Menu

Sentimen Emas Masih Bearish, Nantikan Inflasi AS

Martin

Minggu lalu, harga emas ditutup melemah akibat notulen FOMC bulan Desember yang hawkish. Minggu ini, data inflasi AS dan testimoni Powell akan menjadi katalis.

Analisa mingguan XAU/USD berikut ini dimaksudkan sebagai acuan untuk trading jangka menengah dan panjang.

 

Tinjauan Fundamental

Setelah menguat selama 3 minggu berturut-turut, harga emas berbalik melemah dan ditutup pada level 1795.92 per troy ounce pada pekan lalu. Harga ini mengalami depresiasi sebesar 1.6% dibandingkan minggu sebelumnya. Pelemahan harga logam mulia terutama disebabkan oleh notulen rapat FOMC bulan Desember 2021 yang bernada hawkish.

Dari outlook ekonomi, pasar tenaga kerja, dan inflasi AS saat ini, beberapa anggota FOMC mencatat kemungkinan diperlukannya kenaikan suku bunga lebih awal atau dengan laju yang lebih cepat dari estimasi sebelumnya. Selain itu, nilai neraca (balance sheet) The Fed bisa segera dikurangi setelah suku bunga dinaikkan. Sebagian anggota komite mencatat akan lebih tepat jika nilai neraca mulai dikurangi segera setelah suku bunga dinaikkan. Kenaikan suku bunga pada tahun 2022 ditargetkan minimal 3 kali.

Pernyataan The Fed tersebut seakan menutupi kekhawatiran mengenai penyebaran virus Corona varian Omicron yang menjadi perhatian pasar global karena dikhawatirkan berdampak negatif pada pemulihan ekonomi. Sebagian analis menilai risiko koreksi harga emas masih mungkin terjadi hingga FOMC meeting tanggal 26-27 Januari mendatang.

Untuk minggu ini, perhatian pelaku pasar akan akan tertuju pada data inflasi AS bulan Desember 2021 (CPI dan PPI), penjualan ritel, dan testimoni ketua The Fed Jerome Powell di hadapan Senat. CPI bulan Desember diperkirakan kembali naik dari 6.8% y/y menjadi 7.0%, sementara PPI akan naik dari 9.6% y/y menjadi 9.8%.

 

Tinjauan Teknikal

Chart Daily

Dari penunjukan indikator trend dan indikator momentum berikut, pergerakan harga masih cenderung bearish:

  1. Harga berada di bawah kurva SMA 200-day, EMA 89, dan middle band indikator Bollinger Bands.
  2. Titik indikator Parabolic SAR berada di atas bar candlestick.
  3. Kurva indikator MACD berada di bawah kurva sinyal (warna merah), dan garis histogram OsMA berada di bawah level 0.00.
  4. Kurva indikator RSI masih berada di bawah center line (level 50.0).
  5. Garis histogram indikator ADX berwarna merah yang menunjukkan sentimen bearish.

Resistance kuat ada pada kurva EMA 55, sementara support kuat di level 1785.

Level pivot mingguan: 1803.33

Resistance: 1796.48 (50% Fibo Retracement) ; 1811.38 ; 1824.80 (38.2% Fibo Retracement) ; 1831.58 ; 1842.92 ; 1859.26 (23.6% Fibo Retracement) ; 1877.00 ; 1889.94 ; 1903.50 ; 1916.49 ; 1959.22 ; 1981.00 ; 2000.00 ; 2015.67 ; 2049.00 ; 2075.19.

Support: 1785.00 ; 1768.00 (61.8% Fibo Retracement) ; 1752.90 ; 1733.01 (76.4% Fibo Retracement) ; 1721.54 ; 1700.00 ; 1683.15 ; 1676.70 ; 1640.00 ; 1621.30 ; 1600.00 ; 1566.50 ; 1547.00 ; 1521.00 ; 1485.00 ; 1451.08.

Indikator: Simple Moving Average (SMA) 200, EMA 55 ; Bollinger Bands (20,2) ; Parabolic SAR (0.02, 0.2) ; MACD (12,26,9) ; OsMA ; RSI (14) ; ADX (14).

Fibonacci Retracement :






KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE