Menu

3 Langkah Strategi Scalping

Martin

Strategi scalping bisa dimulai dari satu langkah sederhana, yaitu: menentukan arah trend dengan mengamati level-level high dan level-level low.

Banyak trader yang ingin menerapkan strategi scalping tetapi tidak tahu dari mana harus memulainya. Sebenarnya strategi scalping bisa dimulai dari 3 langkah sederhana, yaitu: tentukan arah trend, entry pada sekitar level retracement atau breakout dan tentukan besarnya resiko.

Menentukan arah trend
Langkah sederhana pertama strategi scalping adalah menentukan arah trend. Mengetahui arah trend adalah sangat vital untuk menentukan entry. Cara yang paling sederhana untuk mengetahui arah trend adalah dengan mengamati level-level high dan level-level low. Jika suatu pasangan mata uang membentuk sederet level higher high dan higher low, atau level-level high yang lebih tinggi dari level-level high sebelumnya, dan level-level low yang lebih tinggi dari level-level low sebelumnya, maka pergerakan harga disebut uptrend, dan trader hanya tinggal menunggu peluang untuk entry buy. Sebaliknya jika membentuk sederet level lower high dan lower low, maka pergerakan adalah downtrend dan trader menunggu peluang untuk entry sell.

Berikut contoh pasangan USD/CAD pada time frame 30 menit:

Pada contoh diatas tampak terbentuk level-level higher high dan higher low sehingga USD/CAD sedang dalam keadaan uptrend, sehingga scalper menunggu peluang untuk entry buy.

Menentukan momentum entry yang tepat
Langkah berikutnya adalah menentukan momentum yang paling tepat untuk entry. Dalam scalping biasanya trader memilih antara menggunakan strategi retracement atau strategi breakout. Dalam uptrend, strategi retracement fokus pada teknik pullback (ketika harga bergerak kembali ke arah trend semula setelah retrace), dan trader akan entry buy pada level harga yang paling rendah. Sedang pada strategi breakout trader hanya akan buy ketika harga pasar telah menembus level resistance dan akan membentuk level higher high baru.



Pada contoh diatas ada 2 level yang bisa digunakan sebagai acuan entry. Pertama adalah level swing low ketika pergerakan harga membentuk level higher low, trader bisa buy pada level tersebut (teknik pullback), Kedua adalah level swing high ketika harga telah menembus level tersebut dan akan membentuk level higher high baru, trader bisa menggunakan teknik breakout dengan entry buy pada level tersebut.

Menentukan besarnya resiko
Point terakhir ini hendaknya diperhitungkan sebelum trader mengeksekusi trade, yaitu level stop loss dan juga level target (take profit). Ada berbagai cara untuk menentukan level stop loss (resiko). Sesuai dengan besarnya resiko yang telah disepakati trader hendaknya menentukan terlebih dahulu nilai resiko dalam satuan uang (misalnya menggunakan kaidah 1% dari balance), kemudian menentukan position size (ukuran volume trading) sesuai dengan besarnya pip stop loss tersebut.



Klik di sini untuk tahu cara belajar dan menguasai trading dengan mudah.
Sahroji

ini strateginya pakai indikator apa?

Martin S

@ Sahroji:
Pada strategi ini memang tidak digunakan indikator, entry hanya berdasarkan breakout atau pullback dengan mengacu pada titik-titik swing high dan swing low. Kalau ingin dikombinasikan dengan indikator juga bisa, terutama untuk konfirmasi saat entry-nya, seperti pada contoh EUR/USD M30 berikut ini:



Entry buy ketika breakout resistance pada level swing high, dengan konfirmasi:
- harga tidak menembus kurva support ema 55,
- titik indikator parabolic SAR pindah ke bawah bar candlestick,
- kurva %K indikator stochastic (warna biru) memotong kurva %D (warna merah) dari arah bawah dan bergerak diatasnya.





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE