Menu

Menentukan Stop Loss Dan Target Dengan Price Action

Martin

Jika kita ingin mengatur dana trading dengan benar, maka wajib menentukan level stop loss dan target profit saat masuk pasar. Salah satu caranya menggunakan Price Action.

Level stop loss dan target profit semestinya wajib digunakan dalam trading forex. Ada yang menentukan stop loss dan target bersamaan dengan saat entry, ada pula yang menentukan target profit tanpa stop loss atau sebaliknya. Apapun alasannya, jika kita ingin menerapkan money management dengan benar, maka wajib menentukan level stop loss dan target profit saat masuk pasar. Banyak trader yang menentukan level stop loss dan target profit berdasarkan level support, level resistance atau level psikologis, tetapi banyak pula yang hanya dengan perkiraan saja.

Sebagai alternatif, dalam artikel ini dicontohkan bagaimana trader yang menggunakan metode price action menentukan level stop loss dan target profit. Metode ini relatif sederhana dan mudah diterapkan. Sesuai alur dalam money management, kita harus berpikir tentang besarnya resiko terlebih dahulu sebelum profit yang mungkin kita peroleh. Setelah menentukan level stop loss, kemudian kita melakukan position sizing untuk menentukan ukuran lot (atau volume) per trade, baru setelah itu risk/reward ratio.

Menentukan Level Stop Loss

Tentukan stop loss pada level yang paling logis, artinya level dimana sinyal trading kita sudah tidak lagi valid, sesuai dengan metode trading yang kita gunakan. Bagi trader yang menggunakan metode price action, stop loss tidak harus selalu ditentukan pada level support atau resistance terdekat, tetapi pada level yang paling obyektif dimana pasar telah menganggap posisi trading kita memang salah. Dengan berpegang pada konsep logis dan obyektif, jarak level stop loss hendaknya ditentukan sedekat mungkin dengan level entry agar bisa exit sedini mungkin jika kita salah posisi atau salah analisa.

Contoh 1: level stop loss pada pin bar.



Pada gambar downtrend diatas, kita entry posisi sell pada bar setelah pin bar. Level stop loss yang logis dan paling aman adalah beberapa pip diatas ekor pin bar (jika di dekat area tersebut tidak terdapat level resistance yang signifikan). Seandainya harga berbalik arah dengan cepat hingga melampaui ekor pin bar dan stop loss kita kena, berarti yang kita perkirakan sebagai pin bar tersebut tidak valid, bisa disebabkan karena tidak adanya faktor pendukung (support/resistance, moving average) atau memang kita salah analisa.

Contoh 2: level stop loss pada inside bar.

Pada pergerakan uptrend diatas, kita entry posisi buy pada bar setelah inside bar. Seperti diketahui inside bar mengindikasikan penerusan trend (trend continuation). Level stop loss yang logis ditentukan beberapa pip dibawah level terendah inside bar.

Contoh 3: level stop loss pada pin bar reversal signal.



Pada pin bar yang mengindikasikan pembalikan (reversal) trend seperti gambar diatas, level stop loss bisa ditentukan tepat pada level terendah pin bar (untuk downtrend ke uptrend seperti pada contoh), atau level tertinggi pin bar (dari uptrend ke downtrend). Bisa juga diambil beberapa pip dibawah atau diatas level pin bar reversal-nya, tergantung posisi entry.

Contoh 4: level stop loss pada kondisi pasar ranging (sideways).

Kita sering menemui setup price action yang cukup valid pada kondisi pasar ranging seperti pada gambar contoh diatas. Dalam hal ini kita entry posisi sell pada bar setelah pin bar. Level stop loss kita tentukan pada area di luar trading range, dan beberapa pip diatas pin bar. Untuk posisi buy sebaliknya.

Contoh 5: level stop loss pada kondisi pasar trending.



Pada gambar di atas, tampak kondisi pasar downtrend dan setup fakey bar yang mengalami penolakan (rejection) pada level resistance dan mengakibatkan false break untuk pembalikan arah trend (reversal), sehingga arah pergerakan harga tetap downtrend. Untuk posisi sell yang kita buka setelah fakey bar, penempatan level stop loss yang logis adalah beberapa pip di atas level tertinggi (ekor) fakey bar. Untuk pergerakan uptrend sebaliknya.

 

Contoh gambar di atas adalah kondisi break-out dimana harga memang benar menembus level resistance yang diindikasikan oleh pin bar dan penutupan harga pada bar setelahnya. Untuk posisi buy pada entry point yang kita buka, level stop loss yang logis adalah diantara penutupan harga pin bar dan level terendah (ekor) pin bar, dengan asumsi jika harga bergerak balik melampaui level terendah pin bar sehingga terjadi false break, berarti pin bar tersebut tidak cukup valid atau break-out yang terjadi memang lemah. Untuk kondisi break-out kadang-kadang bisa menjadi false break sehingga level stop loss perlu diperketat.

Catatan: untuk pin bar yang terjadi dekat dengan level-level support atau resistance, hendaknya level stop loss ditempatkan beberapa pip diatas atau dibawah level resistance atau support karena pergerakan harga biasanya menembus level-level itu terlebih dahulu sebelum berbalik arah.

Menentukan Level Target (Take Profit)

Dalam kaidah money management yang benar, level target atau exit selalu ditentukan sesuai dengan risk/reward ratio yang direncanakan. Namun demikian level target yang kita tentukan harus logis dan obyektif sesuai kondisi pergerakan harga pasar. Sebagai contoh seperti pada gambar dibawah, kita masih bisa menentukan level target hingga 2R (2 kali besarnya resiko dalam pip) dengan asumsi pergerakan harga minimal akan menyentuh level resistance sebelum berbalik arah. Untuk level target diatas resistance lebih beresiko kecuali kita menggunakan fasilitas trailing stop.

Pada contoh gambar di bawah, tampak ada 2 level support kunci yang tentunya akan cukup kuat untuk bisa ditembus. Jika kita merencanakan level take profit sebesar 2 kali resiko (2R) atau lebih, kita bisa menggunakan trailing stop dengan jarak 1R, atau menggeser level stop loss secara manual dengan terlebih dahulu menentukan level target sebesar 1R. Hal ini untuk mengantisipasi terjadinya false break pada level support kunci.

Jika level support atau resistance kunci ternyata lebih kecil dari 1R, kita lebih bijak untuk memilih tidak masuk pasar.

Sebagai kesimpulan, yang penting untuk diperhatikan adalah hendaknya kita menentukan resiko terlebih dahulu sebelum level target yang telah kita rencanakan. Untuk menentukan level take profit kita seharusnya realistis dan obyektif sesuai dengan kondisi pergerakan harga pasar. Tidak peduli apakah account trading kita US$100 atau US$100,000, cara menentukan besarnya resiko dan level target yang potensial adalah sama.



Klik di sini untuk tahu cara belajar dan menguasai trading dengan mudah.
Aji

mohon maaf sebelumnya saya malah bingung dengan kata2 ini dan saya newbie bisa terjerumus dengan hal ini: "Seandainya harga berbalik arah dengan cepat hingga melampaui ekor pin bar dan stop loss kita kena, berarti yang kita perkirakan sebagai pin bar tersebut tidak valid, bisa disebabkan karena tidak adanya faktor pendukung (support/resistance, moving average) atau memang kita salah analisa" apa bener jika STOP LOSS kita kena karena salah analisa? padahal ada yang bilang kalau market itu sebenarnya bergerak bebas dan kita hanya berasumsi, valid dan tidak apakah kita bisa tau sebelum terjadi ? mohon maaf dan terimakasih banyak

Martin S

@ Aji:
Benar, market bergerak bebas, tetapi kemungkinan arah pergerakannya bisa diprediksi sebagai dasar untuk analisa. Sebagian besar analis teknikal percaya bahwa history repeats itself atau histori pergerakan harga akan selalu berulang. Meskipun tidak semua analis sependapat, tetapi mereka sepakat pada satu hal yaitu bahwa resistance dan support sangat penting dalam analisa, yaitu sebagai patokan batas-batas level pergerakan harga sehingga bisa digunakan untuk menentukan level stop loss dan take profit. Baca juga: Kekuatan Support-Resistance Level dan Manfaat Support Dan Resistance Valid atau tidak valid bukanlah suatu kepastian tetapi besar atau kecilnya kemungkinan. Valid berarti kemungkinan untuk benar besar dan sebaliknya kurang valid artinya kemungkinan untuk benarnya kecil. Kita memang berasumsi, tetapi berdasarkan prediksi dari hasil analisa kemungkinan-kemungkinan yang bisa terjadi. Jadi asumsi kita tidak berdasarkan feeling…

Sukomo Putra

@Aji kita memang berasumsi tapi berasumsi berdasarkan analisa teknikal, fundamental, trend. Judi juga berasumsi, tapi berdasarkan nasib dan tebak-tebakan. Kita jadi pedagang di pasar juga berasumsi beli cabai 100kg di grosir cabai untuk dijual lagi eceran dan berasumsi cabai akan naik. Bedanya pedagang cabai ini dengan penjudi, pedagang cabai ini berasumsi besok weekend pasti banyak orang yg butuh cabai, pedagang cabai ini juga berasumsi hampir menjelang hari raya harga cabai akan naik dari pengalaman tahun-tahun sebelumnya, asumsi pedagang cabai ini adalah analisa yg kemungkinan benarnya sudah teruji dan tingkat kepercayaannya sudah diatas 70%.

Kemudian timbul pertanyaan bagaimana jika cabai 100kg itu tidak laku, kan pasar itu bebas banyak pedagang, bisa saja cabai banjir dari petani harga cabai jatuh. kembali ke pepatah zaman romawi kuno waktu alexander yg agung lagi bicara di depan petani romawi, tidak ada kebenaran yg 100% sekalipun itu keluar dari raja maka itu hai petani-petani romawi pasanglah Stop Loss. Salam Profit, tetap semangat.

Fatur

Ukuran pip stop loss itu gimana ya.

Misal kita mau sell pair eur/usd. Dan buka posisi di harga 1.13000.

Stop loss katakanlah 100 pip. Apakah stop loss kita pasang di harga 1.13100 atau 1.12000? (koma 5 digit)

Martin S

@ Fatur:

Harga EUR/USD pada 1.13000. Ini berarti Anda menggunakan platform tradinh yang 5 digit, yang mana digit terakhir menunjukkan angka pecahan desimal.
Harga 1.13000 artinya 1.1300 (koma) 0.
Kalau Anda open sell di harga 1.13000, dan akan setting stop loss (SL) sebesar 100 pip, berarti SL Anda di level 1.14000. Ingat: sell berarti SL-nya harus lebih tinggi..





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE