Menu

Mencermati Mitos Tentang Money Management Dalam Trading Forex

Martin

Terdapat beragam mitos dalam money management yang banyak dipercaya oleh trader. Fakta sebenarnya cukup mengejutkan.

Hampir setiap trader forex tahu bahwa money management adalah aspek yang sangat penting untuk memperoleh hasil trading yang profitable. Money management harus diterapkan dalam setiap open posisi trading, agar kita tidak cepat loss, sekaligus mampu mengoptimalkan profit. Sayangnya, ada beberapa mitos dalam money management yang banyak dipercaya oleh trader forex. Padahal, mitos-mitos itu tidak sepenuhnya benar.

 

Mitos 1: Dalam Menetapkan Resiko, Trader Harus Fokus pada Pip

"TP-SL berapa?"

"TP 100 pip, SL 50 pip."

Kita sering menemukan tarder yang menentukan resiko dan target profit dalam satuan pip seperti contoh tersebut, bukannya dalam nilai uang tertentu (USD). Asumsinya, trader bisa mencegah keterlibatan emosi dengan tidak melibatkan nilai uang sungguhan dalam perhitungan profit dan loss.

Faktanya, para trader profesional menghitung resiko dan target profit dalam nilai uang secara langsung. Mengapa demikian? Mereka tahu bahwa tujuan utama trading forex adalah memperoleh profit nyata dalam nilai uang, sehingga risk dan reward-nya harus ditetapkan dalam nilai uang pula. Penetapan resiko dan target profit dengan cara ini juga akan menghasilkan pendekatan psikologis yang lebih baik bagi trader.

Selain itu, para trader profesional menganggap trading forex sebagai sebuah bisnis. Setiap trade adalah sebuah transaksi yang membawa konsekuensi uang riil, sehingga penentuan resiko dalam satuan pip menjadi kurang relevan. Resiko dalam pip tidak selalu berkorelasi dengan resiko modal yang besar, karena akan ditentukan pula oleh lot dan leverage .

 

Mitos 2: Resiko 1% atau 2% dari Modal Sudah Cukup Bagus

Salah satu strategi money management paling populer adalah dengan meresikokan dana sebesar sekian persen dari modal . Faktanya, hal ini bersifat relatif dan tergantung dari besarnya balance masing-masing trader. Cara menentukan besar resiko yang fleksibel dan efektif itu tidak harus selalu dipatok dalam persentasi dari modal. Hal ini bisa dilihat pada contoh perbandingan menentukan resiko terhadap modal dan persentasi profit/loss di bawah.

 

Mitos 3: Stop loss besar akan membawa resiko lebih banyak

Banyak trader mengira bahwa dengan menentukan stop loss dalam pip yang besar, maka resiko mereka akan membengkak pula. Secara psikologis, pendapat itu mungkin ada benarnya. Akan tetapi, jika mereka memahami konsep menentukan besar ukuran lot (position sizing), maka mitos itu jelas tidak benar.

Position sizing adalah konsep untuk menentukan besarnya trading lot (lot size atau volume trading) yang disesuaikan dengan besarnya stop loss yang diinginkan. Misalnya jika besar resiko untuk sebuah posisi trading ditetapkan $200, dan besar stop loss 100 pip, maka ukuran trading lot adalah 2 mini-lot, yaitu $2 per pip ($2 per pip X 100 pip = $200).

Tetapi jika kita tidak menyesuaikan besarnya ukuran lot dan hanya fokus pada besarnya stop loss yang ditentukan, maka mitos tersebut menjadi benar. Contoh: trader A dan B sama-sama trading dalam 5 mini-lot atau $5 per pip, sedangkan trader A menentukan stop loss sebesar 50 pip dan trader B sebesar 200 pip. Jika kondisi pasar berlawanan dengan prediksi mereka, maka stop loss trader A dan B sama-sama kena. Dalam situasi ini, trader A akan loss sebesar $5 X 50 pip = $250, sedangkan trader B akan loss sebesar $5 X 200 pip = $1000.

Kesimpulannya, penerapan money management yang benar tidak hanya bergantung pada berapa besar stop loss. Agar mampu mengatur money management yang lebih reliabel, trader perlu memahami konsep position sizing.

 

Mitos 4: Rasio Risk/Reward itu Tidak Penting

Banyak trader pemula yang mengabaikan perhitungan rasio risk/reward . Alih-alih, mereka hanya menentukan besar stop loss tanpa menetapkan target profit. Akibatnya, mereka panik ketika pergerakan harga berbalik melawan prediksi posisi yang telah dibukanya.

Faktanya, para trader profesional selalu fokus pada rasio risk/reward untuk setiap posisi yang dibuka, baik single position maupun multiple position, dengan target profit yang realistis. Mereka telah mengerti bahwa trading forex adalah permainan probabilitas dan kecakapan mengelola modal (capital management). Risk/reward ratio mesti ditentukan dengan lengkap untuk memperoleh persentasi profit/loss (winning percentage/loss percentage) yang nyata dalam keseluruhan trade.

 


Kesulitan Akses Seputarforex?
Buka melalui
https://bit.ly/seputarforex

Atau akses dengan cara:
PC | Smartphone

WASPADAI PENIPUAN
Mengatasnamakan Seputarforex!

Baca Selengkapnya Di Sini
×
  • Pasang Ekstensi VPN Di Browser
    • Search kata kunci "vpn" atau "proxy" di Mozilla AddOns atau Chrome Webstore.
    • Setelah menemukan salah satu vpn (contoh: browsec), klik "pasang" atau "tambahkan".
    • Aktifkan ekstensi.
Anda juga bisa mendapatkan info lebih detail di:
@seputarforex
@seputarforex.fanspage
@seputarforex
×

Cara Utama:
Unduh Aplikasi Seputarforex di Playstore.

Cara Alternatif:
Anda juga bisa mendapatkan info lebih detail di:
@seputarforex
@seputarforex.fanspage
@seputarforex

Contoh Money Management: Perbandingan Cara Menentukan Resiko Terhadap Modal

Dalam contoh ini, kita akan membandingkan antara trader A yang menggunakan "mitos" resiko 2 persen dari modal, dengan trader B yang mengabaikan mitos tersebut. Misalnya trader A menentukan resiko sebesar 2% dari modal, dan trader B menentukan resiko dalam jumlah tertentu. Balance masing-masing adalah $5000, dan frekuensi trade sebanyak 4 kali dengan rasio risk/reward = 1:3. Persentase profit/loss sama, yaitu 50%.

Trader A:
resiko = 2% X $5000 = $100
Trade 1 loss = $5000 - $100 = $4900
Trade 2 loss = $4900 - $98 = $4802
Trade 3 profit = $4802 + $288 = $5090
Trade 4 profit = $5090 + $305 = $5395

Trader B:
menetapkan resiko fixed sebesar $200
Trade 1 loss = $5000 - $200 = $4800
Trade 2 loss = $4800 - $200 = $4600
Trade 3 profit = $4600 + $600 = $5200
Trade 4 profit = $5200 + $600 = $5800

Dari contoh di atas, tampak bahwa setelah terjadi drawdown (kerugian akibat loss yang berurutan) dengan persentase profit dan loss yang sama, maka hasil akhir trader B lebih baik dari trader A. Dan seandainya terjadi drawdown dengan frekuensi trade yang lebih besar, maka trader B akan lebih cepat dalam recovery, atau paling tidak untuk breakeven (balik modal).

Dari bahasan dan contoh di atas, dapat disimpulkan bahwa penerapan money managent yang benar tidak selalu sama dengan kebiasaan trader pada umumnya. Trader justru harus mengkritisi mitos. Apabila sudah menemukan money management yang tepat, maka cepat atau lambat hasil trading yang konsisten dan profitable tentu bisa tercapai.



Klik di sini untuk tahu cara belajar dan menguasai trading dengan mudah.
Fernanda Eka Saputra

Dan banyak para trader diluar sana yg tidak menyadari hal kecil ini ya





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE