Menu

Vaksin COVID-19 Dukung Proyeksi Penguatan Rupiah

Martin

Minggu lalu, Rupiah ditutup menguat akibat optimisme vaksin COVID-19. Minggu ini, perkembangan kasus COVID-19, Statement FOMC, dan inflasi Indonesia akan menjadi katalis.

Analisa mingguan USD/IDR berikut ini dibuat berdasarkan harga penutupan tanggal 24 Juli 2020, serta dimaksudkan sebagai acuan untuk trading jangka menengah dan panjang.

 

Tinjauan Fundamental

Dalam kurun waktu dua bulan terakhir, Rupiah terus mengalami depresiasi terhadap US Dollar hingga lebih dari 6%. Pekan lalu, untuk pertama kalinya Rupiah mampu rebound dan ditutup pada level 14610.00 per USD, menguat 0.57% dibandingkan harga penutupan minggu sebelumnya.

Pelemahan mata uang Garuda terutama dipicu oleh melonjaknya kasus COVID-19 di Tanah Air yang saat ini jumlahnya telah melampaui China. Meningkatnya kasus COVID-19 dikhawatirkan akan menghambat pemulihan ekonomi domestik, sehingga investor melepas Rupiah dan masuk ke mata uang safe haven seperti US Dollar dan Yen Jepang. Selain itu, kebutuhan valuta asing korporasi pada akhir kuartal kedua meningkat. Kebutuhan rutin ini memicu permintaan valuta asing untuk keperluan impor dan pembayaran utang yang jatuh tempo, sehingga menyebabkan Rupiah tertekan.

Namun, kabar mengenai vaksin COVID-19 buatan Sinovac China yang telah tiba di Indonesia menyebabkan mata uang Garuda rebound. Sesuai rencana, vaksin tersebut akan segera diuji klinis sebelum diproduksi massal. Harapan akan keberhasilan vaksin tersebut dalam mengatasi pandemi COVID-19 di Tanah Air telah memicu sentimen positif terhadap pemulihan ekonomi domestik. Pada waktu bersamaan, US Dollar melemah cukup signifikan akibat konflik diplomatik AS-China dan lonjakan kasus COVID-19 di sejumlah negara bagian AS. Negara bagian California bahkan kembali menerapkan lockdown untuk meredam COVID-19.

Pekan ini, fokus pelaku pasar akan tertuju pada perkembangan kasus COVID-19 dan FOMC meeting yang akan disertai konferensi pers. Data Advance GDP AS kuartal kedua tahun ini, PMI Manufaktur China, dan inflasi Indonesia juga akan menjadi sorotam. GDP AS kuartal kedua diperkirakan mengalami kontraksi hingga 35%.

Meski Rupiah cenderung melemah secara teknikal, mata uang Garuda diperkirakan masih akan melanjutkan penguatan secara fundamental. Optimisme keberhasilan vaksin COVID-19 serta pelemahan indeks USD akibat semakin memanasnya konflik diplomatik AS-China menjadi faktor yang menopang outlook bullish tersebut.

 

Jadwal Rilis Data Fundamental

Jumat, 31 Juli 2020:

Senin, 3 Agustus 2020:

 


Data dan peristiwa berdampak dari AS minggu ini
: FOMC meeting, Advance GDP, dan indeks kepercayaan konsumen.

 

Tinjauan Teknikal


Chart Daily:

Dari penunjukan indikator trend dan momentum berikut ini, pergerakan USD/IDR masih cenderung bullish (Rupiah masih cenderung melemah):

  1. Harga berada di atas kurva middle band indikator Bollinger Bands dan kurva SMA 200-day.
  2. Kurva indikator MACD masih berada di atas kurva sinyal (warna merah), dan garis histogram OSMA berada di atas level 0.00.
  3. Kurva indikator RSI berada di atas center line (level 50.0).

Support kuat pada level 14500 hingga 14350, dan resistance kuat pada level 14750 hingga 14850.

Level Pivot mingguan: 14658.33

Resistance: 14744.29 (61.8% Fibo Retracement) ; 14850.00 ; 15000.00 ; 15106.25 (50% Fibo Retracement) ; 15300.00 ; 15467.32 (38.2% Fibo Retracement) ; 15640.00 ; 15785.00 16000.00 ; 16325.00 ; 16640.00 ; 16840.00 ; 17000.00 ; 17160.

Support: 14500.00 ; 14296.43 (76.4% Fibo Retracement) ; 14000.00 ; 13862.50 ; 13770.00 ; 13572.50 ; 13400.00 ; 13082.00 ; 13000.00.

Indikator: Simple Moving Average (SMA) 200 dan EMA 89 ; Bollinger Bands (20,2) ; MACD (12,26,9) ; OSMA ; RSI (14).

Fibonacci Retracement :






KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE