Tembus 16000, Rupiah Diperkirakan Masih Akan Melemah |
Minggu lalu, Rupiah melemah tajam karena dampak corona serta aksi jual di pasar saham dan obligasi. Minggu ini, isu perkembangan wabah corona masih menjadi katalis.
Analisa mingguan USD/IDR berikut ini dibuat berdasarkan harga penutupan tanggal 20 Maret 2020, serta dimaksudkan sebagai acuan untuk trading jangka menengah dan panjang.
Tinjauan Fundamental
Sepanjang pekan lalu, aksi jual aset-aset berisiko di pasar global terus berlanjut. Semua mata uang utama berguguran, demikian juga mayoritas mata uang Asia termasuk Rupiah. Minggu lalu, Rupiah sempat menyentuh level 16225 per USD, mendekati level terendah dalam sejarah yang terjadi pada 17 Juni 1998, dimana pada saat itu 1 USD dihargai Rp16,800. Pelemahan tajam mata uang Garuda terjadi seiring dengan aksi jual di pasar saham dan pasar obligasi.
Meski demikian, Rupiah berhasil rebound dan ditutup pada level 15925 per USD di akhir pekan, tak lepas dari tindakan Bank Indonesia (BI) untuk menjaga stabilitas nilai tukar dan meminimalisir dampak wabah virus corona pada perekonomian. Namun jika dibandingkan harga penutupan minggu sebelumnya, Rupiah masih melemah sebesar 7.82%.
Langkah-langkah yang telah dilakukan BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar antara lain menurunkan suku bunga acuan (7-Day Reverse Repo Rate) sebesar 0.25% menjadi +4.50%, juga melakukan intervensi baik melalui pasar spot, pasar Domestic Non-Delivery Forward (DNDF), dan di pasar obligasi.
Minggu ini, Rupiah masih akan dibayangi oleh dampak penyebaran wabah corona dan penguatan tajam Indeks USD akhir pekan lalu. Secara fundamental, diperkirakan Rupiah masih akan melemah dengan resistance kuat pada level 16000.
Jadwal Rilis Data Fundamental
Jumat, 27 Maret 2020:
- Jam 14:10 WIB: data pertumbuhan kredit bulan Februari 2020 year over year (y/y): bulan sebelumnya: +6.1%. Perkiraan: +5.9%.
Data dan peristiwa berdampak minggu ini: Manufacturing PMI, Jobless Claims, GDP, Durable Goods Orders, dan Core PCE Price Index.
Tinjauan Teknikal
Chart Daily:
Kemungkinan terjadi koreksi bearish (Rupiah cenderung menguat) jika Pin Bar terkonfirmasi. Tetapi jika tidak terkonfirmasi, pergerakan harga masih akan bullish (Rupiah masih cenderung melemah). Kecenderungan ini didukung oleh penunjukan indikator trend berikut:
- Harga berada di atas kurva upper band indikator Bollinger Bands, sementara titik indikator Parabolic SAR masih berada di bawah bar candlestick.
- Kurva indikator MACD masih berada di atas kurva sinyal (warna merah), dan garis histogram OSMA berada di atas level 0.00.
- Garis histogram indikator ADX berwarna hijau dan di atas level 25, menunjukkan sentimen bullish yang masih kuat.
Resistance kuat pada level 16000.
Level Pivot mingguan: 15625.00
Resistance: 16000.00 ; 16107.80 (238.2% Fibo Expansion) ; 16207.17 (250% Fibo Expansion) ; 16313.17 (261.8% Fibo Expansion) ; 16631.15 (300% Fibo Expansion) ; 17000.00.
Support: 15790.00 (200% Fibo Expansion) ; 15465.19 (161.8% Fibo Expansion) ; 15259.83 (138.2% Fibo Expansion) ; 15140.55 (123.6% Fibo Expansion) ; 15000.00 ; 14736.47 (76.4% Fibo Expansion) ; 14617.22 (61.8% Fibo Expansion) ; 14517.85 (50% Fibo Expansion) ; 14418.48 (38.2% Fibo Expansion) ; 14286.00 ; 14095.00 ; 14000.00 ; 13770.00 ; 13572.50.
Indikator: Simple Moving Average (SMA) 200 dan EMA 34 ; Bollinger Bands (20,2) ; Parabolic SAR (0.02, 0.2) ; MACD (12,26,9) ; OSMA ; ADX (14).
- Titik 1: 13572.50 (harga terendah 24 Januari 2020).
- Titik 2: 14420.00 (harga tertinggi 2 Maret 2020).
- Titik 3: 14095.00 (harga terendah 4 Maret 2020).