Menu

Tensi Timur Tengah Mereda, Kilau Emas Kian Memudar

Rama Anandhita

Emas diperkirakan akan terus tertekan lebih lanjut. Meredanya tensi geopolitik di Timur Tengah disinyalir menjadi faktor pendukung pelemahan harga logam mulia ini.

Analisa Fundamental

Sentimen negatif pada emas tampaknya masih berlanjut. Adanya laporan bahwa Arab Saudi akan menyetujui gencatan senjata di Yaman, menjadi katalis pelemahan logam mulia ini.

Di sisi lain, kabar bahwa AS berencana untuk menghambat aktivitas China di Wall Street menjadi penyokong harga emas agar tidak terjun lebih dalam. Dilansir dari Bloomberg, Gedung Putih sedang mengupayakan cara untuk membatasi aliran portofolio investor ke China. Selain itu, pemerintah AS juga tengah mempertimbangkan delisting perusahaan China dari bursa lokal, berikut batasan perusahaan China yang termasuk dalam indeks saham Amerika. Laporan tersebut muncul ketika para pejabat dari kedua negara dijadwalkan untuk kembali melakukan negosiasi perdagangan pada 10 Oktober mendatang.

Kerusuhan politik di Hong Kong juga menjadi fokus minggu ini. Serangkaian protes dikabarkan akan berlangsung pada Selasa; bertepatan dengan perayaan 70 tahun Republik Rakyat China. Kepala eksekutif Hong Kong, Carrie Lam, mengatakan bahwa dirinya akan bertanggung jawab atas segala kerusuhan yang terjadi sejak Juni.

 

Analisa Teknikal

Harga emas gagal menembus level psikologis 1,500. Sebaliknya, aset safe haven ini justru terus menurun menjauhi level tersebut. Hingga analisa ini ditulis, emas masih bertahan di bawah garis SMA 200 dan area Resistance 1501.78-1507.87, mengindikasikan bahwa emas masih berpotensi bearish dalam jangka pendek.

 

Rekomendasi






KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE