Menu

Tinjauan GBP : Kenaikan Suku Bunga BoE Diperkirakan Nopember 2015

Martin

Analis dari Danske Bank memperkirakan kenaikan pertama suku bunga BoE pada Nopember tahun ini dengan alasan: 1. Inflasi diperkirakan akan naik pada paruh kedua tahun ini 2. Tingkat upah rata-rata mingguan akan naik menyusul pengangguran yang turun 3. Pertumbuhan setelah Q1 2015 yang lebih baik.

Perkiraan ini dibuat oleh tim riset Danske Bank A/S, mengenai kenaikan suku bunga Bank of England (BoE). Seperti diketahui nilai tukar GBP cenderung terus tertekan terutama terhadap USD karena ketidak-pastian BoE dalam menentukan estimasi kenaikan suku bunga, namun gubernur Mark Carney tetap mengagendakan kenaikan suku bunga dalam tahun ini. Analis dari Danske Bank memperkirakan kenaikan suku bunga pertama pada Nopember tahun ini, setelah The Fed yang diperkirakan akan memulainya pada September.

Disamping inflasi tahunan yang terus turun, berikut ini beberapa faktor yang menyebabkan BoE mengulur waktu kenaikan suku bunga :
1. Notulen meeting Monetary Policy Committee (MPC) tanggal 5 Maret yang dirilis 18 Maret lalu cenderung dovish. Fokus perhatian mayoritas anggota adalah pada penguatan nilai tukar GBP terutama versus EUR, yang berpotensi membebani target kenaikan tingkat inflasi akibat indeks harga impor (import prices) yang rendah.

Sejak bulan Nopember 2014 hingga pertengahan Maret 2015 nilai tukar efektif GBP (dari index GBP) telah naik 5.6%, terutama versus EUR, dimana EUR mempunyai porsi 47.3% dari nilai tukar efektif GBP. Hal ini tampak dari merosotnya harga EUR/GBP pada periode waktu tersebut akibat sentimen pasar atas keputusan European Central Bank (ECB) untuk menerapkan program stimulus dan TLTRO. Meski GBP tertekan akibat MPC yang cenderung dovish dan data fundamental ekonomi Inggris yang lemah, namun nilai tukar efektif GBP masih 2.5% lebih tinggi dibandingkan Nopember 2014 dan 12.7% lebih tinggi dibandingkan bulan Maret 2013.

Perlu diketahui bahwa penguatan GBP akan lebih berdampak pada perekonomian Inggris dibandingkan dampak penguatan USD terhadap perekonomian Amerika Serikat. Perekonomian Inggris lebih terbuka dibandingkan AS. Di AS, impor dan ekspor menyumbang masing-masing sebesar 16.4% dan 13.2% pada GDP sementara di Inggris impor dan ekspor menyumbang masing-masing 29.8% dan 28.4% pada GDP Inggris. Hal tersebut menyebabkan perubahan nilai tukar GBP lebih berdampak pada perekonomian Inggris terutama pada pertumbuhan dan inflasi. Namun demikian dalam jangka pendek ini GBP diperkirakan akan cenderung melemah, terutama menjelang pemilihan umum Inggris 7 Mei mendatang. Volatilitas pasca pemilu diperkirakan akan tinggi.

2. Kenaikan tingkat upah rata-rata mingguan (average weekly earnings) yang merupakan faktor penting untuk menentukan kenaikan suku bunga dianggap masih belum seperti yang diharapkan sekalipun data tenaga kerja membaik dan tingkat pengangguran turun.
3.Pertumbuhan ekonomi kwartal pertama tahun 2015 yang diperkirakan turun. Hal ini tampak dari output industri, manufaktur dan konstruksi yang mengecewakan. MPC tentu ingin melihat pertumbuhan yang lebih baik pada kwartal berikutnya.




Alasan kenaikan suku bunga tetap pada tahun ini:
1. Inflasi diperkirakan akan naik pada paruh kedua tahun ini (H2 15) akibat berkurangnya dampak penurunan harga energi dan makanan. Hingga akhir tahun 2016 diperkirakan inflasi tahunan akan mencapai 1.7%, mendekati target bank sentral yang 2.0%. Inflasi tahunan bulan Maret 2015 mencapai rekor terendah 0.0% terutama disebabkan oleh turunnya harga energi dan makanan, dan inflasi inti turun ke 1.0% dibandingkan Pebruari yang 1.2%. Turunnya inflasi inti tersebut disebabkan oleh kenaikan upah yang cenderung lambat dan penguatan GBP yang menyebabkan turunnya import prices.

BoE percaya bahwa respons terhadap kebijakan moneter akan cenderung lambat (lagging) dan perkiraan naiknya inflasi dalam jangka menengah harus diantisipasi lebih awal dengan kenaikan suku bunga. Sebelumnya BoE juga pernah menaikkan suku bunga meski inflasi masih dibawah target yaitu pada September 1999 dan November 2003.

2. Dengan tingkat pengangguran yang diperkirakan sesuai dengan proyeksi BoE untuk jangka menengah, yaitu mencapai angka equilibrium 5.5% dalam tahun ini, maka tingkat upah rata-rata mingguan cepat atau lambat akan naik juga. Selain itu pertumbuhan setelah kwartal pertama tahun ini diperkirakan akan lebih baik akibat kombinasi dari naiknya pertumbuhan ekonomi di kawasan Euro setelah diluncurkannya program stimulus, dan tingkat upah riil yang kembali positif (lebih tinggi dari tingkat inflasi) untuk pertama kali sejak tahun 2009.

Sumber : Danske Bank Research - We have moved the first BoE hike to November 2015






KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE