Menu

Stimulus BI Dan Data GDP Dorong Pelemahan Rupiah

Martin

Dalam 2 bulan terakhir, Rupiah melemah akibat Quantitative Easing BI, GDP kuartal kedua, dan pemotongan suku bunga BI. Secara teknikal, minggu ini Rupiah masih cenderung melemah.

Analisa mingguan USD/IDR berikut ini dibuat berdasarkan harga penutupan tanggal 19 Agustus 2020, serta dimaksudkan sebagai acuan untuk trading jangka menengah dan panjang.

 

Tinjauan Fundamental

Minggu lalu, Rupiah kembali mengalami depresiasi dan ditutup pada level 14771.00 per USD. Harga penutupan tersebut melemah 0.60% dibandingkan minggu sebelumnya. Selama 2 bulan terakhir, mata uang Garuda telah terdepresiasi sebesar 6.4%.

Selain dipicu oleh melonjaknya kasus COVID-19 di Tanah Air, pelemahan Rupiah juga disebabkan oleh kebijakan Quantitative Easing (QE) dari Bank Indonesia (BI) untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Stimulus yang dikucurkan BI hingga 14 Agustus 2020 telah mencapai Rp651.54 triliun, terdiri atas penurunan Giro Wajib Minimum (GWM) dan ekspansi moneter.

Menurut Gubernur BI Perry Warjiyo, ada 3 faktor yang mempengaruhi pelemahan nilai tukar Rupiah: Kekhawatiran akan terjadinya gelombang kedua pandemi COVID-19, ketidakpastian prospek pemulihan ekonomi global, dan meningkatnya konflik politik antara AS dan China. Meski demikian, data pertumbuhan (GDP) kuartal kedua dan suku bunga BI juga berkontribusi pada pelemahan Rupiah. GDP kuartal kedua -5.32%, terendah sejak tahun 1999. Sementara pada bulan Juli lalu, BI memangkas suku bunga acuan sebesar 0.25% menjadi +4%.

Pekan ini tidak ada rilis data penting dari dalam negeri, sementara dari AS akan ada simposium ekonomi Jackson Hole dan pidato ketua The Fed Jerome Powell. Secara teknikal, Rupiah masih cenderung melemah.

 

Jadwal Rilis Data Fundamental

Jumat, 28 Agustus 2020:

 

Data dan peristiwa berdampak dari AS minggu ini: pidato ketua The Fed Jerome Powell, simposium Jackson Hole di Wyoming, Durable Goods Orders, dan Core PCE Price Index AS.

 

Tinjauan Teknikal


Chart Daily:

Dari penunjukan indikator trend dan momentum berikut ini, pergerakan USD/IDR masih cenderung bullish (Rupiah masih cenderung melemah):

  1. Harga berada dekat kurva upper band indikator Bollinger Bands dan di atas kurva SMA 200-day.
  2. Titik indikator Parabolic SAR berada di bawah bar candlestick.
  3. Kurva indikator MACD berada di atas kurva sinyal (warna merah), dan garis histogram OSMA berada di atas level 0.00.
  4. Kurva indikator RSI berada di atas center line (level 50.0).
  5. Garis histogram indikator ADX berwarna hijau yang menunjukkan sentimen bullish.

Resistance kuat pada level 14850 hingga 15000, dan support kuat pada level 14500 hingga 14300.

Level Pivot mingguan: 14799.67

Resistance: 14850.00 ; 15000.00 ; 15106.25 (50% Fibo Retracement) ; 15300.00 ; 15467.32 (38.2% Fibo Retracement) ; 15640.00 ; 15785.00 16000.00 ; 16325.00 ; 16640.00 ; 16840.00 ; 17000.00 ; 17160.

Support: 14744.29 (61.8% Fibo Retracement) ; 14500.00 ; 14296.43 (76.4% Fibo Retracement) ; 14000.00 ; 13862.50 ; 13770.00 ; 13572.50 ; 13400.00 ; 13082.00 ; 13000.00.

Indikator: Simple Moving Average (SMA) 200 dan EMA 50 ; Bollinger Bands (20,2) ; MACD (12,26,9) ; OSMA ; RSI (14) ; ADX (14).

Fibonacci Retracement :






KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE