Menu

Ulasan Saham 05 September: Pasar Merespon Positif Hasil NFP

Aditya Putra

Data Nonfarm payroll (NFP) yang masih di bawah estimasi membuat investor saham global melakukan aksi bargain hunting, menyusul kemungkinan The Fed akan menahan suku bunga acuan lebih lama dari perkiraan.

IHSG Dalam Catatan

Pola konsolidasi ke arah bullish mulai terlihat dari akumulasi volume beli dan candlestick yang terlihat ada perlawanan. Candlestick sideways selama sepekan, namun RSI perlahan mulai kembali meningkat dan meninggalkan fase jenuh jual yang terjadi sejak (28/08). Masih terjadi percobaan support di sekitar 5,326 dengan MA50 berada pada level 5,224. MACD sideways, namun mulai terjadi pembalikan arah yang mesti diperhatikan akan menjadi patokan arah selanjutnya dalam sepekan ini.

Jika IHSG mampu menembus level 5,400 maka IHSG berpotensi kembali di atas MA20 dan bergerak dalam rentang 5,380 – 5,490 dalam sepekan ini.

 

Economy Update

Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan non-farm payrolls (NFP) bulan Agustus dirilis sebanyak 151,000, memperpanjang buruknya data dalam beberapa tahun terakhir. Hingga Agustus 2016, data NFP di bawah ekspektasi terjadi dalam 10 dari 13 tahun terakhir. Para ekonom yang disurvei Wall Street sebelumnya memperkirakan sebanyak 180,000.

Tingkat Pengangguran AS tetap sebesar 4.9%, sementara para ekonom sebelumnya memperkirakan akan turun menjadi 4.8%.

 

Equity Comment

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-Pera) tengah mematangkan aturan terkait dengan pembiayaan perumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dari sektor pekerja informal. Program subsidi kepemilikan rumah murah terus berjalan. Selain fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP), program yang baru saja dijalankan ialah Subsidi Selisih Bunga (SSB).

Dana FLPP sebesar Rp 9.2 triliun sudah terserap habis pada akhir Juli kemarin. Untuk SSB, pemerintah telah mengelontorkan anggaran Rp 2 triliun. Berita akan menjadi sentimen positif terutama untuk saham-saham yang memiliki hubungan kuat dengan sektor properti, seperti; BBTN, MYRX, CTRA, BBNI,

Di pekan ini akan ada beberapa data penting makro ekonomi seperti, consumer confidence (05/09), cadangan devisa (07/09), dan penjualan ritel domestik (09/09). Sementara dari luar negri ada data China seperti consumer price index (08/09), jobless claim di AS (08/09).

Untuk jadwal pembagian dividen ada saham FASW (05/09), dan TPIA (05/09).

Dalam sepekan ini market akan mengambil clue dari hasil data ekonomi di AS terutama NFP yang tidak sesuai dengan ekpektasi dan melihat peluang apakah Bank Indonesia (BI) akan menurunkan suku bunga acuan-nya mengingat The Fed yang masih akan menahan basis suku bunga dasar di level 0.50% saat ini.

Beberapa saham yang memiliki price earning ratio (PER) TTM saat ini berada di posisi relative rendah selama 3 tahun terakhir, diantaranya: SCMA, MYRX, LPPF, JSMR, BAJA, MNCN, TBIG, INTP, BTPN, LPCK.






KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE