Menu

4 Faktor Yang Bisa Menghancurkan Trading Anda

Martin

Dalam mengambil sebuah keputusan, banyak trader yang masih terpengaruh oleh emosi negatif. Diantaranya serakah, takut, harapan berlebihan, dan penyesalan sia-sia.

Dalam mengambil sebuah keputusan, banyak trader yang masih terpengaruh oleh emosi. Keempat faktor yang dimaksud dalam judul artikel ini adalah jenis-jenis emosi berupa serakah (greed), takut (fear), harapan (hope) dan penyesalan (regret). Semuanya ada di dalam pikiran Anda. Jika Anda tidak mampu mengontrol keempat jenis emosi tersebut, maka merekalah yang akan mengendalikan pikiran Anda. Dan jika itu terjadi terus-menerus ketika Anda trading maka cepat atau lambat account trading Anda akan hancur.


Serakah (greed)


Hampir semua trader familiar dengan jenis emosi ini, yaitu keinginan untuk memperoleh profit sebesar mungkin dalam waktu yang sangat singkat. Sering kali profit yang diinginkan tidak realistis yaitu dengan memperbesar risk/reward ratio. Yang lazim dilakukan adalah melipat gandakan ukuran lot trading (position size), atau memperbesar resiko. Sifat serakah timbul akibat rasa percaya diri yang berlebihan. Biasanya terjadi setelah trader memperoleh profit yang berturut-turut.

Mereka tidak sadar atau lupa bahwa kenyataan penting dalam trading forex adalah tidak bisa mengharapkan hasil yang pasti dari setiap trade yang kita lakukan karena pergerakan harga pasar didistribusikan secara acak. Meski Anda menggunakan strategi trading dengan angka persentasi profit yang tinggi tetapi tetap saja tidak bisa memastikan apakah hasil trade Anda akan profit atau loss.

Takut (fear)

Rasa ketakutan masuk pasar biasanya terjadi setelah trader mengalami kerugian yang berturut-turut. Dalam batas-batas yang wajar rasa takut berdampak positif dalam trading. Anda akan selalu menggunakan stop loss karena takut akan kerugian yang besar, dan Anda juga akan menerapkan managemen resiko dengan menentukan ukuran lot trading sesuai dengan kerugian yang berani Anda tanggung. Rasa takut pada dasarnya adalah respon alami agar kita bisa bertahan di pasar.

Namun rasa takut yang berlebihan akan membuat trader kehilangan kesempatan entry ketika sinyal trading yang valid telah muncul. Trader takut mengalami kerugian dan selalu ragu untuk entry. Dalam hal ini mesti disadari bahwa dalam distribusi acak hasil trading kita yang terakhir tidak ada hubungannya dengan hasil trade yang akan kita lakukan. Selama trader disiplin dengan aturan managemen resiko dan rencana trading yang telah dibuat, ia tidak seharusnya takut untuk entry.

Harapan (hope)

Harapan yang berlebihan atau tidak realistis dalam trading bisa membahayakan. Harapan untuk selalu profit sering kali menyimpangkan trader dari rencana trading yang telah disepakati. Ia akan menggeser stop loss ketika pergerakan harga sudah mendekati level tersebut, dengan harapan arah pergerakan harga akan berbalik, atau memindahkan level target (take profit) dengan harapan harga akan masih bergerak sesuai dengan prediksinya. Jenis emosi ini menjadi dasar sifat serakah. Jika trader tersebut ternyata profit, dengan kebiasaan mengharap yang berlebihan ia akan cenderung serakah (greed).

Penyesalan (regret)

Penyesalan yang terus-menerus akan menghancurkan trading secara perlahan. Rasa sesal biasanya timbul setelah trader kehilangan beberapa kali kesempatan entry, salah entry atau setelah mengalami kerugian yang cukup besar. Jika tidak cepat diatasi, jenis emosi ini akan bisa berkembang menjadi rasa takut masuk pasar (fear), dan pada kasus yang ekstrem bisa membuatnya meninggalkan dunia trading. Sekali lagi trader mesti menyadari bahwa hasil trading yang terakhir tidak ada hubungannya dengan hasil trade yang akan dilakukan.

Untuk mencegah timbulnya ke 4 jenis emosi tersebut, kita harus selalu sadar apakah kita sedang dihinggapi oleh emosi-emosi tersebut ketika trading.



Klik di sini untuk tahu cara belajar dan menguasai trading dengan mudah.
Agus

yg menyebabkan loss sebagian besar trader forex (dan saya sendiri) adalah tidak tahu atau salah menempatkan strategi pada situasi dan kondisi market. misal pas trending pake strategi sideway. dan sebaliknya. dan keras kepala merasa dirinya benar.. (udah tahu loss malah di tambah terus OP nya dan melawan arus)

Arung Samudra

Sejauh ini menurut saya trading adalah mencari trend apa yang terjadi, mendeteksi secepatnya kapan trend akan terjadi, mengikutinya di gelombang awal, trend gelombang a b c dan seterusnya. Kadang untuk mengikuti trend tersebut kita harus rela mendapatkan kerugian sesuai stop loss agar mendapatkan level koreksi yang ideal, biasanya dengan fibonacci fan di level 61,8,50.

Untuk mendeteksinya dengan cepat di cross sma 200 dan 50 yang saya pakai di tf m15. Masalahnya ada yang telat masuk trend, ada yang terlalu cepat entry, sedangkan harga belum koreksi di level-levelnya, hingga berakhir dengan pergantian trend baru.

Semoga bermanfaat. Salam sukses untuk trader seluruh indonesia.





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE