Volatilitas rendah akan cenderung membentuk range trading yang sempit. Pergerakan harga cenderung lambat dan kadang ‘choppy’, tetapi masih di dalam range. Trader tidak harus menunggu harga break level tertentu atau menentukan trend berdasarkan gelombang Elliot dan sebagainya, tetapi cukup hanya menentukan level support dan resistance sebagai batas bawah dan batas atas range tersebut.

Penentuan level support dan resistance sangat krusial, dan dalam kondisi seperti ini yang populer adalah dengan menggunakan Camarilla pivot points. Identifikasi support dan resistance di dalam range biasanya tidak dengan Fibonacci retracement, tetapi dengan level-level Camarilla pivot points tersebut. Camarilla adalah variasi dari pivot points konvensional dan dianggap lebih akurat terutama jika harga bergerak di dalam range tertentu. Berikut formula perhitungan Camarilla pivot points:

Pivot = ( H + L + C ) / 3
S1 = C - (H - L) x 1.1/12
S2 = C - (H - L) x 1.1/6
S3 = C - (H - L) x 1.1/4
S4 = C - (H - L) x 1.1/2
R1 = C + (H - L) x 1.1/12
R2 = C + (H - L) x 1.1/6
R3 = C + (H - L) x 1.1/4
R4 = C + (H - L) x 1.1/2
dimana H: harga tertinggi hari sebelumnya, L: harga terendah hari sebelumnya, C: harga penutupan hari sebelumnya, S: level support, R: level resistance.

Berikut contoh penerapannya pada USD/CHF time frame 5 menit:



Seperti tampak pada gambar diatas, S4 dan R4 adalah level-level ekstrem dan bisa dianggap sebagai level breakout. Harga bergerak diantara S3 dan R3, dan trader akan menunggu peluang entry pada saat pergerakan harga berbalik arah setelah mencapai S3 atau R3. Trading dalam pasar yang sideways (ranging) seperti ini sangat mungkin dilakukan selama harga belum menembus level-level ekstremnya, oleh karenanya stop loss dan target (take profit) ditentukan dekat dengan level-level ekstrem (S4 dan R4). Momentum entry bisa dikonfirmasi dengan indikator oscillator (RSI, stochastic atau CCI).


Pada contoh diatas trader entry sell pada saat harga berbalik arah setelah mencapai resistance R3.

Camarilla pivot points sering digunakan untuk scalping dalam range yang sempit dan kurang cocok untuk range yang lebar atau kondisi pasar yang trending dengan kuat.


Terbaik

Mau tanya Pak Martin, bagaimana cara mengetahui kondisi trending atau sideways di TF 5 menit? Bukankah sulit untuk mengetahui kondisi trend di TF rendah? Terima kasih.

Martin S
@ Terbaik:
Pada time frame 5 menit, tidak bisa diketahui dengan pasti arah trend dalam jangka menengah panjang. Untuk mengetahui arah trend dalam jangka menengah panjang bisa diamati dari time frame 4 jam atau daily.Pada time frame 5 menit hanya bisa diketahui arah trend sesaat.Untuk mengetahui arah trend sesaat pada time frame 5 menit, bisa digunakan indikator ADX. Jika ADX di bawah level 20, diasumsikan pergerakan harga sedang sideways atau ranging. Jika ADX = 25 atau lebih, diasumsikan pergerakan harga sedang dalam keadaan trending.

Baca juga: Mengukur Kekuatan Trend Dengan Indikator ADXUntuk mengetahui arah trend (uptrend atau downtrend) bisa digunakan 2 indikator moving average, atau indikator parabolic SAR.




KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE